Sukses

6 Etika Menyampaikan Kritik Konstruktif yang Perlu Diperhatikan

Etika menyampaikan kritik menjadi bagian penting dalam membuat perubahan yang positif.

Liputan6.com, Jakarta Etika menyampaikan kritik menjadi bagian penting dalam membuat perubahan yang positif. Kritik merupakan wujud nyata dari kebebasan berpendapat yang dimiliki setiap individu. Kritik bukan sekadar ungkapan pandangan subjektif, tetapi sebuah instrumen konstruktif yang bertujuan untuk membangun dan meningkatkan suatu hal atau individu.  

Kritik konstruktif atau kritik membangun menjadi bentuk penilaian yang dilandasi oleh kajian teori, memberikan suatu interpretasi, dan memberikan pandangan mendalam terhadap sesuatu. Kritik yang baik tidak hanya merinci kelebihan dan kekurangan suatu hal, tetapi juga menawarkan solusi atau masukan yang konstruktif. Oleh sebab itu peran etika menyampaikan kritik sangat krusial.

Kritik konstruktif bukan semata-mata keterlibatan dalam kegiatan menilai, namun juga sebuah proses yang melibatkan pemikiran kritis dan analisis mendalam terhadap suatu objek. Penting untuk menghormati kebebasan berpendapat dan memperlakukan orang lain dengan hormat, bahkan ketika kita berbeda pandangan. Berikut etika menyampaikan kritik yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (12/12/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Mulai dengan Maaf dan Permisi

Menyisipkan kata "maaf" dan "permisi" sebelum menyampaikan kritik adalah tindakan yang cerdas dalam menciptakan lingkungan komunikasi yang positif. Ini bukan hanya tentang formalitas, tetapi lebih kepada menunjukkan rasa empati dan kehormatan terhadap perasaan penerima kritik. Sebuah permulaan yang baik untuk membangun dasar kepercayaan sebelum masuk ke pembahasan kritis.

2. Tegas Namun Sopan

Menggabungkan ketegasan dengan sopanitas adalah seni yang memerlukan kesadaran akan kekuatan kata dan intonasi. Dalam menyampaikan kritik, penting untuk tetap fokus pada perilaku atau karya yang dikritik tanpa menyerang pribadi individu. Pilihan kata yang hati-hati dan intonasi yang mendukung dapat meminimalkan risiko penolakan.

3. Membantu dalam Proses Perbaikan

Etika dalam memberikan kritik tidak hanya berhenti pada pengungkapan kesalahan, tetapi juga mencakup memberikan solusi atau bantuan untuk memperbaikinya. Dengan memberikan saran konstruktif, kita menunjukkan niat positif dan keinginan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu. Inisiatif untuk membantu menciptakan hubungan yang saling mendukung.

3 dari 4 halaman

4. Positif Terlebih Dahulu Sebelum Koreksi

Konsep positif reinforcement sebelum memberikan kritik adalah pendekatan yang didukung oleh penelitian. Memulai dengan memberikan apresiasi atau pujian terhadap aspek positif dari individu tersebut menciptakan landasan positif. Ini tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga membuat individu lebih terbuka terhadap saran kritis.

5. Sampaikan Secara Personal

 Penting untuk mempertimbangkan konteks dan sifat kritik sebelum memutuskan apakah perlu disampaikan secara terbuka atau secara pribadi. Isu teknis atau pribadi sebaiknya diatasi secara personal untuk menghindari potensi perasaan malu atau merasa diserang secara publik. Hal ini mencerminkan rasa hormat terhadap privasi individu.

6. Mengakhiri dengan Ungkapan Terima Kasih

Penutup kritik yang efektif adalah mengakhiri dengan ungkapan terima kasih tanpa melibatkan alasan tertentu. Ini menciptakan nuansa positif dan menunjukkan apresiasi atas keterbukaan dan kesediaan individu untuk menerima kritik. Ungkapan terima kasih yang tulus dapat membantu memperkuat hubungan antarindividu.

4 dari 4 halaman

Fungsi Dari Kritik Konstruktif

Meskipun seringkali terasa sulit diterima, ternyata kritik konstruktif membawa sejumlah manfaat yang signifikan. kritik konstruktif bukanlah sekadar pemberian saran, tetapi sebuah instrumen pembangunan yang dapat merangsang kreativitas, memberikan perspektif baru, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Dengan membuka diri terhadap kritik dan menyampaikannya dengan bijak, kita tidak hanya membantu diri sendiri berkembang, tetapi juga ikut membangun fondasi yang solid untuk kemajuan bersama. Berikut beberapa manfaat kritik konstruktif.

1. Kreativitas Meningkat

Ternyata, kritik konstruktif memiliki peran penting dalam meningkatkan kreativitas. Menurut Harvard Business Review, kritik yang disampaikan secara tepat dapat membuka mata terhadap kesalahan atau kekurangan yang mungkin terlewat. Hal ini merangsang kreativitas, karena individu harus mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan yang teridentifikasi. Namun, perlu diingat bahwa cara penyampaian sangat berpengaruh. Penggunaan kata "dan" dibandingkan dengan "tetapi" dapat membuat kritik terdengar lebih membangun dan tidak menyerang.

2. Memberi Perspektif Baru

Fungsi lain dari kritik konstruktif adalah memberikan perspektif baru. Terkadang, ego kita sendiri dapat menghalangi kita melihat kekurangan yang jelas. Melalui kritik, kita dapat diberikan sudut pandang baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Sebagai contoh, kritik dapat memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana pemahaman kita tentang audiens pembaca dan merangsang pengembangan keterampilan menulis dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pemahaman pembaca.

3. Lingkungan Kerja Lebih Positif

Manfaat kritik konstruktif tidak hanya bersifat personal, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif. Kritik konstruktif yang diberikan dengan baik tidak hanya membantu perkembangan individu, tetapi juga memperbaiki iklim keseluruhan di tempat kerja. Dengan lingkungan yang mendukung kritik konstruktif, orang merasa lebih aman untuk berpendapat tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Ini menciptakan suasana di mana setiap orang dapat tumbuh dan berkembang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.