Sukses

H&M dan Zara Cari Alternatif Bahan Pakaian Untuk Selamatkan Hutan

Mengetahui pulp (bubur kertas) yang digunakan untuk membuat bahan pakaiannya berasal dari hutan terancam punah, H&M dan Zara cari alternatif

Liputan6.com, London Alam sudah menyediakan banyak hal bagi kehidupan manusia termasuk untuk dunia fesyen. Bahan-bahan pakaian seperti kain viscose dan rayon terbuat dari pulp (bbur kertas) di mana pulp tersebut diolah dari kayu pohon.

 

Jika tak terkendali, industri fesyen dan industri-industri lain yang memanfaatkan hasil hutan dapat merusak hutan-hutan di bumi. Kerusakan hutan yang parah memiliki dampak berbahaya bagi ekosistem.

 

Dilansir dari The Guardian, Selasa (29/4/2014), pada bulan ini label ritel ternama H&M dan label highstreet fashion Zara bekerjasama dengan organisasi non-profit bernama Canopy untuk melindungi hutan-hutan yang terancam punah dari mata rantai produksi pulp bagi pembuatan bahan viscose dan rayon.

 

Pihak Canopy juga memberi informasi bahwa label Stella McCartney juga akan ambil bagian dalam upaya ini. Label-label fashion tersebut meminta waktu 3 tahun untuk mendapat alternatif sumber pembuatan bahan-bahan pakaian. Sedotan dan bahan-bahan daur ulang menjadi beberapa hal yang dipertimbangkan.

 

Henrik Lampa, Environmental Sustainability Manager H&M, mengatakan “Konsumen memberi kepercayaan pada label fesyen untuk menyediakan pilihan fesyen yang baik. Kami dapat menyediakan pilihan yang baik bila memiliki kesadaran tentang hal apa yang dipakai untuk memproduksi pakaian”.

 

Sebelum bekerja sama dengan Canopy, label fesyen asal Swedia H&M tak mengetahui bahwa pulp yang mereka gunakan untuk membuat bahan viscose dan rayon bersumber dari hutan-hutan yang terancam punah. Mata rantai penjualan pulp memang tidak transparan. “Yang kami tahu hanyalah bahwa pulp di pasar global bersumber dari Indonesia, Kanada dan Brazil,” ucap Henrik Lampa.

 

Pendiri dan Direktur Eksekutif Canopy, Nicole Rycroft menyebut bahwa 30 persen dari bahan rayon dan viscose dibuat menggunakan pulp dari hutan-hutan yang terancam punah. Langkah pertama untuk menghentikan hal ini adalah dengan melibatkan pihak-pihak yang terlibat di mata rantai penjualan pulp untuk ikut mendukung upaya tak menggunakan pulp yang berasal dari hutan-hutan terancam punah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.