Sukses

5 Contoh Mobilitas Horizontal yang Umum Terjadi di Tempat Kerja, Ketahui Jenisnya

Mobilitas sosial horinzontal adalah proses perpindahan, dari satu posisi ke posisi sosial tertentu yang berada di lapisan sosial yang sama.

Liputan6.com, Jakarta Mobilitas horizontal adalah istilah yang digunakan dalam konteks perkembangan karir, dan pergerakan tenaga kerja untuk menggambarkan perpindahan seseorang, dari satu posisi atau pekerjaan ke posisi atau pekerjaan lainnya. Contoh mobilitas horizontal akan dengan mudah Anda jumpai dalam lingkup pekerjaan, maupun kehidupan sehari-hari.

Contoh mobilitas horizontal umumnya memiliki tingkat tanggung jawab, tingkat keterampilan, atau spesialisasi yang serupa. Mobilitas horizontal akan cenderung mempertahankan tingkat hierarki yang sama atau serupa, tetapi mungkin melibatkan perubahan dalam tugas, lingkungan kerja, atau jenis tanggung jawab yang diemban.

Contoh mobilitas horizontal dapat mencakup perpindahan seseorang, dari satu departemen ke departemen lain dalam perusahaan yang sama, perubahan profesi di dalam bidang yang serupa (misalnya, dari teknik mesin ke teknik listrik), atau rotasi pekerjaan di mana seseorang mengisi berbagai peran setara, dalam organisasi.

Mobilitas horizontal dapat memberikan berbagai manfaat, seperti pengembangan keterampilan yang lebih luas, diversifikasi pengalaman, dan fleksibilitas dalam pengembangan karir. Berikut ini contoh mobilitas horizontal yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (18/9/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Pindah Departemen dalam Perusahaan

Contoh mobilitas horizontal yang bisa Anda jumpai pertama, adalah gambaran di mana seorang profesional dalam perusahaan teknologi, mungkin awalnya bekerja di departemen pengembangan perangkat lunak sebagai seorang programmer. Namun, dia memutuskan untuk pindah ke departemen pengujian perangkat lunak, di mana dia akan menguji dan memvalidasi produk yang sama. Meskipun ini adalah perpindahan horizontal karena dia tetap berada dalam perusahaan yang sama, tanggung jawab dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan ini juga relatif serupa.

2. Transisi ke Peran yang Sejenis di Industri Berbeda

Seorang ahli dalam pemasaran digital dalam industri periklanan, mungkin memutuskan untuk berpindah ke perusahaan di industri e-commerce dengan peran yang serupa, seperti manajer kampanye iklan online. Meskipun ini melibatkan perubahan industri, jenis pekerjaan dan sebagian besar keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam peran tersebut tetap mirip, sehingga bisa dianggap sebagai contoh mobilitas horizontal.

3. Rotasi dalam Manajemen Proyek

Contoh mobilitas horizontal Seorang manajer proyek dalam sebuah perusahaan konstruksi bisa terlibat dalam berbagai jenis proyek, seperti bangunan komersial, infrastruktur, atau perumahan. Dia mungkin secara berkala beralih dari satu jenis proyek ke yang lain. Ini adalah contoh mobilitas horizontal, karena dia tetap di posisi manajemen proyek, tetapi beroperasi dalam berbagai konteks dan proyek yang berbeda.

4. Guru Sekolah yang Mengajar Berbagai Mata Pelajaran

Seorang guru di sekolah dasar bisa mengajar berbagai mata pelajaran, termasuk matematika, bahasa Inggris, sains, dan seni. Meskipun ini bukan perpindahan antarperusahaan, guru tersebut bergerak secara horizontal dalam konteks pendidikan, karena dia mengajar berbagai mata pelajaran dengan tingkat tanggung jawab yang serupa.

5. Pindah ke Departemen yang Berbeda dalam Pemerintahan

Seorang pegawai pemerintah dapat memulai karirnya di departemen perencanaan kota, dan kemudian memutuskan untuk pindah ke departemen lingkungan, yang berfokus pada pelestarian alam. Walaupun perannya dalam pemerintahan berubah, mobilitasnya masih dianggap horizontal karena dia tetap bekerja dalam sektor pemerintahan.

3 dari 4 halaman

Jenis-jenis Mobilitas Sosial

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Jenis mobilitas ini terbagi atas dua bagian, yang pertama adalah mobilitas sosial positif di mana individu atau kelompok mengalami peningkatan dalam status sosial, ekonomi, atau pendapatan mereka. Ini sering kali dianggap sebagai tanda pencapaian dalam masyarakat. Contohnya adalah ketika seseorang yang awalnya adalah pekerja biasa, akhirnya memperoleh promosi ke posisi manajemen tingkat atas dengan gaji yang jauh lebih tinggi. Selanjutnya terdapat mobilitas sosial negatif, ketika individu atau kelompok mengalami penurunan dalam status sosial, ekonomi, atau pendapatan mereka. Ini bisa terjadi akibat pemecatan, kebangkrutan, atau masalah keuangan lainnya.

2. Mobilitas Sosial Horisontal

Jenis mobilitas ini melibatkan perubahan dalam posisi atau pekerjaan, tanpa adanya perubahan signifikan dalam pendapatan atau kesejahteraan ekonomi. Ini berarti individu beralih ke pekerjaan dengan tanggung jawab yang serupa atau hampir sama dengan pekerjaan sebelumnya, tetapi mungkin dalam perusahaan atau industri yang berbeda. Misalnya, seorang akuntan yang beralih dari firma akuntansi satu ke firma akuntansi lainnya.

