Sukses

Gerak Cepat Telusuri Korban Tragedi Mina

Demi mencari korban tragedi Mina, tim Kemenag bergerak ke beberapa rumah sakit dan tempat pemulasaran jenazah di Arab Saudi.

Liputan6.com, Mekah - Hanya dalam hitungan jam, korban wafat jemaah haji Indonesia akibat tragedi Mina pada Kamis 24 September lalu, terus bertambah. Sejak Minggu dini hari waktu Arab Saudi, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 19 anggota jemaah ditambah 3 warga negara Indonesia atau WNI yang menjadi mukimin.

Kepala Daker Mekah Arsyad Hidayat menggelar jumpa pers terkait jemaah haji Indonesia yang menjadi korban wafat tragedi Mina. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Sementara jumlah korban cedera yang dirawat di rumah sakit setempat tak mengalami perubahan, yakni sebanyak 6 orang. "Berdasarkan info dari rumah sakit ada jemaah yang terluka karena terinjak-injak dan ada yang luka terdesak dan ada juga yang terluka akibat dorongan terlalu keras," ujar Kepala Daerah Kerja Mekah Arsyad Hidayat dalam konferensi pers di Kantor Daker Mekah, Arab Saudi pada Minggu (27/9/2015) pukul 02.30 waktu setempat.

Beberapa jam sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang juga Amirul Hajj pada penyelenggaraan ibadah haji 1436 Hijriah memutuskan menunda kepulangannya ke Tanah Air. Hal ini menjadi bagian dari komitmen Menag memantau langsung penanganan dampak tragedi Mina yang terjadi pada Kamis 24 September lalu.

Menurut Lukman, Amirul Hajj, naib dan anggota dijadwalkan akan kembali ke Tanah Air pada Senin 28 September mendatang. Namun, Menag menganggap musibah yang menewaskan 700 orang lebih dari berbagai negara termasuk 14 jemaah Indonesia dan melukai lebih dari 800 jemaah yang hendak melempar jumrah tersebut belum melewati masa krisis.

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

"Untuk itu, saya memutuskan untuk menunda kepulangan saya selama beberapa hari sampai kondisinya sudah relatif normal, bisa berjalan sebagaimana mestinya," ucap Menag Lukman Hakim kepada Media Center Haji di Mekah, Sabtu 26 September 2015, seperti dikutip dari laman Kemenag.go.id.

Laporan Tiap Jam

Sementara dari Tanah Air, Presiden Joko Widodo atau Jokowi terus memantau perkembangan penanganan tragedi Mina. Kabar bertambahnya jumlah korban jiwa jemaah haji Indonesia menjadi 19 orang juga sudah didengarnya. Kabar itu diketahui Presiden Minggu pagi langsung dari Menteri Agama.

"Sampai saat ini, saya terus memantau lewat Menteri Agama, Amirul Hajj yang kita tugaskan di sana. Tadi malam itu laporan yang diberikan ke saya, 14 haji kita wafat, meninggal. Tapi pada pagi hari ini, laporan dari Menteri Agama (bertambah) jadi tadi 19 orang," ujar Jokowi di sela-sela acara panen raya padi varietas baru di Karawang, Jawa Barat, Minggu 27 September 2015.

"Jadi perkembangan akan terus kita ikuti terus setiap ada kabar, akan saya sampaikan. Dan saya sudah minta kepada Menag, agar tiap jam berikan laporan, tadi juga sudah SMS," tutur dia.

Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terkait masih adanya ratusan anggota jemaah haji Indonesia yang hingga kini hilang dan belum kembali ke maktab atau tenda di Mina, Jokowi meminta agar tiap penanggung jawab jemaah haji mencari dan memastikan keberadaan mereka.

"Itu yang terus kita lihat apakah tidak kembali ada yang tidak kembali ke maktab tapi kembali ke hotel, jadi masih simpang siur. Agar semua data akurat maka harus di-cross check," pungkas Jokowi.

Koordinasi dan Identifikasi

Perintah Kepala Negara bersambut di Tanah Suci. Tak menunggu lama, tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama (Kemenag) segera bergerak ke beberapa rumah sakit dan tempat pemulasaran jenazah di Arab Saudi.

Tak sia-sia, memang. Setelah berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi, mereka berhasil mengidentifikasi dan menambah data korban wafat jemaah Indonesia akibat musibah memilukan saat jemaah haji berduyun-duyun hendak melempar jumrah pada Kamis kelabu tersebut.

Dan jumlah jemaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina kembali bertambah. Dari sebelumnya 19 anggota jemaah, kini menjadi 34 orang. Sementara itu korban wafat tragedi Mina lainnya yang berasal dari WNI yang bekerja di Arab Saudi masih tetap 3 orang.

