Sukses

Kisah Rumah Bersama 7 Sahabat Seharga Rp8 Miliar

Rumah berada di kaki bukit cantik ini rencananya akan ditempati tujuh sahabat di masa pensiun.

Liputan6.com, Jakarta - Memboyong cerita series populer The Golden Girls ke dunia nyata, tujuh sahabat memutuskan tinggal bersama di masa pensiun. Mewujudkan hal itu, mereka membeli sebuah rumah tempat mereka bakal menghabiskan masa tua.

Melansir dari Bored Panda, Senin (15/7/2019), gagasan ini awalnya muncul dalam bentuk bercandaan. Seiring waktu, tujuh perempuan asal Tiongkok ini menganggap celetukan itu sebagai cara terbaik menghabiskan masa pensiun.

Rencana ini kian dekat direalisasikan saat salah satu dari mereka berhasil menemukan rumah seluas 700 meter persegi di pinggiran Guangzhou. Tak menunggu waktu lama, rencana ini pun dieksekusi.

Mereka bertujuh diketahui sudah saling kenal lebih dari 20 tahun lalu. Persahabatan yang direkatkan waktu ini membuat mereka sudah berpikir menghabiskan masa tua bersama selama tak kurang dari 10 tahun belakangan.

"Kami akan tinggal bersama saat kami berusia 60 tahun dan menjalani hari-hari pensiun," kata salah satu dari mereka pada Yitiao yang dirangkumkan Bored Panda. Tahun lalu, ketujuh sahabat ini resmi membeli rumah masa tua senilai 4 juta yuan atau setara Rp8 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rumah Impian Ketujuh Sahabat

Rumah bata merah yang semula terabaikan itu dengan cepat disulap jadi mansion modern nan cantik. Bangunan 3,5 lantai itu dikungkung perbukitan, hutan, dan kebun yang menjanjikan naunsa tenang di masa pensiun ketujuh sahabat.

Rumah ini terdiri dari ruang yang dipakai bersama-sama di lantai dasar dan kamar tidur terpisah untuk mereka bertujuh di lantai atas. Interiornya terdiri dari ragam furnitur, di mana kebanyakan mereka didatangkan dari India dan Maroko,

Tujuh sahabat in sangat suka teh, jadi rumah mereka dilengkapi semacam tea pavilion yang masih tersambung lewat sebuah jalan setapak terbuat dari kayu. Bisa diakses satu jam berkendara dari kota terdekat, nuansa tenang sangat terasa di sini.

"Kami mungkin akan memasak bersama, bakar-bakaran di kebun, bernyanyi, dan mengumpulkan bahan makanan di desa," tutur salah satu dari mereka. "Kami bercanda bahwa setiap orang harus berlatih satu kemampuan," sambung yang lain.

"Jadi, kami tidak akan kesepian dan malah bertengkar 10 tahun kemudian. Beberapa dari kami sangat pandai memasak. Beberapa juga tahu resep obat Cina, main beberapa instrumen, dan bagaimana cara berkebun," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.