Sukses

Cerita Akhir Pekan: Deretan Aktivitas Unik yang Tercipta Akibat Pandemi Corona

Situasi pandemi mendorong sejumlah orang untuk melakukan beragam aktivitas kreatif dan bahkan unik. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mencegah meluasnya pandemi corona Covid-19, masyarakat diminta melakukan karantina mandiri. Baik di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya, kebijakan karantina mandiri itu, termasuk melakukan kegiatan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.

Meski berada di rumah, penting sekali untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan untuk terhindar dari paparan kuman dan virus. Bukan cuma cuci tangan sesering mungkin, mencari aktivitas dan kesibukan di rumah juga penting agar tubuh tetap bugar dan sehat selama WFH.

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendorong masyarakat dunia untuk melakukan berbagai aktivitas di rumah. Situasi itu mendorong sejumlah orang untuk melakukan beragam hal kreatif dan bahkan unik.

Dilansir dari beragam sumber, berikut ada enam aktivitas unik yang tercipta karena anjuran di rumah aja selama pandemi corona Covid-19.

1. Berkebun

Kegiatan atau aktivitas yang mungkin selama ini jarang diminati tapi jadi tren di masa pandemi adalah berkebun. Banyak yang menganggap berkebun sebagai hobi yang menyejukkan, hobi ramah keluarga, yang juga meredakan kekhawatiran akan keamanan pangan karena karantina telah memperlambat panen dan distribusi beberapa hasil panen.

Karena itu ada yang menanam sayuran dan buah-buahan di rumah mereka. Ada juga yang menanam tanaman herbal.Hal itu dilakukan oleh Indah Setyorini yang tinggal di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Meski sudah lama tidak bekerja dan lebih fokus mengurus suami dan kedua anaknya, Indah baru kali ini berkesempatan menyalurkan hobi berkebun.

"Dulu waktu belum menikah sempat berkebun di rumah, tapi lebih ke tanaman hias. Sekarang bisa punya waktu lagi buat berkebun, tapi pilih yang bisa kita pakai langsung, jadi bisa memanfaatkan waktu buat hal-hal yang lebih berguna buat kita," ungkapnya saat dihubungi melalui telepon, Kamis, 7 Mei 2020.

Ia terdorong untuk menghasilkan sendiri pangan bersumber tanaman yang dibutuhkan keluarga. Hal itu berawal dari meroketnya harga empon-empon, seperti jahe dan kunyit. Kenaikan harga terjadi karena tanaman tersebut banyak dicari untuk memperkuat daya tahan tubuh agar tak mudah terkena penyakit.

"Tanahnya memang nggak terlalu luas, kebetulan ada tanah sedikit di belakang rumah. Saya mencoba menanam empon-empon sendiri. Sekarang saya juga coba menanam beberapa sayuran kayak bayam, kangkung dan buncis, semuanya cepat dipanen, jadi saya enggak harus sering keluar rumah buat belanja sayuran," tuturnya.

2. Meditasi dan Hipnosis

Masa karantina mandiri bisa digunakan sebagai momen meditasi dan hipnosis agar lebih mengenal karakter diri sendiri. Tidak perlu berlebihan, meditasi dan hipnosis bisa dilakukan mulai dari lima menit per hari.  Anda bisa mengunduh aplikasi meditasi dan hipnosis seperti Headspace, Calm, Insight, atau Simpe Habit.

Kalau malas mengunduh aplikasi, ada banyak program meditasi dan hipnosis di Youtube dan Spotify yang bisa dicoba.  Hal itu dicoba oleh Imelda Rosco yang menjalani meditasi selama karantina mandiri. Wanita yang bekerja di sebuah kantor konsultan marketing ini mengaku sudah tertarik mengikuti meditasi sebelum terjadi pandemi.

Tapi karena kesibukan bekerja membuatnya selalu menunda-nunda untuk mendaftar kelas meditasi. Kebijakan Work From Home (WFH) sebagai dampak pandemi akhirnya membuatnya punya lebih banyak waktu luang.

"Saya sudah daftar kelas meditasi online dari akhir Maret kemarin, kelasnya lewat aplikasi online. Bisa dilakukan bareng-bareng dan bisa kita ulang sendiri. Motivasi utama ikut meditasi karena ada gangguan kurang susah tidur," terang Imelda pada Liputan6.com, Kamis, 7 Mei 2020.

