Sukses

Puasa Tanpa Makan Sahur Apakah Sah? Simak Keutamaan dan Hikmahnya

Di dalam ajaran islam tidak terdapat aturan yang menyatakan bahwa syarat wajib bagi yang akan melaksanakan puasa adalah sahur.

Liputan6.com, Jakarta Puasa tanpa makan sahur, apakah sah? Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat muslim selama Ramadan. Saat berpuasa, umat muslim diperintahkan untuk tidak makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Puasa tanpa makan sahur, apakah sah? Dalam menjalankan puasa, umat muslim juga dianjurkan untuk makan sahur sebelum melakukan ibadah puasa. Namun, makan sahur bukanlah hal wajib dalam puasa Ramadan. Ada beberapa kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melewatkan makan sahur. Misalnya, seseorang yang sulit menemukan makanan untuk sahur, atau mereka yang sengaja memilih untuk melewatkan makan sahur.

Meskipun demikian, melewatkan sahur bukan berarti membatalkan puasa. Sebab dalam Islam, tidak ada ketentuan khusus mengenai makan sahur yang harus ditaati. Puasa tanpa makan sahur, apakah sah? Melewatkan sahur tetap sah dalam Islam, selama tidak ada niat untuk membatalkan puasa.

Menurut mayoritas ulama, melaksanakan sahur adalah sunnah muakkadah. Artinya, sangat dianjurkan untuk melaksanakan sahur, tetapi tidak diwajibkan. Jadi, puasa tetap sah meskipun tidak sahur, namun dengan catatan tetap menahan diri dari makan, minum dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa.

 

Berikut ini penjelasan puasa tanpa makan sahur dan keutamaannya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/3/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Puasa Tanpa Makan Sahur? Simak Keutamaannya

Puasa tanpa makan sahur, apakah sah? Sahur adalah amalan yang dianjurkan dalam Islam ketika menjalankan puasa. Dalam empat madzhab utama Islam, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali, puasa tanpa sahur tetap dianggap sah. Yang terpenting adalah tetap memiliki niat untuk menjalankan puasa, serta menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkannya.

Penting untuk dicatat bahwa sahur bukanlah rukun puasa. Ini hanyalah syarat sunah yang dianjurkan ketika berpuasa. Oleh karena itu, tidak melakukan sahur tidak secara langsung membuat puasa menjadi tidak sah. Namun, ini juga berarti melewatkan sunah Rasul dan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan dari sahur. Lebih dari itu, tidak melakukan sahur juga dapat mengakibatkan tubuh merasa lemas selama berpuasa, yang pada gilirannya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa keutamaannya:

1. Sahur Membawa Keberkahan

Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa sahur merupakan sebuah keberkahan. Adapun bunyi hadits tersebut, seperti berikut:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya: “Nabi SWA bersabda, “Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada berkah.” (HR Bukhari, No 1789) Pada hadits tersebut Rasulullah secara tegas menerangkan bahwa sahur memiliki keberkahan. Salah satu bentuk keberkahan dari sahur yang bisa kita rasakan, yaitu membuat tubuh lebih kuat dan tidak lemas saat menjalankan puasa di siang hari.

2. Dianjurkan untuk Mengakhiri Sahur

Salah satu kebiasaan Rasulullah saat menjalankan ibadah puasa yaitu mengakhiri sahur. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ تَسَحَّرَا فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ فَصَلَّى قُلْنَا لِأَنَسٍ كَمْ كَاانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِي الصَّلَاةِ قَالَ قَدْرُ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً

Artinya: “Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, beliau lalu bangkit melaksanakan salat.” Kami bertanya kepada Anas, “Berapa rentang waktu antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan sholat?” Anas bin Malik menjawab, “Kira-kira waktu seseorang membaca lima puluh ayat.” (HR Bukhari, no 547) Selain mengikuti sunah Nabi, kebiasaan mengakhiri sahur juga membuat kita lebih energi saat puasa disiang harinya. Dengan demikian, kita bisa menjalankan aktivitas di siang hari dengan baik.

3. Membedakan Puasa Umat Islam dengan Ahlul Kitab

Ternyata sahur menjadi pembeda antara puasa umat Islam dan Ahlul Kitab. Hal tersebut tertuang dalam hadits yang berbunyi;

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Artinya: “Dari Amru bin Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim, No 1836).

