Sukses

Potret Bryan Yap Model Sekaligus Pedagang Sayur, Alasannya Bikin Kagum

Mengenakan pakaian glamor dan berpose di atas runaway dan mengemas sayuran dalam gudang yang sederhana menjadi hal yang nampaknya berlawanan.

Liputan6.com, Jakarta Bryan Yap adalah seorang model high fashion yang dapat dijumpai di area industri Sembawang, Singapura sembari mendorong gerobak berisi container plastik biru dan kuning. Dengan postur tubuh tinggi, rambut pirang, serta profil wajah yang tajam, orang yang melihatnya mungkin berpikir sedang ada pagelaran peragaan busana di area industri tersebut.

Namun, pemuda asal berusia 25 tahun ini tidak sedang berjalan di atas runaway dengan tema industrial. Bryan yang sudah menjalani profesi model sejak berusia 16 tahun ini sedang melakukan profesinya yang lain sebagai pedagang sayuran. 

Bryan memiliki alasan yang membuat orang mendengarkan kagum. Berikut kisah Bryan Yap yang menjalani kehidupan sebagai model sekaligus pedagang sayuran, dirangkum Liputan6.com dari laman ricemedia.co, Kamis (10/8/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Melanjutkan Bisnis Keluarga

Mengenakan pakaian glamor dan berpose di atas runaway dan mengemas sayuran dalam gudang yang sederhana memang menjadi hal yang nampaknya berlawanan. Kehidupan ganda ini mengungkapkan dua sisi yang berbeda dari diri Bryan Yap.

Bryan biasanya memulai pekerjaannya sebagai pedagang sayur dengan bangun jam 4 pagi. Saat langit mulai terang, ia sudah bercucuran keringat meski masih tergolong pagi. Kipas angin yang ada di tempatnya bekerja hampir tidak membantu membuatnya lebih dingin. Kadang-kadang dia berhenti sejenak untuk menyeka keringatnya.

Tempat Bryan bekerja sebagai pedagang sayur adalah sebuah gudang yang tidak terlalu menarik. Tapi warna-warna cerah dari sayuran segar tersusun di dalamnya. Sayuran-sayuran ini berasal dari pertanian di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Bryan bertugas untuk mengemas sayuran-sayuran itu dan mengirimkannya ke pelanggannya.  Sebelum dikemas dalam kantong plastik, pacar Bryan, Kaci Beh yang berusia 24 tahun, membantunya memeriksa daftar pesanan pelanggan.

Apa yang dikerjakan oleh Bryan adalah bisnis keluarganya yang bernama Ah Phoon Supplier. Bisnis keluarga Bryan ini menyuplai sayuran kepada 40 pelanggan di seluruh pulau. Pelanggannya mulai dari warung makan di pusat perbelanjaan, hingga dapur kantor.

3 dari 5 halaman

Mencintai Dunia Modeling

Bukan hanya menjual sayuran, Bryan juga berprofesi sebagai model fesyen. Dia suka berpose di depan kamera di studio foto yang ber-AC. Dia juga bekerja sebagai model di bawah agensi model bernama Now Model Management.

"Aku tidak tumbuh dengan impian menjadi model, Ibuku dulu adalah seorang model. Dia pernah menunjukkan foto keluarga kami kepada teman-temannya yang juga dulu adalah model, dan mereka menyarankan agar aku mencobanya," jelas Bryan pada ricemedia.co.

Bryan merintis karirnya sebagai model pada 2015, saat itu dia sedang bersiap-siap menghadapi ujian kelulusan sekolah. Bryan mendapatkan pekerjaan model pertamanya pada usia 16 tahun dan sekarang dia adalah model generasi kedua dalam keluarganya.

Orang tua Bryan menyarankan agar ia menjadi model sebagai pekerjaan paruh waktu. Baginya, menjadi model memiliki keuntungan karena ia dapat mengenakan pakaian yang sebenarnya tidak bisa ia beli sendiri.

4 dari 5 halaman

Menjalani Hidup Dua Dunia

Menyuplai sayuran sudah menjadi bagian dari keluarga Bryan selama bertahun-tahun. Kakek buyutnya memulai Ah Phoon Supplier Sayuran lebih dari 20 tahun yang lalu, kemudian ayahnya mengambil alih pada tahun 2006. Bryan bergabung pada tahun 2022, membuatnya menjadi penjual sayuran generasi ketiga.

"Aku sebenarnya bisa melanjutkan ke politeknik setelah menyelesaikan dinas militer, tapi aku merasa sudah cukup tua. Aku hanya punya satu sertifikat ITE. Di Singapura, sulit untuk mencapai banyak dengan sertifikat itu. Aku beruntung bahwa keluargaku menjalankan bisnis sayuran," kata Bryan.

