Sukses

ODGJ Adalah Singkatan dari Orang dengan Gangguan Jiwa, Kenali Jenis-Jenisnya

ODGJ adalah individu yang mengalami gangguan jiwa atau gangguan mental yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk pikiran, emosi, dan perilaku.

Liputan6.com, Jakarta ODGJ adalah akronim dari orang dengan gangguan jiwa. Orang dengan gangguan jiwa menghadapi tantangan yang serius dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan jiwa mencakup beragam kondisi seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, dan bipolar. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami realitas, mengelola emosi, atau menjaga hubungan interpersonal.

Dalam masyarakat, stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa masih menjadi masalah yang signifikan. Banyak yang tidak memahami bahwa gangguan jiwa adalah kondisi medis yang membutuhkan perawatan serius dan dukungan emosional. Akibatnya, individu dengan gangguan jiwa sering kali dianggap sebagai tidak normal atau bahkan diabaikan oleh lingkungan sekitar.

Pentingnya dukungan dan pemahaman bagi individu dengan gangguan jiwa tidak bisa diabaikan. Dengan dukungan yang tepat dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental, mereka memiliki potensi untuk hidup bermakna dan produktif. Pentingnya inklusi dan penghapusan stigma terhadap gangguan jiwa adalah langkah penting dalam memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang sama terhadap perawatan dan kesempatan dalam kehidupan.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian ODGJ beserta jenis-jenis dan cara penanganannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (7/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

ODGJ Adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, ODGJ adalah singkatan dari orang dengan gangguan jiwa, Istilah ini merujuk kepada individu yang mengalami gangguan jiwa atau gangguan mental yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk pikiran, emosi, dan perilaku. Gangguan jiwa dapat meliputi berbagai kondisi seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, bipolar, dan lain sebagainya. Orang dengan gangguan jiwa membutuhkan perhatian, pengertian, dan dukungan dari lingkungan sekitar serta perawatan yang tepat dari profesional kesehatan mental untuk membantu mereka mengelola kondisi mereka dan menjalani kehidupan yang bermakna.

Dikutip dari laman Dinsos PPPA Kabupaten Banjarnegara, ODGJ adalah singkatan dari Orang Dengan Gangguan Jiwa. Ketika pertama kali anda mendengar istilah ODGJ, anda mungkin membayangkan orang gila yang banyak dijumpai di jalanan dan tidak dapat merespon komunikasi dengan baik. Namun sebenarnya istilah ODGJ tidak hanya digunakan untuk menyebut orang yang berada dalam kondisi tersebut.

Istilah ODGJ adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang memiliki gangguan jiwa atau memiliki masalah kejiwaan sehingga memengaruhi cara berpikir dan berperilakunya.  Gangguan jiwa berhubungan dengan distres atau masalah dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau masalah keluarga. Gangguan jiwa meliputi berbagai masalah dengan tanda gejala yang berbeda. Secara umum, gangguan jiwa ditandai  dengan beberapa kombinasi dari pola pikir abnormal, emosi, perilaku, dan hubungan dengan yang lain.

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI, ODGJ adalah seseorang yang memiliki suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, sehingga dapat menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.

3 dari 5 halaman

Gejala dan Penyebab ODGJ

Gejala seseorang menderita ODGJ adalah bisa diamati dari komponen pikirannya, dari komponen ekspresi wajahnya, dan dari komponen perilakunya. ODGJ adalah memiliki cara berpikir atau akal atau logika yang sudah berbeda dengan orang sehat dalam kejiwaannya. ODGJ adalah seseorang yang sulit menyembunyikan perasaan hingga akan sangat terlihat dari ekspresi wajah dan perilakunya.

Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor biologi yang meliputi otak, sistem endokrin, genetik, sensori, dan faktor ibu selama masa kehamilan, faktor psikologis yang meliputi pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan dalam hidup, faktor sosial budaya yang meliputi stratifikasi sosial, interaksi sosial, keluarga, perubahan sosial, dan sosial budaya itu sendiri, serta yang terakhir adalah faktor lingkungan.