Setelah beberapa kali menjalani kelas meditasi, gangguan sulit tidur yang dialami wanita lajang yang tinggal di Jakarta ini sudah mulai berkurang. "Sekarang sudah mulai berkurang, sudah mulai lancar tidur malamnya. Badan juga terasa lebih fit dan pikiran lebih fresh. Makanya saya jadi makin semangat ikut kelas meditasi," ujarnya lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Membuat Komik

Masa karantina di rumah akibat pandemi Covid-19 bisa dimanfaatkan dengan berbagai cara yang unik dan kreatif. Salah satunya dengan membuat kreasi gambar bercerita (komik). Seperti yang dibuat oleh dua orang gadis cilik asal Kota Bandung, Jawa Barat ini.

Keduanya bernama Cahaya Shareefa (11 tahun) dan Aghniya Maulany (8 tahun). Mereka membuat komik yang diterbitkan Muffin Graphics yang juga berbasis di Bandung.  Dilansir dari laman resmi Muffin Graphics dan akun Instagramn keduanya, Cahaya mengasah bakatnya dengan membuat komik berjudul "Di Rumah Saja".

Komik tersebut menceritakan tentang aktivitasnya di rumah selama Physical Distancing dengan belajar melalui media daring dan berlatih sepatu roda kegemarannya. Sementara itu, Aghniya Maulany juga membuat sebuah komik dengan judul “Saling Melindungi” dan diterbitkan di dalam satu buku yang sama. Komik karya Aghniya juga bercerita tentang kesehariannya untuk melindungi keluarganya agar terhindar dari wabah Covid-19 yang sangat berbahaya.

Yang menarik, pengalaman menghindari paparan dari virus Corona itu dibuat berdasarkan sudut pandang dari anak-anak.Misalnya saja, mengingatkan keluarganya untuk selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan agar bisa terhindar dari paparan virus berbahaya tersebut.

Kedua karya komik tersebut merupakan hasil kolaborasi antara anak-anak dengan para ilustrator profesional.Kedua anak tersebut mengirimkan naskah komik sebanyak dua halaman ke penerbit.

Setelah melalui proses seleksi yang ketat, selanjutnya naskah komik tersebut digambar ulang menjadi beberapa halaman lagu oleh ilustrator, agar layak terbit dan enak dibaca. Komik Next-G bisa diperoleh di toko-toko buku maupun toko online terkemuka.

4. Menyemprot Disinfektan

Sejak corona menjadi pandemi, menjaga kebersihan jadi hal penting yang dilakukan banyak orang. Bukan hanya mencuci tangan atau memakai masker, tapi juga menyemprotkan cairan disinfektan.

Cairan ini biasanya disemprotkan ke barang-barang yang terbuat dari plastik dan stainless steel karena bakteri atau virus itu dapat menempel sampai dua atau tiga hari.Karenanya, disarankan untuk membersihkan dengan cairan disinfektan di bagian-bagian permukaan di rumah, terutama yang sering dipegang.

Ini jadi kebiasaan baru yang unik bagi beberapa orang. salah satunya Enny Astuti. Warga Jakarta Selatan ini cukup sering menyemprotkan disinfektan terutama pada barang-barang yang sering dipakai di rumah, termasuk bangku dan sofa, apalagi kalau ada tetangga atau keluarganya yang masuk ke dalam rumah.

"Ya sebenarnya saya dan keluarga tidak nerima tamu di rumah, tapi kadang-kadang tetangga ada yang mampir minta tolong atau kasih makanan. Terus adik saya dan sepupu saya juga kadang mampir sebentar ke rumah. Setelah mereka pulang, saya langsung cuci tangan dan semua barang dan peralatan saya semprot disinfektan, apalagi yang sempat dipegang tamu saya," tuturnya saat dihubungi melalui telepon, Jumat, 8 Mei 2020.

Selain membeli, Enny juga mengaku beberapa kali membuat disinfektan sendiri di rumah. "Saya terinspirasi dari postingan mbak Najwa Shihab di Instagram. Waktu itu saya lihat di Instagramnya ada petunjuk membuat disinfektan sendiri. Saya ikutin soalnya caranya gampang tapi manfaatnya bagus banget buat jaga kesehatan kita," sambungnya.

3 dari 4 halaman

5. Lomba Lari Daring

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan imun tubuh adalah dengan berolahraga. Hal itu mendasari diadakannya lomba lari di tengah pandemi yang diberi nama Lean One Me Run/Walk.