Bryan masuk ke dalam kedua profesi ini secara kebetulan. Dia mengaku sebenarnya bermimpi menjadi montir mobil. Itulah yang membuatnya memilih jurusan teknik mesin saat kursus Nitec tingkat lanjut.

"Aku ingin memperbaiki mesin mobil. Tapi aku tidak berinteraksi dengan mesin dalam dua tahun belakangan," katanya sambil tertawa. 

Usaha berdagang sayur dijalankan oleh tiga karyawan, Bryan dan kedua orangtuanya. Karyawan menjadi empat orang , jika pacar Bryan sedang senggang dan ikut membantu. Bryan menyuplai sayuran enam hari dalam seminggu, dengan hari libur pada hari Sabtu. Tentu saja jika Bryan memiliki jadwalkan untuk pemotretan hari kerjanya mungkin berubah.

"Keuntungan bekerja sebagai penjual sayuran adalah jadwal yang fleksibel. Jika aku ada pemotretan pada hari itu, aku akan mengambil cuti dan bekerja pada hari Sabtu sebagai gantinya. Orang tuaku tahu bahwa aku memiliki dua pekerjaan. Mereka sangat mendukung," kata Bryan.

5 dari 5 halaman

Berdagang Sayur Lebih Menjanjikan

Sayangnya, Bryan tidak banyak mendapatkan pekerjaan model seperti yang diharapkan. Bryan mengaku hanya mendapatkan rata-rata empat hingga enam pekerjaan pemodelan setiap bulan. Baginya menjadi model pria penuh waktu tidaklah menguntungkan secara finansial. 

"Di Singapura, pria tidak mendapatkan banyak pekerjaan model seperti wanita," ungkapnya. Model pria di Singapura menang rata-rata mendapatkan penghasilan sekitar empat persen lebih rendah daripada rekan wanitanya.

Model wanita rata-rata mendapatkan penghasilan $88.480 per tahun. Model pria, di sisi lain, mendapatkan penghasilan rata-rata $84.740 per tahun. Tentu saja, gaji seorang model pria tergantung pada popularitas mereka dan apakah mereka bekerja penuh waktu.

Seperti sayuran, model juga memiliki masa pakai yang terbatas. Bryan mengatakan bahwa model kesulitan untuk menghadapi akhir karier mereka begitu mereka mencapai usia 30 tahun.

"Selalu ada seseorang yang lebih muda yang akan menggantikanmu. Aku pernah bertemu model yang berusia 16 tahun, dan aku merasa tua." ucap Bryan yang baru berusia 25 tahun.

Bryan masih berharap dapat menjalani karier modelnya sejauh mungkin. Dia bahkan pergi ke London dan Milan untuk mencari agen yang mewakili dirinya di luar negeri.

"Melakukan pertunjukan di luar negeri, itu adalah mimpiku. Tapi kita akan lihat saja."

Bangga dengan Dua Profesi yang Berlainan

Bryan adalah contoh yang berhasil mematahkan stigma tentang pekerja kasar. Seorang model high fashion selalu diidentikan dengan hidup yang gemerlap dan glamor. Namun melalui akun TikTok-nya, Bryan mendokumentasikan perjalanannya sebagai penjual sayuran dan model yang menentang pandangan umum.

"Aku tidak membutuhkan orang yang akan memperlakukanku berbeda berdasarkan pekerjaanku. Aku ingin orang yang menerima diriku apa adanya dengan tulus. Jangan menghakimi orang berdasarkan pekerjaan mereka. Selama kamu melakukan pekerjaan yang jujur dan tidak menyakiti siapa pun, itu sudah cukup baik," katanya.

Bryan merasa beruntung memiliki teman-teman yang model yang menerima kehidupannya sebagai penjual sayuran. Mereka bahkan kadang-kadang berkumpul di gudangnya.

"Dulu, ayahku pernah berkata padaku waktu aku masih kecil. Jika aku memiliki mobil bagus, rumah bagus, dan jam tangan bagus, aku akan sukses," katanya sembari mengulang kata-kata itu.

"Aku tidak keberatan bekerja keras di usia 20-an. Ketika aku berusia 40-an, aku akan bersantai. Aku berjuang untuk memberikan kehidupan yang baik bagi diriku di masa depan."

Dunia model dan penjualan sayuran dalam jumlah besar memang sangat berbeda. Namun, Bryan melihat sedikit persamaan antara dua dunia ini, keduanya adalah pekerjaan yang menuntut. Tapi Bryan dengan yakin mengatakan, "Ketika orang bertanya apa yang kulakukan, kukatakan bahwa aku adalah penjual sayuran pertama."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.