4 dari 5 halaman

Jenis-Jenis ODGJ

Menurut WHO, terdapat beberapa jenis-jenis ODGJ adalah sebagai berikut ini:

1. Depresi

ODGJ yang depresi merupakan gangguan mental yang umum dan merupakan salah satu dari penyebab utama disabilitas di dunia. Selain itu, depresi juga merupakan penyebab utama seseorang melakukan bunuh diri. Depresi ditandai dengan perasaan bersedih, perasaan putus asa, pesimis, perasaan bersalah, tidak berharga, kesulitan berkonsentrasi, mengingat dan membuat keputusan, pikiran bunuh diri bahkan percobaan bunuh diri.

2. Gangguan Bipolar

ODGJ dengan gangguan bipolar dialami oleh lebih dari 60 juta orang di dunia. Bipolar terdiri dari dua episode manik dan depresi yang biasanya di perantarai oleh episode normal. Episode manik ditandai dengan peningkatan mood, aktifitas berlebih, harga diri meningkat, penurunan kebutuhan untuk tidur. Orang yang mengalami episode manik tanpa mengalami episode depresi juga di klasifikasikan mengalami gangguan bipolar.

3. Skizofrenia

ODGJ dengan skizofrenia diderita oleh lebih dari 21 juta jiwa di dunia. Skizofrenia ditandai dengan distorsi pikiran, perspesi, emosi, bahasa, dan perilaku. Skizofrenia juga ditandai dengan adanya halusinasi penglihatan, pendengaran, atau merasakan sesuatu yang tidak ada. Gejala lain dari skizofrenia dapat berupa delusi, dan juga perilaku abnormal seperti penampilan aneh, bicara tidak koheren, berkeliaran, bergumam atau tertawa sendiri, pengabaian diri. Skizofrenia dapat ditangani dengan penggunaan obat-obatan dan dukungan psikososial.

4. Demensia

ODGJ dengan demensia biasanya bersifat kronik atau progresif di mana terdapat penurunan fungsi kognitif (kemampuan memproses pikiran) malampaui apa yang dapat diharapkan dari penuaan normal. Demensia mempengaruhi memori, proses pikir, orientasi, kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan pengambilan keputusan. Kerusakan fungsi kognitif umumnya disertai dan kadang-kadang didahului dengan penurunan pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi.

5. Gangguan Tumbuh Kembang

ODGJ dengan gangguan tumbuh kembang biasanya terjadi pada anak kecil tetapi dapat bertahan sampai dewasa, menyebabkan kerusakan, atau penundaan fungsi berhubungan dengan maturitas sistem syaraf pusat.

5 dari 5 halaman

Penanganan ODGJ

Penanganan yang tepat bagi seseorang yang telah didiagnosis dengan gangguan jiwa melibatkan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil, yakni:

1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental

Langkah pertama yang penting adalah berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog. Mereka akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memahami kondisi individu dan meresepkan perawatan yang sesuai.

2. Perencanaan Perawatan yang Personal

Setiap individu memiliki kebutuhan yang unik, oleh karena itu perawatan yang direncanakan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pasien. Ini bisa termasuk kombinasi dari terapi psikologis, pengobatan, dan dukungan sosial.

3. Penggunaan Obat-obatan Psikotropika

Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan psikotropika seperti antidepresan, antipsikotik, atau mood stabilizer dapat direkomendasikan oleh profesional kesehatan mental untuk mengelola gejala gangguan jiwa.

4. Terapi Psikologis

Terapi psikologis seperti kognitif perilaku, psikodinamik, atau terapi interpersonal dapat membantu individu dalam memahami dan mengatasi masalah emosional, kognitif, dan perilaku yang mungkin terkait dengan gangguan jiwa mereka.

5. Dukungan Sosial

Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas sangat penting dalam proses pemulihan. Klub kegiatan, kelompok dukungan, atau program rehabilitasi dapat menjadi sumber dukungan yang berharga.

6. Pantauan dan Perawatan Berkelanjutan

Penting untuk menjaga komunikasi terbuka dengan profesional kesehatan mental dan melakukan pantauan secara teratur untuk mengevaluasi respons terhadap perawatan dan menyesuaikan rencana perawatan jika diperlukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.