Sukses

Mengenal Papeda dan Nilainya dalam Kebudayaan Papua, Tidak Hanya Sekadar Makanan Pokok

Papeda adalah makanan tradisional yang berasal dari budaya Papua, wilayah yang kaya akan keberagaman budaya. Makanan ini berakar dalam penggunaan sagu, yang diekstrak dari pohon sagu yang tumbuh di Papua.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia ini juga mencakup keanekaragaman kuliner, salah satunya papeda. Papeda adalah makanan tradisional yang berasal dari Papua, Indonesia. Ini adalah salah satu makanan pokok yang penting di wilayah Papua dan sebagian Maluku. Papeda terbuat dari tepung sagu, yang diekstrak dari pohon sagu yang tumbuh luas di Papua. Makanan ini dikenal karena konsistensinya yang sangat kental dan lengket, mirip dengan lem.

Proses pembuatan papeda dimulai dengan mengambil pohon sagu dan mengambil tepung sagu dari dalamnya. Tepung sagu kemudian dicampur dengan air dan diaduk secara intensif hingga mencapai konsistensi yang sangat kental. Ini adalah proses yang memerlukan tenaga dan waktu, karena tepung sagu harus diaduk dengan baik.

Papeda biasanya disajikan dengan saus atau kuah yang beraneka ragam, yang sering kali terbuat dari bahan-bahan seperti ikan, cakalang (ikan tenggiri), udang, atau daging sapi. Kuah ini memberikan rasa pada papeda yang secara alami cenderung netral. Biasanya, papeda dan kuahnya dimakan dengan tangan, dan makanan ini biasanya disajikan dalam keadaan hangat.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai papeda, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (20/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Papeda berasal dari apa?

Papeda adalah makanan tradisional yang berasal dari budaya Papua, wilayah yang kaya akan keberagaman budaya. Makanan ini berakar dalam penggunaan sagu, yang diekstrak dari pohon sagu yang tumbuh di Papua. Proses pembuatan papeda melibatkan pencampuran tepung sagu dengan air hingga mencapai konsistensi yang sangat kental dan lengket. Meskipun papeda jarang ditemukan di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Mappi, Asmat, dan Mimika, ia masih memiliki tempat penting dalam budaya Papua.

Selain papeda, masyarakat Papua juga menggunakan sagu dalam berbagai jenis sajian, seperti sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola. Ini mencerminkan kekayaan kuliner dan tradisi masyarakat adat Papua yang bergantung pada sagu sebagai sumber karbohidrat utama. Papeda tidak hanya menjadi makanan harian, tetapi juga disajikan dalam acara adat dan perayaan. Makanan ini memiliki peran khusus dalam budaya Papua dan mencerminkan nilai-nilai tradisional serta keahlian dalam pengolahan sagu.

Keberadaan papeda dan sajian sagu lainnya adalah bagian dari warisan budaya dan historis yang telah terpelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya sagu dalam kehidupan sehari-hari dan perayaan masyarakat Papua. Dengan berbagai variasi dalam sajian sagu, budaya kuliner Papua menjadi luar biasa dan mencerminkan keterampilan serta pengetahuan yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Papua selama berabad-abad.

3 dari 6 halaman

Papeda sebagai Bagian dari Budaya Papua

Papeda memiliki nilai budaya yang mendalam dalam masyarakat Papua, lebih dari sekadar makanan. Ia mencerminkan kedalaman hubungan antara manusia dan alam, terutama dengan sagu yang diperoleh dari pohon sagu. Proses pengolahan sagu menjadi papeda adalah tugas yang dilakukan bersama-sama oleh komunitas, menunjukkan kerjasama yang kuat antara anggota masyarakat. Pohon sagu sendiri dianggap sebagai pohon yang suci dan dihormati, sehingga makanan ini mencerminkan perasaan ketergantungan dan rasa hormat kepada alam.

Papeda juga memiliki nilai simbolis yang kuat dalam masyarakat Papua. Ia sering menjadi bagian integral dari upacara adat, perayaan, atau ritual penting lainnya. Contohnya, dalam upacara pernikahan Papua, papeda seringkali disajikan sebagai simbol persatuan antara kedua keluarga yang menikah. Dalam budaya Papua, makanan ini juga bisa digunakan sebagai simbol perdamaian dalam situasi konflik atau pertikaian.

