Sukses

Memphis Meats Kembangkan Bisnis Daging Tanpa Membunuh Hewan

Memphis Meats sedang gencar bisnis daging berbasis sel yang diproduksi di laboratorium.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah startup di California, Amerika Serikat, Memphis Meats, sedang gencar membuat daging berbasis sel yang diproduksi di laboratorium. Daging ini didapat tanpa membunuh satu ekor hewan pun karena dibuat hanya dengan mengambil sel hewan.

"Kami ambil sel dari binatang berkualitas tinggi. Kami kasih sel-sel ini nutrisi yang dibutuhkan hingga jadi daging. Setelah jadi daging, kami memanen,dan memasaknya dengan produk yang kami sukai," ujar Uma Valeti dalam sebuah video yang diunggah dalam akun @voaindonesia, Kamis (11/7/2019).

Daging berbahan sel lebih ramah lingkungan karena tak perlu pelihara ternak, kurangi emisi dan gas rumah kaca, dan tekan eksploitasi hewan.

Dengan biaya produksi jauh lebih murah, daging berbasis sel ini pada 2040 akan mendominasi 35 persen konsumsi daging di seluruh dunia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan yang Dihadapi

Memphis Meats berbasis di Emeryville, California, adalah salah satu dari sejumlah besar startup di seluruh dunia yang membuat daging berbasis sel. Memphis Meats yang memproduksi ayam, sapi, dan bebek, telah mendapat investasi dari miliarder Richard Branson dan Bill Gates.

Dilansir dari Japan Times, Kamis (11/7/2019), Uma Valeti merupakan seorang mantan ahli jantung yang ikut mendirikan Memphis Meats pada 2015 setelah melihat sel induk untuk mengobati penyakit.

Namun, daging yang dibudidayakan terlebih dulu itu harus mengatasi tantangan yang signifikan, termasuk menurunkan biaya produksi yang terlalu tinggi, menunjukkan kepada regulator bahwa itu aman dan menarik konsumen untuk menggigitnya.

"Masih jauh menjadi kenyataan komersial karena ada banyak rintangan yang harus kami tangani," kata Ricardo San Martin, Direktur Penelitian Program Daging Alternatif di University of California, Berkeley. "Kami tidak tahu apakah konsumen akan membeli ini atau tidak."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.