Sukses

Najwa Shihab Berapi-api Bicara Pentingnya Percaya pada Anak Muda Indonesia

Apa alasan Najwa Shihab mempercayai anak muda Indonesia?

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang kini tak kenal dengan Najwa Shihab? Jurnalis senior yang lekat dengan program Mata Najwa itu baru-baru ini menerima rangkaian sesi wawancara dengan sejumlah media. Ia ingin bicara tentang gerakan yang diinisiasinya beberapa waktu belakangan ini, seputar anak muda.

Mengenakan kaus hitam berlengan pendek bertuliskan Indonesia Butuh Anak Muda, putri kedua ahli tafsir Alquran Quraish Shihab itu menerima tim Liputan6.com dengan jabat tangan hangat. Pertanyaan pun mengalir seputar gerakan yang dinamakan serupa dengan tulisan yang tercetak pada kausnya.

"Mengapa Indonesia butuh anak muda? Karena ada banyak alasan kita harus beri kepercayaan pada anak muda untuk bisa bawa perubahan di negeri ini," jawab Najwa saat merespons pertanyaan itu, Jumat siang, 7 Februari 2020.

Ia bahkan membuat konten khusus terkait pertanyaan itu. Namun, ia menjelaskan beberapa di antaranya. Yang pertama, dilihat dari kacamata sejarah, sejumlah momentum besar yang memengaruhi negeri ini dipelopori oleh anak muda.

Sumpah Pemuda, misalnya. Bahkan sebelum negeri bernama Indonesia diproklamirkan, anak-anak muda sudah berkumpul dan berjanji untuk setia pada Tanah Air.

"Kemerdekaan, Peristiwa Rengasdengklok yang mendorong memproklamirkan negeri ini. Reformasi 98, bagaimana rezim berganti dan menumbuhkan harapan, itu anak muda." "Yang terakhir Reformasi Dikorupsi. Demo ketika kita menentang undang-undang yang tidak aspiratif, itu pun didorong dipelopori anak-anak muda. Jadi kalau dari segi historis, bangsa ini adalah bangsanya anak-anak muda," sambung perempuan yang akrab disapa Nana itu dengan bersemangat.

Sementara, dilihat dari kacamata kebutuhan, ia menyebut anak muda lah kelompok warga negara yang masih punya energi untuk mau belajar dan mengambil risiko. Anak muda juga identik dengan semangat untuk mencoba hal-hal baru.

"Saya percaya bangsa ini harus dikelola oleh orang-orang yang masih mau belajar," ujar Najwa Shihab.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Melek Teknologi dan Lebih Toleran

Berikutnya, ia menyebut soal perkembangan teknologi digital yang makin tidak bisa dipisahkan dari anak-anak muda. Ia menyebut orang-orang muda lah yang bisa nyaman dan memberdayakan teknologi serta tidak diperdaya oleh teknologi. Hal itu lantaran ia lahir di tengah perkembangan digital.

"Itu bisa terlihat, dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, generasi milenial dan Z sekarang jauh lebih tahan hoaks dibandingkan yang tua...mungkin karena digital native, terbiasa dengan kecepatan, tidak lagi gagap ketika menerima informasi," terang Najwa.

Berbeda dengan generasi tua yang tidak terbiasa dengan kecepatan, sambung Najwa, ketika dapat informasi tidak sabar ingin langsung menyebarkan. Mereka menganggap kecepatan untuk hal itu sebagai kemewahan.

"Coba perhatiin yang biasa nyebar hoaks di grup Whatsapp keluarga itu siapa? Yang lebih tua, kan? Om, Tante, dan itu memang ada penelitiannya tentang hal itu," katanya.

Terakhir, Nana percaya anak muda diperlukan lantaran terbiasa dengan perbedaan. Ia menyinggung penelitian yang mendukung keyakinannya. Penelitian yang tak disebutkan detail itu, menurut dia, menunjukkan anak muda jauh lebih terbuka terhadap hal yang berbeda.

"Dan di negeri yang sangat beragam seperti ini, penting untuk mempunyai kemampuan tidak mudah menghakimi orang lain atas perbedaan ras, agama, atau suku," kata dia.

3 dari 3 halaman

Masalah Anak Muda

Meski begitu, Nana mengakui anak muda zaman sekarang bukan tak punya masalah. Bullying menjadi momok, meski menurut dia, hal itu merupakan problem di semua kalangan. Lagipula, ia lebih menyukai untuk mengedepankan semangat optimistis.

"Tapi, kemampuan dan kesempatan untuk lebih meningkatkan skill atau kualitas yang seharusnya melekat di anak muda karena adanya perbedaan usia, perbedaan kesempatan, dan perbedaan tantangan, itu yang membuat anak muda seharusnya punya kemampuan untuk menanggulangi itu," kata dia.

Nana juga menyinggung soal kepedulian anak muda terhadap urusan publik. Ia menyebut tugas sejumlah pihak, khususnya media, untuk bisa mendekatkan urusan tersebut dengan keseharian anak muda sehingga mereka mau peduli.

"Peduli bumi, nampaknya isu yang besar, tetapi peduli bumi keseharian, mengurangi sampah plastik, atau membawa kantong, itu kan urusan keseharian yang sangat lokal. Dan kalau dilakukan secara bersama-sama dan sangat masif, bisa menyelesaikan masalah yang ada," ia menerangkan.

Untuk itu, ia berencana meluncurkan Gerakan Indonesia Butuh Anak Muda tepat pada perayaan satu dekade Mata Najwa, 19 Februari 2020. Bertempat di Ciputra Artpreuneur, acara akan berlangsung dari siang hingga malam hari dengan menggelar beragam kegiatan, meliputi talkshow, workshop, hingga ruang partisipasi.

Para pembicara yang dihadirkan adalah perwakilan anak-anak muda dari berbagai sektor. Salah satunya adalah Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia.

"Ini gerakan yang kita harap berkelanjutan, dan gerakan yang tidak hanya di Jakarta, tetapi juga berbagai daerah di Indonesia. Kita ada rencana bawa roadshow gerakan ini," ucap Nana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.