Sukses

Ribut-Ribut soal Nasab Keturunan Rasulullah SAW, Begini Kata Quraish Shihab

Belakangan ini publik dibuat heboh dengan perdebatan soal nasab Rasulullah SAW. Terlebih setelah terjadi diskusi ilmiah tentang nasab antara KH Imaduddin Utsman Al-Bantani dan Habib Hanif Al-Athos.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini publik dibuat heboh dengan perdebatan soal nasab Rasulullah SAW. Terlebih setelah terjadi diskusi ilmiah tentang nasab antara KH Imaduddin Utsman Al-Bantani dan Habib Hanif Al-Athos.

Dalam kajian ilmiahnya KH Imaduddin menyatakan bahwa nasab dari kalangan Ba Alawi keberadaannya tidak tercatat selama 500 tahun. Perbincangan pun meluas dan menjadi bahasan para ustadz dan habaib di Indonesia.

Menanggapi ‘ribut-ribut’ soal nasab Rasulullah SAW, pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Muhammad Quraish Shihab angkat bicara. Ia tidak menampik bahwa ada perbedaan soal pencatatan nasab Rasulullah SAW.

“Orang boleh berbeda pendapat si A keturunan atau bukan keturunan (Rasulullah SAW). Di sini lahir apa yang dinamai ilmu nasab,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Kupas Channel, Senin (15/5/2023).

Menurutnya, perhatian manusia ke garis keturunan bukan hal baru. Pencatatan nasab juga bukan hanya terhadap manusia baik masyarakat Arab maupun umum, tapi juga terhadap keturunan hewan.

 

Saksikan Video Pilihan Inii:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Buktikan dengan Akhlak

Pakar Ilmu Tafsir Al-Qur’an ini menyebut wajar jika ada pihak yang memperhatikan garis keturunan, termasuk keturunan Nabi Muhammad SAW. Namun yang harus diingat tidak perlu mengklaim keturunannya siapa, buktikan saja melalui akhlak dan ilmu.

“Ingat yang diajarkan Rasulullah. Tidak usah Anda yang mengklaim diri Anda. Buktikanlah hal tersebut melalui akhlak, melalui ilmu,” ujarnya.

Keturunan Rasulullah SAW yang tak biasa dipanggil habib ini mencontohkan bahwa ada yang bukan dzurriyah nabi tapi dianggap nabi sebagai keluarganya. 

Sosok yang disebut Quraish itu adalah adalah Salman al-Farisi. Dia bukan darah daging Nabi Muhammad SAW, tapi diakui sebagai ahlul baitnya.

“Nah ini yang saya ingin sebenarnya sampaikan kepada kita semua. Kita itu mari tonjolkan akhlak kita. Mari tonjolkan ilmu kita. Mari tonjolkan pengabdian kita. Itulah yang menjadikan Rasul bangga. Kalau tidak, sama dengan putra Nabi Nuh,” tandas ayahanda Najwa Shihab ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.