Sukses

Ketua MA Nyoblos Tanpa Antre di TPS 01 Widya Chandra

Perlakuan panitia TPS kepada pejabat negara terasa spesial. Pasalnya, mereka bebas mendapat giliran mencoblos tanpa antre lama.

Liputan6.com, Jakarta Perlakuan panitia Tempat Pemungutan Suara (TPS) kepada pejabat negara terasa spesial. Pasalnya, mereka bebas mendapat giliran mencoblos tanpa perlu antre lama seperti masyarakat biasa.

Menurut pantauan Liputan6.com, Rabu (9/4/2014), Ketua Mahkamah Agung (MA), Hatta Ali yang datang ke TPS 01 Komplek Widya Chandra, Senayan, Jakarta mengenakan kemeja bergaris biru putih datang bersama sang istri sekitar pukul 10.00 WIB.

Setelah tiba di TPS, Pria berkacamata itu langsung ke meja pendaftaran untuk menyerahkan selebaran kertas pemilih. Lalu kemudian duduk sebentar di kursi antrean. Namun tak sampai satu menit, dia dan istri langsung mendapat giliran mencoblos.

Di balik bilik suara, Hatta tampak tenang menggunakan hak pilihnya. Selanjutnya dimasukkan kertas suara sesuai warna yang ditujukan untuk anggota DPR, DPD dan DPRD. Sesudahnya, dia mencelupkan kelingking di tinta sebagai bukti dirinya telah memilih.

Saat dimintai komentar, Hatta mengaku, proses pencoblosan caleg ideal pilihannya berlangsung lancar dan aman. Namun dia mengelak ketika dirinya disebut-sebut tidak masuk jalur antrean di TPS.

"Ngantre kok, tadi kan saya duduk sebentar," ucapnya kepada wartawan di TPS 01 Widya Chandra, Jakarta.

Dia mengaku, lebih memilih mencoblos di komplek tersebut karena dekat dengan rumah dinasnya. Hatta tak terpengaruh dengan menteri atau pejabat lain yang melaksanakan pencoblosan di rumah pribadinya.

"Enakan di sini lebih dekat, ngapain cari yang jauh karena rumah pribadi saya di Tangerang," tuturnya.

Hatta mengimbau supaya masyarakat dapat menentukan pilihan mencoblos anggota legislatif yang jelas mempunyai visi dan misi baik bagi Indonesia ke depan.

"Lihat partainya, lihat visi dan misinya, lihat orangnya. Karena caleg yang ideal itu yang bersih walaupun dominasinya sekarang wajah-wajah lama. Jadi lebih enak menilainya kan, ketimbang wajah baru," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.