Sukses

Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijah: Puasa Sunnah hingga Ibadah Kurban

Menurut ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya, seandainya tidak ada Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, maka keutamaan 10 hari Dzulhijah bisa melebihi 10 hari terakhir Ramadhan

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam harus memanfaatkan keutamaan bulan Dzulhijah. Dzulhijah adalah bulan terakhir dalam penanggalan kalender Hijriah yang di dalamnya terdapat banyak kemuliaan.

Disebutkan dalam hadis nabi bahwa 10 hari pertama Dzulhijah sangat istimewa. Menurut ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya, seandainya tidak ada Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, maka keutamaan 10 hari Dzulhijah bisa melebihi 10 hari terakhir Ramadhan.

“Karena ini mutlak. Nabi menyebutkan tidak ada hari-hari yang lebih bagus hari secara umum, 10 hari Ramadhan itu adalah keutamaan malamnya, tapi kalau hari secara umum hari-hari terbagus adalah 10 (hari) awal Dzulhijah. Tidak boleh dikalahkan dengan yang lainnya. Jadi, 10 (hari) awal bulan Dzulhijjah sangat istimewa,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV.

Pada 10 hari pertama Dzulhijah umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh. Buya Yahya menyebut takbir, tahlil, dan tasbih dapat diperbanyak pada awal Dzulhijah sebagaimana riwayat Imam Ahmad dan Bukhari. Amalan lain seperti membaca Al-Qur’an juga dapat ditingkatkan.

“Amal saleh jangan dibatasi. Bukan urusan puasa, baca Al-Qur'an juga seperti Anda menghidupkan malam-malam Ramadhan,” tutur Buya Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Amalan yang Dapat Dikerjakan 10 Hari Pertama Dzulhijah

1. Ibadah Haji

Amalan yang sudah jelas dilakukan di bulan Dzulhijah di antaranya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Buya Yahya berdoa agar Allah SWT memudahkan umat Islam yang belum melaksanakan ibadah haji.

Selain haji, amalan khusus lainnya pada 10 hari pertama Dzulhijah antara lain puasa sunnah, sholat hari raya Idul Adha, dan menyembelih hewan kurban. 

2. Puasa Sunnah

Puasa sunnah dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. Khusus tanggal 8 dan 9 Dzulhijah disebut puasa Tarwiyah dan Arafah. Keutamaan secara umum puasa sunnah ini adalah satu hari berpuasa setara dengan satu tahun.

“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar.” (HR At-Tirmidzi).  

Adapun keutamaan melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah secara khusus adalah menghapus dosa yang lalu. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut.

 “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun.” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

3. Sholat Idul Adha

Sholat hari raya Idul Adha dilakukan pada 10 Dzulhijah pagi. Sebelum sholat id, disunnahkan mandi dan tidak makan. 

4. Menyembelih Hewan Kurban

Bagi orang yang mampu dapat melaksanakan amalan sunnah menyembelih hewan kurban. Ibadah kurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adha sampai tiga hari tasyrik yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijah.

Ibadah kurban bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh keridhaan-Nya. Ibadah ini termasuk yang diperintahkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman,

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ    

Artinya: “Maka shalatlah kepada Tuhanmu dan sembelihlah hewan kurban.” (QS al-Kautsar ayat 2)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.