Sukses

3 Cara Bijak Umat Islam Menyikapi Perayaan Tahun Baru 2023

Menyikapi Perayaan Tahun Baru 2023 yang berlebihan

Liputan6.com, Banyumas - Momen pergantian tahun selalu diperingati tiap tahun, baik kalender Masehi maupun Hijriyah. Kali ini, masyarakat dunia, termasuk di dunia, menjelang tahun baru 2023.

Hukum merayakan tahun baru Masehi sendiri, ada ulama yang mengharamkan. Ulama kelompok ini melarang perayaan tahun baru karena tidak sesuai dengan tradisi Islam.

Namun ada pula yang membolehkan dengan argumentasi bahwa perayaan malam tahun baru Masehi tidak selalu terkait dengan ritual agama tertentu.

Semua tergantung niatnya. Kalau diniatkan untuk beribadah atau ikut-ikutan kaum musyrik, maka hukumnya haram.

Tetapi jika tidak ada niat mengikuti ritual orang musyrik, maka tidak ada larangannya. Artinya, jika perayaan tahun baru itu diisi dengan hal-hal positif, seperti memberi makan fakir miskin, menyantuni anak yatim, membersihkan lingkungan dan sebagainya, maka hal itu dinilai baik.

Nah, masalnya, seringkali perayaan tahun baru dilakukan dengan berlebihan. Faktanya, tradisi perayaan tahun baru Masehi selalu sarat dengan maksiat.

Lazim ditemui, anak-anak muda berpesta semalam suntuk, laki-laki dan perempuan berbaur dan terkadang diisi dengan pesta minuman keras dan lain-lain.

Lantas bagaimana umat Islam menyikapi perayaan tahun baru Masehi?

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cara Umat Islam Sikapi Perayaan Tahun Baru

Dikutip dari NU Online, di dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW syariat Islam telah mengatur tentang bagaimana cara menyikapi tahun baru masehi bagi umat Islam.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi tahun baru masehi bagi umat Islam:

1. Tidak Turut dalam Perayaan Tahun Baru Masehi

Cara yang paling utama dalam menyikapi tahun baru masehi bagi umat Islam adalah, meninggalkan perayaan tersebut dan tidak larut dalam momen perayaan pergantian tahun. Cara ini adalah cara yang paling selamat, agar kita tidak terjerumus pada kubangan kemaksiatan yang terjadi pada momen perayaan tahun baru.

Merayakan tahun baru masehi merupakan suatu perbuatan yang dilarang dalam Islam. Perayaan tahun baru masehi merupakan perayaan yang sama sekali bukan berasal dari budaya maupun kebiasaan kaum muslimin. Perayaan tahun baru masehi adalah sebuah perayaan yang pertama kali dilakukan oleh orang kafir, yaitu masyarakat paganis romawi.

Abu Ubaidah Raḍiallahu ‘Anhu meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah Ṣallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Artinya: “Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud)

Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan bahwa, “Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan, dan meniru kebiasaan mereka sampai mati, maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”Oleh karena itu, cara yang paling utama dalam menyikapi tahun baru masehi bagi umat Islam adalah berusaha sekuat tenaga untuk menjauh, menghindar, meninggalkan, dan tidak ikut-ikutan dalam perayaan tersebut.

 

3 dari 4 halaman

2. Toleran ke yang Merayakan

Dalam menyikapi tahun baru masehi bagi umat Islam adalah membiarkan kaum kafir merayakannya. Pembiaran ini merupakan sikap toleransi dimana seorang muslim tidak ikut campur, tidak melarang kaum kafir, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu keributan dan kerusakan.

Hal ini merupakan prinsip Lakum Diinukum Wa Liya Diin yang diajarkan oleh Islam. Prinsip ini merupakan sikap toleransi, dimana seorang muslim membiarkan kaum kafir untuk melakukan berbagai ibadah dan perayaan menurut kepercayaannya, serta tidak turut serta dalam memeriahkan atau mengucapkan selamat.

Allah Subḥanahu Wa Ta’ala berfirman,

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al-Kafirun 109: 06)

Di dalam ayat lain Allah Subḥanahu Wa Ta’ala juga berfirman,

وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ عَمَلُكُمْۚ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus 10: 41)

Dalam ayat lain, Allah Subḥanahu Wa Ta’ala juga kembali menegaskan prinsip ini melalui firman-Nya,

وَاِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ اَعْرَضُوْا عَنْهُ وَقَالُوْا لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۖسَلٰمٌ عَلَيْكُمْ ۖ لَا نَبْتَغِى الْجٰهِلِيْنَ

Artinya: “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.”(QS. Al-Qasas 28: 55)

 

4 dari 4 halaman

3. Berdoa Memohon Perlindungan Allah SWT

Cara yang dapat dilakukan dalam menyikapi tahun baru masehi bagi umat Islam adalah berdo’a memohon perlindungan kepada Allah Subḥanahu Wa Ta’ala . Setelah segala bentuk usaha dan ikhtiar dilakukan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan oleh seorang muslim adalah berdo’a.

Berdo’a kepada Allah Subḥanahu Wa Ta’ala memohon perlindungan dari-Nya agar terhindar dari fitnah dunia, khususnya fitnah-fitnah yang dapat terjadi pada momen perayaan tahun baru.Rasulullah Ṣallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kepada kita sebuah do’a memohon perlindungan dari siksa Neraka, siksa Kubur, fitnah kehidupan dan fitnah setelah mati, serta dari kejahatan finah Dajjal.

Berikut ini bacaan Do’anya :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Al-Masih Al-Dajjal.” (HR. Muslim)

Do’a tersebut sangat jelas memaparkan akan banyaknya balasan dari setiap keburukan. Sehingga memohon perlinduangan dari 4 hal adalah do’a penting yang harus diamalkan. Demi Allah, kebahagiaan seseorang adalah saat dilindungi dan diselamatkan dari siksa kubur, siksa jahanam, ujian saat hidup dan ketika mati, serta sesatnya fitnah Dajjal.

Demikianlah,  cara yang dapat dilakukan dalam menyikapi tahun baru masehi bagi umat Islam. Semoga Allah Subḥanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita terhindar dari segala macam perbuatan yang dilarang oleh Agama.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.