3. Mobilitas Sosial Antar Generasi

Jenis ini dibagi menjadi dua diantaranya mobilitas antar generasi naik, di mana akan terjadi ketika generasi muda mengalami peningkatan status sosial atau ekonomi, dibandingkan dengan generasi sebelumnya, seperti orang tua atau kakek nenek mereka. Contoh nyata adalah ketika anak-anak mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, atau mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Sebaliknya, mobilitas antar generasi turun terjadi ketika generasi muda mengalami penurunan status sosial atau ekonomi, dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Ini bisa disebabkan oleh faktor seperti ketidakstabilan ekonomi, perubahan dalam nilai-nilai keluarga, atau kurangnya peluang pendidikan.

4. Mobilitas Sosial Intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah fenomena yang berbeda dengan mobilitas antargenerasi. Dalam konteks ini, mobilitas merujuk pada perubahan posisi sosial seseorang dalam satu generasi yang sama. Mobilitas intragenerasi dapat mengakibatkan perubahan status sosial seseorang, baik naik maupun turun.

Contoh mobilitas ini, di mana seorang pemuda bernama Adit pada masa mudanya terbatas dalam pilihan makanan, dan hanya bisa makan nasi telur karena pekerjaannya sebagai penjaga toko. Namun, dengan tekad dan usahanya yang gigih, Adit berhasil menjadi seorang pengusaha sukses dengan membuka bisnis sendiri. Saat ini, Adit telah mengembangkan usahanya menjadi beberapa cabang yang sukses dan memiliki sebuah rumah mewah. Perubahan ini mencerminkan mobilitas intragenerasi, di mana Adit naik secara signifikan dalam hierarki sosial dalam satu generasi.

5. Mobilitas Geografis

Mobilitas sosial yang terakhir adalah mobilitas geografis. Mobilitas geografis mengacu pada perpindahan individu atau kelompok dari satu wilayah geografis ke wilayah lain. Perpindahan ini dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk transmigrasi, urbanisasi, atau migrasi akibat faktor ekonomi, sosial, atau politik. Mobilitas geografis ini juga dapat mengakibatkan perubahan status sosial seseorang, baik naik maupun turun.

 

4 dari 4 halaman

Perbedaan Horizontal dan Vertikal

1. Arah Pergerakan

Mobilitas horizontal adalah pergerakan lateral, di mana seseorang beralih dari satu posisi atau pekerjaan ke posisi atau pekerjaan lainnya yang memiliki tingkat tanggung jawab, tingkat keterampilan, atau spesialisasi yang serupa. Ini berarti individu tetap berada dalam "lapisan" yang sama dalam hierarki pekerjaan, atau organisasi. Sebaliknya, mobilitas vertikal adalah pergerakan ke atas atau ke bawah dalam hierarki pekerjaan atau organisasi. Seseorang naik ke posisi yang memiliki lebih banyak tanggung jawab dan wewenang (mobilitas vertikal positif), atau turun ke posisi yang memiliki tanggung jawab yang lebih rendah (mobilitas vertikal negatif).

2. Tujuan Perubahan

Mobilitas horizontal umumnya terjadi ketika seseorang mencari variasi dalam pekerjaan mereka, ingin mengembangkan keterampilan yang berbeda, atau menginginkan pengalaman yang lebih luas. Tujuannya adalah meningkatkan keragaman dalam karir, tanpa perlu meningkatkan status atau hierarki. Sedangkan mobilitas vertikal, biasanya terjadi ketika seseorang memiliki ambisi untuk naik ke posisi yang lebih senior dalam organisasi, mendapatkan gaji yang lebih tinggi, atau mengambil peran dengan lebih banyak tanggung jawab. Tujuannya adalah mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam hierarki perusahaan.

3. Posisi dalam Organisasi

Dalam mobilitas horizontal, individu tetap berada dalam organisasi yang sama atau dalam konteks industri atau sektor yang serupa. Mereka mungkin berpindah antar departemen atau peran, tetapi tetap berhubungan dengan perusahaan yang sama. Sebaliknya mobilitas vertikal, sering melibatkan promosi atau perpindahan ke perusahaan yang berbeda, untuk mencapai posisi yang lebih senior. Ini bisa berarti perubahan besar dalam lingkungan kerja dan tanggung jawab.

4. Tingkat Tanggung Jawab

Dalam mobilitas horizontal, tingkat tanggung jawab biasanya tetap relatif serupa dengan peran sebelumnya. Individu mungkin memiliki tugas yang berbeda tetapi tidak mengalami lonjakan signifikan dalam hierarki tanggung jawab. Namun, sebaliknya mobilitas vertikal melibatkan kenaikan tingkat tanggung jawab yang lebih besar, sering kali dengan pengelolaan tim atau departemen yang lebih besar. Ini termasuk pengambilan keputusan yang lebih strategis, dan lebih banyak kendali atas proses organisasi.

5. Peningkatan Gaji

Mobilitas horizontal mungkin tidak selalu berdampak besar pada kenaikan gaji, karena individu biasanya tetap dalam tingkat kompensasi yang serupa dengan pekerjaan sebelumnya. Akan tetapi mobilitas vertikal, sering kali disertai dengan kenaikan gaji yang signifikan, karena individu memasuki peran yang lebih senior dengan gaji yang sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang lebih besar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.