Lebih dari sekadar makanan, papeda adalah ekspresi dari identitas budaya Papua yang kaya. Ia mencerminkan kedalaman hubungan manusia dengan alam, kerjasama dalam komunitas, dan nilai-nilai sosial seperti persatuan dan perdamaian. Papeda adalah warisan budaya yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Papua, dan ia mewakili simbol keberlanjutan budaya dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.

4 dari 6 halaman

Langkah-Langkah Membuat Papeda

Proses pembuatan papeda adalah salah satu kegiatan yang penting dalam budaya Papua. Berikut adalah tahap-tahapnya:

  1. Pemanenan Sagu: Proses pertama adalah memanen sagu dari pohon sagu. Pohon sagu adalah pohon yang tinggi dan kuat. Untuk mengambil tepung sagu, batang pohon sagu dipotong dan dicacah. Setelah itu, inti pohon sagu dihancurkan untuk mengambil serat-seratnya. Serat-serat inilah yang akan digunakan untuk membuat tepung sagu.
  2. Proses Pemisahan: Serat-serat sagu kemudian harus dipisahkan dari sari patinya. Proses ini melibatkan perendaman serat sagu dalam air. Setelah perendaman yang cukup lama, serat-serat sagu akan mengendur dan memudahkan proses pemisahan sari patinya.
  3. Pengeringan: Sari pati yang telah dipisahkan dari serat-serat sagu kemudian dikeringkan. Biasanya, masyarakat Papua akan menjemurnya di bawah sinar matahari atau dengan cara tradisional lainnya hingga benar-benar mengering.
  4. Penggilingan: Setelah sari pati sagu mengering, ia digiling menjadi tepung sagu yang halus. Ini dilakukan dengan peralatan tradisional seperti alat penggiling batu atau modern seperti mesin penggiling.
  5. Proses Pemasakan: Tepung sagu dicampur dengan air dan dimasak hingga membentuk tekstur seperti jelly. Ini adalah tahap penting dalam pembuatan papeda. Makanan harus diaduk terus menerus selama proses pemasakan untuk mencegah pembentukan gumpalan. Papeda siap saat mencapai tekstur yang kental dan kenyal.
  6. Penyajian: Papeda biasanya disajikan dalam bentuk bola atau lempeng. Ia biasanya disajikan bersama hidangan ikan, daging, atau saus. Dalam budaya Papua, papeda sering disantap bersama hidangan laut seperti ikan, cumi-cumi, atau udang.

Pembuatan papeda adalah proses yang memerlukan kerjasama komunitas dan pengetahuan tradisional yang mendalam. Selain itu, papeda tidak hanya berperan sebagai makanan, melainkan juga sebagai simbol budaya dan tradisi yang dijaga dengan baik dalam masyarakat Papua.

5 dari 6 halaman

Nilai Gizi Papeda

Papeda adalah makanan tradisional khas Papua yang memiliki nilai gizi relatif rendah. Makanan ini sebagian besar terdiri dari karbohidrat, dengan sedikit protein dan lemak. Per 100 gram, papeda hanya mengandung sekitar 0,04 gram protein, 0,01 gram lemak, dan 14,03 gram karbohidrat. Ini menjadikannya makanan yang rendah kalori, dengan hanya 58 kkal per 100 gramnya. Papeda juga rendah serat, mengandung 0,1 gram serat per 100 gram.

Meskipun secara nutrisi papeda mungkin tidak mencukupi kebutuhan gizi harian secara signifikan, makanan ini tetap memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Papua. Papeda sering disajikan bersama hidangan lain seperti ikan, daging, sayuran, atau saus khas Papua, yang dapat meningkatkan nilai gizi makanan ini secara keseluruhan. Selain nilai gizi, papeda juga memiliki nilai budaya yang sangat tinggi dalam masyarakat Papua. Makanan ini sering dihidangkan dalam upacara adat, perayaan, atau ritual lainnya, sehingga memiliki kedudukan penting dalam kehidupan sosial dan budaya Papua.

