Sukses

Ini Penyebab Pariwisata Banyuwangi Makin Moncer

Banyuwangi menjadi kawasan destinasi wisata Indonesia yang terus berkembang saat ini.

Liputan6.com, Jakarta Banyuwangi menjadi kawasan destinasi wisata Indonesia yang terus berkembang saat ini. Selain memiliki banyak keindahan alam dan keanekaragaman budaya melalui beragam festival, ada faktor lain yang membuat kunjungan wisatawan ke daerah ini moncer, yaitu makin banyaknya penerbangan yang menuju kawasan ini.

Bupati Banyuwangi sendiri mengapresiasi penambahan jadwal penerbangan dari dan ke Banyuwangi. Hal ini, menurut Anas, menunjukkan pasar Banyuwangi terus berkembang, baik pasar wisatawan yang mau berlibur atau mereka yang punya kepentingan bisnis.

Saat ini saja ada lima penerbangan rute Jakarta-Banyuwangi (PP) yang dibuka tiga maskapai penerbangan tanah air. “Kami yang di Banyuwangi akan terus berbenah untuk menjadikan tempat ini nyaman dan layak dikunjungi, ini sudah jadi konsekuensi bertambahnya flight ke mari,” ungkap Anas menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Selasa (5/6/2018).

Sementara itu, perwakilan Citilink Banyuwangi, Dadang Teguh mengatakan, penambahan rute penerbangan baru Jakarta-Banyuwangi membuat mobilitas wisatawan menjadi semakin leluasa, mengingat ketersediaan tempat duduk per hari menjadi bertambah.

Citilink sendiri beroperasi dua kali sehari, poros Banyuwangi-Jakarta setiap harinya dilayani pukul 09.15 WIB (QG703) dan 15.45 WIB (QG701). Schedule penerbangan ini berlaku mulai Kamis (31/5).

“Saat ini jadwal yang dari Banyuwangi sudah baku, yaitu pagi dan sore hari. Ini berlaku mulai Minggu (3/6),” ungkap Dadang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pariwisata Terus Tumbuh

Sebelumnya jadwal flight Citilink dari Banyuwangi menuju Jakarta sempat mengalami penyesuaian. Efek kebijakan technical reason. Dengan kode flight QG, penerbangan pagi dari Banyuwangi sempat direvisi. Mulai Rabu (6/6) besok, rencananya jam keberangkatan pesawat nomor QG703 diubah menjadi 11.20 WIB. Dadang menegaskan, jam keberangkatan dari Banyuwangi berlaku permanen.

Sementara jadwal dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) untuk flight pagi pukul 05.25 WIB dengan pesawat QG700. Penerbangan siang dilakukan pukul 12.00 WIB dan memakai pesawat dengan nomor flight QG702. “Kalau agenda dari flight dari Jakarta ini juga sudah paten,” ujar Dadang.

Penambahan jumlah flight ini memang seiring pertumbuhan wisatawan menuju The Sun Rise of Java. Tingkat isian kursi atau seat load factor rute Banyuwangi ini sudah mencapai 80 persen per harinya.

Dadang juga menuturtkan, penambahan jadwal flight ini tidak terpengaruh dengan momentum Lebaran. Jadwal flight ini akan berlaku permanen. Citilink mengklaim, rencana penambahan flight harian sudah mulai direncanakan sejak Mei silam. Demi menunjang kenyamanan dan kapasitas angkut, Citilink juga akan mengaktivkan moda airbus begitu upgrade landas pacu bandara Banyuwangi selesai.

“Jadwal ini akan berlaku reguler. Untuk Lebaran tetap mengikuti regulasi yang berlaku. Kalau runaway sudah siap, kami bahkan akan mengoperasikan Airbus ke Banyuwangi. Yang jelas, penambahan jumlah flight ini sebagai respon atas kebutuhan pasar. Jadi arus wisatawan menuju Banyuwangi ini sangat bagus,” ungkap Dadang.

 

3 dari 3 halaman

Respon Menteri Pariwisata

Penambahan jumlah flight reguler ini mendapat respon positif Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar mengungkapkan, respon cepat dilakukan Citilink membaca potensi pasar.

“Pertumbuhan pasar Banyuwangi ini pesat. Citilink sangat detail membaca pertumbuhan dan potensi ini. Untuk Banyuwangi rumusnya tetap sama, yaitu WIN Way atau Wonderful Indonesia Way. Ini juga bisa diartikan the way to win,” kata Menpar dalam keterangan tertulisnya, pada Minggu (3/6).

Menpar juga membuka formulasi untuk meningkatkan jumlah kapasitas angkut maskapai. Rumusnya 3S. Ada solid, speed, dan smart. Untuk memenangkan pasar wisatawan dibutuhkan kekompakan semua elemen. Speed dibutuhkan untuk memenangkan persaingan ke depan. Sebab, kecepatan akan kalahkan pergerakan lambat. Lalu, smart berbasis digital.

“Konsep 3S ini harus dilakukan secara menyeluruh. Semua stakeholder harus solid, kompak, bersatu, dan bersemangat untuk maju. Rival Indonesia saat ini Malaysia dan Thailand karena size, sustainability, dan spreadnya masih di atas. Untuk itu, perlu dilakukan percepatan agar Banyuwangi mendunia dan ini ditopang aspek digital. Digital penting agar semakin personal, profesional, dan global,” tutupnya.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.