Sukses

Susur Sungai Depok, Puteri Indonesia Lingkungan Ikut Pungut Sampah Plastik

Jolene menyayangkan banyaknya sampah plastik di Sungai Pesanggrahan, Limo, Depok, yang seharusnya bisa jadi kawasan wisata.

Jakarta - Salah satunya adalah Puteri Indonesia Lingkungan 2019, Jolene Marie Rotinsulu. Ia ikut mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik sebagai pembungkus untuk mendukung upaya penurunan limbah plastik yang dinilai merusak lingkungan.

Jolene berkampanye dengan aksi bersih-bersih, yaitu memunguti sampah plastik di sepanjang Sungai Pesanggrahan, Limo, Depok, Jawa Barat. Aksi itu dilakukannya bersama komunitas Bocah Kali Pesanggrahan (Bokap) dengan menggunakan perahu karet

"Saya sangat prihatin dengan kondisi sungai. Di sepanjang sungai Pesanggrahan, ada banyak sampah limbah rumahtangga, mulai dari sampah kantong plastik, stryrofoam, bekas botol minuman. Bahkan, kepala saya terkena sampah plastik yang menempel di batang pohon yang menjulur ke sungai," tutur Jolene, dilansir dari Antara, Rabu, 14 Agustus 2019.

Menurut perempuan 23 tahun ini, sungai Pesanggrahan seharusnya bisa menjadi destinasi wisata yang menarik, sehingga memberikan pemasukan khusus pemerintah setempat. Sayangnya, sungai ditumbuhi pepohonan rindang sepanjang bantarannya itu dipenuhi sampah limbah rumah tangga.

"Kalau saja masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa nggak membuang sampah sembarangan, wah, bagus banget. Anak-anak masih banyak yang mandi di kali Pesanggrahan lho,"  tukas Jolene.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terus Berkampanye dan Mengedukasi

Selain bersih-bersih sungai yang dilakukan pada Selasa, 13 Agustus 2019, Jolene juga mendatangi Komunitas Penggiat Lingkungan Limo yang memberdayakan bekas sampah, semisal kantong plastik, koran bekas, botol bekas minuman, tutup, bungkus bekas kopi, bekas deterjen dan banyak lagi sampah lainnya.

Sampah sampah plastik dari sungai itu dikumpulkan dan sebagian dibawa untuk diolah menjadi tas, dompet, tikar dan lainnya. Jolene bersama komunitas kemudian mendaur ulang sampah plastik menjadi beragam benda yang memiliki nilai ekonomis seperti kantong plastik yang dibuat menjadi dompet.

Kertas koran dibuat menjadi nampan, bungkus kopi dibuat menjadi tikar dan masih banyak lagi limbah sampah rumah tangga yang dibuat beragam benda menarik. Jolene mengaku akan terus mengkampanyekan dan mengedukasi masyarakat agar dapat menggantikan penggunaan plastik dengan kantong ramah lingkungan.

Dia juga meminta pemerintah agar mengeluarkan peraturan kepada pelaku industri agar dapat meminimalisir penggunaan plastik serta kebijakan bagi pelaku usaha untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.