Lomba virtual atau daring itu digagas oleh Yayasan DNC Compassion At Work . Para peserta pun dapat melakukan donasi untuk penanggulangan pandemi Covid-19. DNC Compassion At Work adalah yayasan yang ditangani oleh Firma Hukum Hendra Soenardi. DNC sendiri fokus pada pemberdayaan perempuan dan anak melalui psikoedukasi.

Karena itu, Lean on Me Run/Walk dapat menjadi wadah edukasi untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan psikis pada masa pandemi. Dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Jumat, 8 Mei 2020, Lean on Me Run/Walk dilaksanakan dengan tetap mematuhi aturan pembatasan sosial. Sehingga, peserta dapat berlari di rumah dengan alat treadmills atau berjalan di pekarangan rumah.

Lomba ini tidak dipungut biaya alias gratis dan sudah digelar untuk jarak 5K pada 19 April lalu dan diikuti oleh 106 peserta. Sedangkan untuk nomor 10K digelar pada 25 – 26 April 2020. Lalu, ada perlombaan lari virtual 21K yang digelar pada 2 Mei 2020 serta 42K yang waktu penyelenggaraan masih belum ditentukan.

Untuk mengikuti lomba ini, peserta tidak harus menyelesaikan nomor yang diikuti dalam satu tahap. Peserta bisa istirahat dulu, makan, minum atau mandi asalkan bisa menyelesaikan sesuai waktu yang sudah ditetapkan.

DNC Compassion At Work akan memberikan donasi senilai Rp 25 ribu tiap peserta berlari mencapai 5 kilometer untuk nomor 5K, dan Rp 100 ribu tiap peserta berlari mencapai 10 kilometer untuk nomor 10K sampai batas maksimum Rp 20 juta. Dana yang terkumpul akan diberikan melalui gerakan #BagiAsa kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19.

Gerakan #BagiAsa yang merupakan kolaborasi empat media yaitu Katadata, Bisnis Indonesia, SWA dan KBR. Dalam pelaksanaannya, gerakan #BagiAsa bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FoI), Accelerice, dan Firma Hukum Hendra Soenardi.

6. Warung Gratis

Ada banyak cara bisa dilakukan untuk saling tolong menolong warga yang terdampak pandemi. Termasuk di antaranya, memberikan bantuan dalam bentuk bahan makanan secara gratis sampai barter dengan cara yang tak biasa. Misalnya denngan membuat warung gratis.Kegiatan inilah yang dilakukan oleh warga Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

Mereka secara swadaya berdonasi berbagai bahan pokok makanan untuk warga sekitar yang membutuhkan. Cara yang dilakukan pun terkesan tidak biasa. Kalau biasanya donasi atau sumbangan bahan makanan diberikan secara langsung, mereka justru secara swadaya membangun sebuah tempat yang digunakan untuk mengaitkan bahan makanan yang didonasikan.

Kades Plalangan, Ipin Herdianto mengatakan, program donasi ini diberi nama warung gratis. "Untuk warung gratis ini bukan berbentuk warung seperti biasa. Melainkan melainkan sebuah papan yang dilengkapi dengan paku untuk mengaitkan bahan makanan yang akan disumbangkan secara gratis," terangnya, seperti dilansir dari merdeka.com. 30 April 2020.

Nantinya papan itu tidak hanya diisi oleh pihak pemerintah desa saja, tapi juga bagi donatur lain jika ada yang mau menyumbang. Sumbangan bisa berupa sayuran, buah bahkan takjil untuk berbuka puasa. Sedangkan warga yang membutuhkan bisa langsung mengambil bahan makanan yang ingin digunakan secara gratis.

Dengan begitu, konsep subsidi silang diberlakukan. Karena mereka yang mempunyai kelebihan bisa membantu. Sebaliknya, mereka yang kekurangan juga bisa terbantu. Ipin Herdianto menambahkan, kegiatan ini sudah berjalan sejak awal Ramadan. Hampir setiap hari banyak donatur yang memberikan donasinya untuk warung gratis ini.

Menurutnya, cara ini cukup efektif untuk meningkatkan rasa kepedulian karena respons masyarakat sekitar cukup bagus untuk terus berdonasi. Selain itu, hal ini bisa mengingatkan masyarakat dengan proses barter seperti zaman dahulu. Proses jual beli seperti ini rasanya tidak pernah ditemukan lagi di era modern sekarang.

4 dari 4 halaman

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.