Sukses

Kebiasaan Unik Nh Dini Usai Menulis Karya Terbaru

Sastrawan Nh Dini meninggal akibat kecelakaan usai pulang dari terapi tusuk jarum pada Selasa (4/12/2018).

Liputan6.com, Jakarta – Kabar duka datang dari dunia sastra Indonesia, sastrawan Nh Dini meninggal dunia akibat kecelakaan yang menimpanya pada Selasa (4/12/2018). Perempuan yang memiliki nama Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29 Februari 1936.

"Wafat, Nh.Dini. Kabar yg saya terima karena kecelakaan mobil. Novelis kelahiran 1936 ini sastrawan terkemuka dari generasi yg muncul pertama kali di majalah Kisah. Karyanya: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko. Semoga ia beristirahat dalam damai," kicau sastrawan Goenawan Mohamad lewat akun Twitter-nya @gm_gm, Selasa (4/12/2018).

Pada 2017, Dini menerima penghargaan prestasi seumur hidup (Lifetime Achivement Award) dari penyelenggara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) di Bali. Bagi Dini, sastra adalah dunianya.

"Saya telah menekuni bidang ini selama 60 tahun dan berharap bisa terus berkontribusi bagi sastra Indonesia," kata perempuan bernama lengkap Nurhayati Srihardini Siti Nukatin itu saat menerima penghargaan tersebut, seperti dikutip dari antaranews.com, Selasa (4/12/2018).

Penghargaan tersebut jadi bukti NH Dini mempunyai peran penting dalam dunia sastra Indonesia. Sebelumnya, ia sempat mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award bidang sastra pada 2011, SEA Write Award dari pemerintah Thailand pada 2003, dan penghargaan bergengsi lainnya.

Selain itu, penghargaan tersebut juga sebagai bukti bahwa keteguhan Nh Dini dalam berkarya. Ia sudah rajin menulis sejak duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Lebih dari 30 novel telah ditulisnya, beberapa di antaranya Pada Sebuah Kapal, La Barka, Keberangkatan, Namaku Hiroko, dan lain-lain.

Ia memiliki kebiasaan khusus saat menulis buku. Setelah proses penulisan sebuah karya selesai, Dini akan bermeditasi sambil melantunkan doa kepada Gusti Allah pada pukul 01.00-03.00 pagi.

Selain aktif menulis, Nh Dini sering diundang sebagai dosen tamu di kampus-kampus atau sebagai pembicara dalam acara-acara sastra dan budaya. Pada usia senjanya, ia memilih tinggal di wisma lansia di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah, karena tak ingin merepotkan orang lain.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.