 

3 dari 4 halaman

Hikmah Melaksanakan Sahur

Ada beberapa hikmah yang dapat diperoleh ketika menjalankan sahur di bulan Ramadan yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Sahur memberikan tambahan stamina dan energi bagi mereka yang akan menjalankan ibadah puasa, memungkinkan mereka untuk menjalankan puasa dengan lancar sepanjang hari. Melewatkan sahur dapat menyebabkan tubuh merasa lemas dan kurang bertenaga untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Waktu sahur juga dapat menjadi kesempatan untuk melakukan ibadah atau amalan lainnya. Amalan-amalan yang dilakukan pada bulan Ramadan, terutama di waktu sahur, dapat meningkatkan pahala secara berlipat ganda. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memanfaatkan waktu sahur dengan melakukan dzikir, sholat malam, atau membaca Al-Quran.

3. Sahur merupakan bentuk kasih sayang Islam kepada umatnya. Kewajiban menjalankan puasa dalam Islam disertai dengan anjuran sahur yang memberikan banyak manfaat dan keberkahan. Anjuran ini juga menunjukkan perhatian Islam terhadap kesejahteraan umat Muslim, memungkinkan mereka untuk makan terlebih dahulu sebelum menjalankan ibadah puasa agar tetap sehat dan bugar.

4. Makan sahur merupakan salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh umat Nabi Muhammad SAW. Meskipun ibadah puasa dilakukan oleh umat Nasrani dan Yahudi juga, anjuran untuk melaksanakan sahur hanya terdapat dalam ajaran Islam. Hal ini menunjukkan keberkahan yang terkandung dalam sahur, sehingga disayangkan jika kesempatan ini dilewatkan.

5. Setiap hidangan yang dikonsumsi saat sahur tidak akan dihisab di akhirat. Salah satu keberkahan dari makanan sahur, adalah bahwa mereka tidak akan menjadi bagian dari pertanggungjawaban di hari kiamat. Ini merupakan anugerah Allah SWT yang membebaskan umat Muslim dari beban hisab terkait makanan yang dikonsumsi saat sahur.

4 dari 4 halaman

Dampak Puasa Tanpa Sahur Bagi Kesehatan

Melewatkan sahur saat berpuasa memang diizinkan dalam agama Islam. Namun, kebiasaan ini mungkin tidak selalu bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Sebagian orang mungkin merasa mampu menjalankan ibadah puasa, tanpa mengonsumsi makanan sahur terlebih dahulu. Namun, terlepas dari kepercayaan individu, penting untuk memahami implikasi kesehatan dari kebiasaan ini.

Banyak yang berpikir bahwa sahur hanya memengaruhi kekuatan tubuh saat menjalankan puasa. Namun, selain memberikan tambahan stamina dan energi untuk menjalani puasa seharian, sahur juga memiliki dampak lain yang perlu dipertimbangkan. Makan sahur sebelum berpuasa membantu menjaga kesehatan tubuh, dan memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah puasa. Orang yang menjalankan sahur biasanya memiliki kekuatan yang lebih baik, serta lebih semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Tetapi, potensi bahaya kesehatan dapat muncul jika melewatkan sahur:

1. Kurangnya energi dari tidak melakukan sahur dapat menyebabkan kelelahan tubuh dan menurunkan kinerja fisik dan mental.

2. Sahur membantu dalam memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama puasa. Dengan melewatkan sahur, risiko dehidrasi bisa meningkat, terutama jika seseorang tidak minum cukup air saat berbuka dan sahur.

3. Rasa lapar dan kekurangan energi dapat menyebabkan pusing dan mengganggu konsentrasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi produktivitas sehari-hari.

4. Puasa tanpa sahur dapat mengganggu keseimbangan tubuh, yang mungkin berujung pada vertigo atau rasa pusing yang parah, mengganggu aktivitas sehari-hari.

5. Puasa tanpa sahur dapat meningkatkan risiko masalah lambung, seperti maag atau bahkan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yang dapat menyebabkan nyeri pada kerongkongan.

6. Tidak mengonsumsi makanan atau cairan yang cukup selama sahur, dapat meningkatkan risiko sembelit atau konstipasi, serta mengganggu kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.