Sukses

Kemenpar Bidik Wisatawan Malaysia Lewat Indonesia Tourism Table Top di Kuala Lumpur

Gencarnya Kementerian Pariwisata membawa brand Wonderful Indonesia ke luar negeri untuk mengejar target kunjungan 17 juta wisatawan ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara terus dilakukan Wonderful Indonesia. Berbagai treatment dilakukan. Kali ini, targetnya adalah Malaysia. Strateginya melalui Indonesia Tourism Table Top (ITTT) Kuala Lumpur II.

Gencarnya Kementerian Pariwisata membawa brand Wonderful Indonesia ke luar negeri bukannya tanpa sebab. Tahun ini, Kemenpar mencanangkan target 17 juta wisman. Jumlah ini akan semakin bertambah tahun 2019. Yaitu menjadi 20 juta kunjungan wisman.

Menurut Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Sumarni, Kemenpar menetapkan 3 strategi untuk mencapai target tersebut.

“Yaitu pemasaran melalui Visit Wonderful Indonesia (ViWI), Calendar of Events dan Digital Destination. Selain itu, pada tahun ini strategi yang diterapkan akan lebih fokus pada kegiatan hard selling, kerjasama dengan airlines dan wholesalers,” jelasnya, Minggu (2/9).

Dan salah satu pasar yang cukup menjanjikan untuk mendukung target itu adalah Malaysia.

“Kunjungan wisatawan Negeri Jiran ke Indonesia cukup tinggi. Menempati posisi ke-3, setelah Tiongkok dan Singapura,” terang Sumarni.

Berdasarkan realisasi wisman pada tahun 2017, kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 1.238.376. Jumlah ini meningkat 1.05% dibandingkan tahun 2016. Yaitu sebesar 1.225.458.

Sedangkan di tahun 2018, target Kemenpar untuk pasar Malaysia sebanyak 2.670.000 kunjungan wisatawan. Sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan inovatif untuk menggarap pasar ini.

“Sebagai upaya untuk mencapai target kunjungan tersebut, kita menyelenggarakan Indonesia Tourism Table Top (ITTT) Kuala Lumpur II. Kita berharap potensi wisatawan Malaysia bisa kita gali,” katanya.

Diterangkan Sumarni, strategi Kemenpar dalam pelaksanaan ITTT KL II, adalah dengan mempromosikan destinasi prioritas Borobudur. Salah satu tujuannya, untuk mendukung program prioritas Bappenas Tahun 2018.

“Kesempatan ini, akan kita manfaatkan juga untuk mempromosikan destinasi Danau Toba, juga penerbangan Silangit. Sebab, saat ini sudah ada rute langsung Subang – Silangit, serta untuk mempromosikan progam Hot Deals Jakarta,” jelasnya.

Kegiatan ITTT akan dilaksanakan 4 September 2018. Lokasinya di Double Tree by Hilton Hotel Kuala Lumpur. Sellers yang akan berpartisipasi sebanyak 43 sellers terdiri dari industri pariwisata Indonesia. Yaitu, tour operator/travel agent, dan hotelier yang berasal dari berbagai daerah. Seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Utara.

Selain itu buyers yang ditargetkan hadir adalah 120 local agent Kuala Lumpur dan sekitarnya yang merupakan anggota MATTA dan MCTA.Selain menggelar pertemuan bisnis atau BtoB Meeting dengan round robin system (buyers meets sellers), dilakukan juga sesi Indonesia Tourism Update. Tampil sebagai narasumber adalah perwakilan airlines. Yaitu Malindo Air dan AirAsia. Airlines akan mempresentasikan konektivitas dari Malaysia ke destinasi di Indonesia.

Narasumber selanjutnya adalah Achmad Sufyani. Ia akan mempresentasikan program Hot Deals Jakarta. Ada juga Laras dari Tim Percepatan 10 Destinasi Unggulan Kemenpar. Laras akan mempresentasikan destinasi pariwisata Borobudur. Usai presentasi akan dilanjutkan dengan tanya-jawab (interactive dialogue) dan acara jamuan makan.

“Dengan pelaksanaan ITTT KL II ini, diharapkan akan lebih banyak terjalin kontrak bisnis antara sellers Indonesia dengan buyers Malaysia. Selain itu, kita berharap ada update terbaru tentang destinasi pariwisata Indonesia kepada warganegara Malaysia. Karena hal ini ada akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik rencana kegiatan ini.

“Dengan kedekatan budaya, Malaysia masih sangat menggoda untuk dieksplorasi. Apalagi wisatawan asal Malaysia juga lumayan konsumtif. Jadi tak salah kalau kita menggali kebudayaan lokasi,” paparnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini