Sukses

5 Langkah Pertolongan Pertama untuk Orang Tenggelam, Minimalkan Potensi Kematian

Pertolongan pertama untuk korban tenggelam sudah semestinya menjadi pengetahuan yang dikuasai oleh semua orang agar dapat mengurangi resiko kematian bila ada orang tenggelam di dekatnya.

Liputan6.com, Jakarta Tenggelam merupakan sebuah kecelakaan berisiko tinggi yang dapat berujung pada kematian. Salah satu aspek yang membuatnya begitu berbahaya adalah korban kesulitan untuk meminta pertolongan, sehingga orang disekitarnya tidak menyadari. Apabila tidak segera diberi pertolongan pertama untuk korban tenggelam, korban dapat mengalami kesulitan bernapas di dalam air, mengakibatkan risiko kegagalan pernapasan yang serius.

Olahraga air, seperti berenang, berselancar, menyelam, atau snorkeling adalah aktivitas yang dapat menimbulkan risiko tenggelam. Bahkan orang yang mahir berenang sekalipun bisa menjadi korban jika teknik berenang yang mereka gunakan tidak tepat. Kondisi ini menjadi berbahaya karena air dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan korban, menghalangi proses pernapasan yang normal. 

Pertolongan pertama untuk korban tenggelam sudah semestinya menjadi pengetahuan yang dikuasai oleh semua orang agar dapat mengurangi risiko kematian bila ada orang tenggelam di dekatnya. Ketika air mengisi saluran napas, ada potensi besar untuk korban mengalami gagal napas dan bahkan kehilangan kesadaran. Kecepatan respons dalam memberikan pertolongan pertama menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko fatal akibat tenggelam.  Berikut langkah-langkah pertolongan pertama untuk korban tenggelam yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, Selasa (30/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Hubungi Bantuan

Langkah pertama pertolongan pertama untuk korban tenggelam sangat krusial untuk meningkatkan peluang keselamatan mereka. Jika Anda menyadari adanya seseorang yang tenggelam, langkah awal yang sangat penting adalah berteriak untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar. Ini dapat memobilisasi bantuan lebih lanjut dan membuat orang-orang di sekitar sadar akan situasi darurat.

Setelah memastikan perhatian sekitar terfokus pada kejadian, langkah selanjutnya adalah mencari bantuan dari petugas keamanan di lokasi atau segera menghubungi nomor gawat darurat, seperti 118. Keterlibatan pihak berwenang dapat mempercepat proses pertolongan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan.

Meskipun Anda memiliki kemampuan berenang, disarankan untuk tidak langsung masuk ke dalam air. Pendekatan ini meminimalkan risiko tambahan dan memastikan bahwa pertolongan pertama dapat dilakukan dengan lebih terorganisir dan aman.

Selama menunggu bantuan dan memastikan keamanan situasi, upayakan untuk menarik korban ke darat menggunakan alat bantu seperti tongkat panjang, tali, ban renang, atau benda terdekat lainnya. Ini dapat membantu mengamankan korban tanpa mengekspos diri Anda pada risiko yang lebih tinggi.

Jika memungkinkan, Anda juga dapat mencoba meraih korban dengan tangan. Selama proses menarik korban ke luar dari air, penting untuk tetap tenang dan memberikan dukungan emosional kepada korban. Panik dapat memperburuk situasi, oleh karena itu, menjaga ketenangan sangat diperlukan.

2. Keluarkan Korban dari Air

Langkah kedua pertolongan pertama untuk korban tenggelam adalah mengeluarkan korban dari air. Menurut International Federation of Red Cross, proses mengeluarkan korban tenggelam dari air seharusnya dilakukan oleh tenaga terlatih atau orang dengan kemampuan berenang yang sangat baik.

Jika memang keadaan memaksa, pastikan bahwa Anda memiliki keterampilan berenang yang memadai dan kekuatan fisik yang cukup untuk mengangkat korban kembali ke daratan. Perlengkapan berenang yang tepat, seperti pelampung atau tali, juga sebaiknya dibawa untuk memudahkan proses penyelamatan.

Penting untuk selalu bekerja sama dengan orang lain yang dapat membantu Anda membawa korban ke darat. Saat mendekati korban di air, lakukan dengan tenang dan pegang kuat tubuhnya, menyangga bagian bawah leher agar tetap di atas permukaan air selama proses penarikan ke darat.

Selama mengangkat korban keluar dari air, perlu menjaga posisi leher dan kepala korban dengan menyangga dan mendukungnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah cedera lebih lanjut pada bagian leher dan kepala yang mungkin timbul akibat kecelakaan.

3 dari 4 halaman

3. Cek Pernapasan Korban

Langkah ketiga dalam pertolongan pertama untuk korban tenggelam adalah pengecekan pernapasan korban. Setelah berhasil menarik korban keluar dari air, langkah selanjutnya adalah meletakkan korban di tempat aman dan datar, posisi telentang. Penting untuk segera mengatasi dampak suhu dengan melepas pakaian basah dan menutupi korban dengan baju, handuk, atau selimut hangat.

Jika ada resiko cedera leher atau kepala, perlu hati-hati dalam mengangkat kepala korban. Dalam situasi ini, disarankan untuk membuka rahang sedikit tanpa mengangkat kepala. Tujuannya adalah untuk menghindari cedera tambahan pada area tersebut.

Pengecekan pernapasan menjadi tahap kritis dalam pertolongan korban tenggelam. Proses ini melibatkan mendekatkan telinga ke mulut dan hidung korban untuk merasakan embusan udara. Selain itu, perhatian terhadap gerakan dada yang naik-turun merupakan indikator vital bahwa korban masih bernapas.

Jika korban tidak bernapas, langkah selanjutnya adalah memberikan napas buatan. Langkah-langkah dilakukan dengan menjepit hidung, penempatan bibir dengan posisi terkatup di atas mulut korban, dan memberikan napas perlahan selama 1-2 detik. 

Proses ini diulangi sebanyak 5 kali sebelum pengecekan selanjutnya. Penting untuk memastikan bahwa dada korban naik-turun sebelum memberikan napas buatan berikutnya. Jika korban muntah, langkah-langkah yang perlu diterapkan adalah miringkan kepala korban untuk mencegah tersedak. 

4. Resusitasi Jantung Paru (CPR)

Langkah selanjutnya dalam pertolongan pertama untuk korban tenggelam melibatkan tindakan CPR (cardiopulmonary resuscitation). CPR menjadi langkah penting untuk mengatasi kondisi korban yang sudah tidak responsif dan tidak bernapas. Saint John Ambulance menyediakan panduan CPR yang jelas untuk korban dewasa dan anak-anak di atas 1 tahun serta anak-anak di bawah 1 tahun.

Untuk korban dewasa dan anak-anak di atas 1 tahun, tindakan CPR dimulai dengan penempatan tangan di tengah dada korban, dengan tekanan ke bawah sekitar 5 cm dan laju kompresi 100 kali per menit atau lebih. Proses ini diulangi 30 kali sebelum melakukan pengecekan respons atau pernapasan korban.

Sedangkan untuk anak-anak di bawah 1 tahun, penempatan dua jari pada tulang dada digunakan, dengan tekanan ke bawah sekitar 1-2 cm dan laju kompresi yang sama, yakni 100 kali per menit atau lebih. Setelah 30 kali kompresi, dilakukan pengecekan respons atau pernapasan korban.

Jika korban masih tidak bernapas, tindakan CPR melibatkan dua kali napas buatan pendek, diikuti dengan 30 kali kompresi dada. Siklus ini diulangi terus menerus hingga korban mulai bernapas atau bantuan medis tiba.

Penting untuk diingat bahwa instruksi ini bukanlah pengganti pelatihan CPR resmi. Pelatihan CPR yang resmi dapat diperoleh melalui lembaga-lembaga kesehatan atau organisasi kesehatan seperti Palang Merah Indonesia. Setelah mendapatkan CPR, korban perlu segera mendapatkan bantuan medis lanjutan untuk memeriksa kemungkinan komplikasi atau kerusakan organ. Dengan adanya pengetahuan dan keterampilan CPR, seseorang dapat berperan besar dalam meningkatkan peluang keselamatan korban tenggelam.

4 dari 4 halaman

5. Hangatkan Tubuh Korban

Langkah terakhir dalam pertolongan pertama untuk korban tenggelam adalah menghangatkan tubuh korban setelah mereka sadar dan kondisinya memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang kering. Meskipun langkah ini tampak sederhana, tetapi memiliki dampak yang signifikan dalam mendukung pemulihan korban.

Proses penghangatan tubuh korban harus dilakukan dengan hati-hati. Hindari menggunakan air hangat atau pijatan pada kaki jika korban menggigil, karena hal ini dapat meningkatkan risiko syok. Sebaliknya, fokuslah pada menjaga tubuhnya tetap hangat dan kering dengan menambahkan selimut atau baju hangat.

Melakukan tindakan ini dapat membantu mengembalikan suhu tubuh korban ke level normal dan mencegah hipotermia. Selain itu, selalu periksa tanda-tanda vital seperti denyut nadi dan pernapasan korban. Monitoring ini membantu dalam mengevaluasi seberapa baik tubuh korban merespon pertolongan pertama dan memberikan petunjuk tentang kebutuhan medis tambahan.

Selalu temani dan periksa tanda-tanda vital seperti denyut nadi serta pernapasan dan seberapa baik respons korban tenggelam sampai bantuan medis datang Hal yang terpenting saat melakukan pertolongan pertama pada korban tenggelam adalah menjaga diri agar tetap tenang. Jangan sampai Anda juga ikut celaka saat menolong korban tenggelam.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.