  • Sementara nilai gizi makanan penting, makanan tradisional seperti papeda juga mencerminkan keanekaragaman budaya dan kekayaan tradisional suatu daerah. Oleh karena itu, sambil memahami nilai gizi makanan, kita juga harus menghargai peran budaya dan sosial yang dimainkan oleh makanan dalam masyarakat tertentu.
6 dari 6 halaman

Resep Alternatif dan Variasi Modern dari Papeda

Seperti halnya kuliah lainnya, papeda pun mengalami perkembangan sehingga papeda menjadi hidangan yang lebih beragam dan menarik. Melalui inovasi seperti papeda biru dengan bunga telang yang cantik, papeda telur pedas yang menggugah selera, papeda asam pedas yang menyegarkan, atau papeda kuah kuning dan ikan patin yang kaya akan cita rasa, variasi masakan modern papeda membuktikan bahwa tradisi kuliner dapat terus berkembang sambil tetap mempertahankan akar budaya yang kaya.

Berikut adalah beberapa resep alternatif dan variasi modern dari papeda:

1. Papeda Telur Pedaa

a. Bahan-bahan

  • 1/4 kg tepung tapioka
  • 15 sdm tepung terigu
  • 3 batang bawang daun (iris halus)
  • 1 penyedap rasa
  • Garam secukupnya
  • Air secukupnya
  • 1 butir telur

b. Cara membuat

  • Campur tepung tapioka, tepung terigu, bawang daun, penyedap rasa, garam, dan air hingga membentuk adonan.
  • Masukkan telur ke dalam adonan, kocok hingga merata.
  • Panaskan teflon, masak telur orak-arik, lalu tuangkan adonan.
  • Taburi adonan dengan bubuk balado, bubuk jagung manis, dan bon cabai sesuai selera.
  • Gulung adonan seperti telur gulung dan sajikan.

 

2. Papeda Biru Bunga Telang

a. Bahan-bahan

  • 250 gr sagu basah
  • 250 gr air mendidih
  • 5 gr bunga telang
  • 3 sdm gula pasir
  • 1 lembar daun pandan

b. Cara membuat

  • Cuci sagu basah dan saring untuk mendapatkan butiran sagu yang bersih.
  • Panaskan air hingga mendidih, tambahkan bunga telang hingga air berwarna biru.
  • Masukkan gula, aduk hingga rata, lalu saring.Tuangkan air panas biru ke dalam butiran sagu sambil diaduk hingga membentuk papeda.
  • Papeda biru dapat dimakan langsung atau dicampur dengan berbagai makanan dan minuman.

 

3. Papeda Asam Pedas

a. Bahan-bahan

  • Tepung sagu 1/4 kg
  • Ikan kembung atau ikan tongkol 1/2 kg
  • Bumbu-bumbu seperti lengkuas, jahe, daun jeruk, sereh
  • Air
  • Perasan air jeruk
  • Daun kemangi
  • Cabe rawit, garam, gula, merica

b. Cara membuat

  • Goreng ikan hingga setengah matang.
  • Tumis bumbu-bumbu, tambahkan ikan, air, perasan air jeruk, dan bumbu lainnya.
  • Masak hingga ikan matang dan bumbu meresap.
  • Sementara itu, cairkan tepung sagu dengan air hingga membentuk papeda kental.
  • Sajikan papeda dengan ikan asam pedas di atasnya.

 

4. Papeda Kuah Kuning dan Ikan Patin:

a. Bahan-bahan

  • Ikan patin
  • Bumbu-bumbu seperti lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih
  • Sagu, santan kental
  • Kangkung, kemiri, daun serai, cabe rawit, garam, gula, penyedap rasa

b. Cara membuat

  • Tumis kangkung, kemiri, dan bumbu-bumbu.Masak ikan dengan bumbu, tambahkan air dan santan kental.
  • Sementara itu, cairkan sagu dengan air hingga kental.
  • Sajikan papeda dengan kuah kuning dan ikan patin di atasnya.

 

5. Papeda dengan Kapurung Ikan

a. Bahan-bahan

  • Sagu, ikan, sayur-sayuran, bumbu-bumbu seperti lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih, dan banyak bahan lainnya.

b. Cara membuat

  • Siapkan ikan, buat kuah ikan dengan bumbu-bumbu.
  • Siapkan sayur-sayuran.
  • Sagu dicampur dengan air, lalu masak hingga membentuk papeda.
  • Masukkan kuah ikan dan sayur-sayuran ke dalam papeda.
  • Sajikan dengan sambal dan jeruk nipis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.