Sukses

Persis Banten Tolak Al-Qur'an Digabungkan Ajaran Khonghucu versi Pemerintah China

Kami berharap Pemerintah China membatalkan niatnya membuat Al-Qur'an yang digabungkan nilai-nilai ajaran Khonghucu

Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Islam (PERSIS) Provinsi Banten menolak Al-Qur'an buatan Pemerintah China dan melukai perasaan umat Islam dunia karena menyesatkan.

"Kami berharap Pemerintah China membatalkan niatnya membuat Al-Qur'an yang digabungkan nilai-nilai ajaran Khonghucu," kata Ketua Pengurus Wilayah (PW) PERSIS Provinsi Banten Ustad Cedin Rosyad Nurdin di Lebak, Senin, dikutip Antara.

Pemerintah Xi Jinping agar tidak memodifikasi Al-Qur'an dengan nilai budaya dan ajaran Khonghucu.

Pembuatan kitab suci umat Islam itu dipastikan mengundang keresahan dan menimbulkan banyak penolakan dari negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim.

Sebab, kata dia, kitab suci Al-Qur'an itu jelas-jelas diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi melalui wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Pembuatan Al Quran versi China itu, kata dia, merupakan bentuk kebencian di mata China bahwa Islam dipandang sebagai ancaman.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons MUI Lebak

Pemerintah China sebaiknya menghormati dan menghargai umat Muslim sehingga tidak perlu membuat kontroversi dengan membuat Al-Qur'an versi sendiri.

"Kita berharap Xi Jinping membatalkan membuat Al-Qur'an dengan diakulturasikan dengan budaya China dan ajaran Khonghucu itu," katanya menjelaskan.

Wakil Ketua MUI Kabupaten Lebak KH Ahmad Hudori mengatakan pembuatan Al-Qur'an versi Pemerintah China merusak jika dipadukan dengan akulturasi budaya setempat maupun ajaran Khonghucu.

Namun, pihaknya secara detail belum mengetahui bagaimana pembuatan sumber hukum kitab suci Al Quran itu.

"Saya memastikan umat Muslim akan mengecam jika Al-Qur'an itu digabungkan nilai Islam dan Konghucu," katanya menegaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.