"(Tambahan) Ini setelah tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama (Kemenag) berhasil mengidentifikasi pada Minggu siang," ucap Kepala Daker Mekah Arsyad Hidayat saat menggelar jumpa pers di kantornya, Mekah, Minggu 27 September 2015 pukul 15.00 waktu Arab Saudi atau Minggu pukul 19.00 WIB.

Menurut Arsyad, PPIH Arab Saudi bersama tim yang dibentuk, terus menyisir dan menelusuri kemungkinan masih adanya jemaah haji Indonesia yang menjadi korban musibah di Jalan Arab 204, Mina. Terutama menyisir beberapa rumah sakit yang ada di Arab Saudi.

Ke-15 jenazah korban tragedi Mina yang berhasil diidentifikasi itu 3 orang berasal dari BTH 14, 9 orang dari JKS 61, 2 orang dari SUB 48, dan 1 orang dari UPG 10.

Selain itu untuk jemaah yang dirawat tercatat masih 6 anggota jemaah Indonesia. Korban yang hilang berkurang dari 99 orang menjadi 90 orang. "Pengurangan korban hilang karena setelah adanya data bahwa ada pernyataan dari kloter mengenai jemaahnya yang meninggal dunia," ujar Arsyad.

Adapun jumlah jemaah haji yang dilaporkan belum kembali sebanyak 90 orang -- dari sebelumnya yang menurut data resmi Kemenag mencapai 192 anggota jemaah.

Terus Menyisir

Arsyad menegaskan, Tim PPIH terus bekerja mencari informasi terkait dengan masih adanya jemaah yang belum kembali ke pemondokan dengan menyisir rumah sakit Arab Saudi. Termasuk, mengidentifikasi jenazah para korban yang ada di tempat pemulasaraan Al Mu'ashim, Mekah.

Tim medis melakukan perawatan pada salah satu korban tragedi Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sekitar 310 jemaah wafat akibat berdesak-desakan saat prosesi lempar jumrah di Mina. (REUTERS/Stringer)

Hingga saat ini, penelusuran masih dilakukan di rumah sakit-rumah sakit di Mekah. Sedangkan proses identifikasi jenazah dipusatkan di tempat pemulasaran jenazah Al-Mu'aishim. Ke depan, Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekah Arsyad Hidayat mengatakan adanya kemungkinan untuk memperluas wilayah penelusuran keberadaan jemaah haji tersebut.

Sebuah ambulans melaju menuju pemukiman sementara umat muslim saat melaksanakan ibadah haji di Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015). Sekitar 310 jemaah wafat akibat berdesak-desakan saat prosesi lempar jumrah di Mina. (REUTERS/Ahmad Masood)

"Untuk kota-kota lain, kita akan mencoba mengecek rumah sakit yang ada di Jeddah yang kebetulan merupakan salah satu daker di bawah koordinasi PPIH Arab Saudi. Tidak menutup kemungkinan akan melacak atau mencari jemaah-jemaah bila ada laporan atau informasi di daerah seperti Thaif dan lainnya," ucap Arsyad Hidayat dalam jumpa pers di Kantor Daker Mekah, Minggu sore waktu setempat 27 September 2015.

Bertambahnya warga negara Indonesia yang menjadi musibah memilukan di Jalan Arab 204, Mina pada Kamis 24 September lalu itu turut mengundang simpati dan ucapan belasungkawa dari berbagai pihak. Termasuk Ketua DPR Setya Novanto yang sedang berada di Tanah Suci.

Apresiasi Pimpinan Parlemen

"Saya juga mendengar jika masih ada 90 orang jemaah Indonesia yang hilang dan belum ditemukan pascainsiden Mina, yang pastinya terus akan dicari oleh petugas haji Kementerian Agama yang tentunya dengan bantuan KJRI dan Duta Besar Indonesia untuk negara Arab Saudi," ucap politikus Partai Golkar yang akrab disapa Setnov tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu malam 27 September 2015.

Untuk itu lanjut Setnov, ia mendesak pemerintah Arab Saudi semaksimal mungkin membantu negara-negara yang warganya meninggal, luka atau hilang dalam insiden Mina, khususnya Indonesia.

"Saya sangat mengapresiasi langkah cepat, sigap dan tanggap pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, yang benar-benar fokus menangani para jemaah Indonesia pascainsiden Mina beberapa hari lalu," kata Setnov.

Sementara, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyoroti soal pembenahan penyelenggaraan ibadah haji, terutama di Padang Arafah dan Mina.

"Di Mina juga perlu disiagakan petugas dan posko bagi jemaah yang tersesat setelah melempar jumrah. Saat ini banyak jemaah kita yang tersesat dan kesulitan mendapatkan informasi."

"Untuk di rumah sakit, ke depan perlu disiapkan juga petugas kita. Harus ada contact person dan liaison officers agar ada pusat informasi bagi para jemaah. Sebagai antisipasi jika terjadi insiden (seperti tragedi Mina)," pungkas Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini. (Ans/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.