Sukses

Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan, Gejala dan Pengobatannya

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan terjadi karena gangguan yang dialami sang ibu saat hamil.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan perlu diwaspadai. Hidrosefalus sendiri merupakan kondisi di mana terjadi penumpukan cairan berlebih di dalam otak. Dalam keadaan normal, memang ada cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak. 

Pada kondisi hidrosefalus, jumlah cairan otak tersebut berlebihan sehingga menimbulkan penekanan sel-sel otak dan gangguan saraf. Hidrosefalus pada bayi disebut juga dengan hidrosefalus kongenital. Jenis ini merupakan kelainan bawaan yang terjadi karena gangguan di dalam kandungan.

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan terjadi karena gangguan yang dialami sang ibu saat hamil. Misalnya sang ibu terkena infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau beberapa sebab lainnya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (18/6/2020) tentang penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Hidrosefalus pada Bayi dalam Kandungan

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan umumnya akibat infeksi saat kehamilan. Infeksi tersebut disebabkan oleh cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma.

Infeksi Toksoplasma dan Kekurangan Asam Folat

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan yang pertama adalah karena infeksi toksoplasma. Infeksi ini mampu menembus janin, mengakibatkan peradangan otak, serta menginfeksi jaringan saraf otak.

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan juga bisa disebabkan ibu hamil kekurangan asam folat. Asam folat ini memiliki peran penting dalam fase pembentukan sistem saraf pusat, serta mencegah terjadinya kecacatan pada bayi.

Virus Rubella dan Cacat

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan juga disebabkan infeksi virus lainnya, seperti rubella. Adanya infeksi tertentu selama masa kehamilan yang mampu memicu peradangan pada otak janin, seperti rubella (campak Jerman) atau sifilis.

Hidrosefalus juga bisa disebabkan karena adanya cacat bawaan di mana tulang belakang bayi tidak dapat menutup sempurna selama dalam kandungan, sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak yang tidak seimbang.

Kelainan Saraf

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan selanjutnya adalah kelainan saraf. Penyebabnya dapat berupa aliran cairan serebrospinal yang terhambat pada sistem saraf. Hal ini dapat terjadi tanpa sepengetahuan dan tidak disadari oleh sang ibu selama proses kehamilan.

Penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan akibat infeksi dalam kehamilan ibu sebenarnya dapat dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan, yaitu dengan pemeriksaan USG. Sementara itu, saat bayi lahir, hidrosefalus mulai dapat diduga saat dilakukan pengukuran lingkar kepala bayi.

3 dari 4 halaman

Gejala Hidrosefalus Kongenital

Setelah mengetahui penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan, kamu tentunya juga perlu mengenali gejala-gejalanya agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Hidrosefalus kongenital yang terjadi saat bayi baru lahir biasanya menunjukkan gejala berupa:

- Bayi terlihat mengantuk terus atau kurang responsif terhadap kondisi di sekitarnya.

- Kaki dan tangan berkontraksi terus sehingga terlihat kaku dan sulit digerakkan.

- Bayi mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya umur 6 bulan belum bisa tengkurap, atau umur 9 bulan belum bisa duduk.

- Kepala bayi terlihat lebih besar, juga bertambah besar setiap saat dibandingkan anak seusianya.

- Kulit kepala bayi tipis, dan pembuluh darahnya dapat terlihat dengan jelas.

- Napas tidak teratur.

- Mengalami kejang berulang.

4 dari 4 halaman

Pengobatan Hidrosefalus

Pengobatan hidrosefalus bertujuan untuk memperbaiki aliran cairan otak. Dengan begitu cairan otak tidak lagi menumpuk di otak dan tidak menimbulkan penekanan pada jaringan otak.

Hal tersebut dilakukan melalui tindakan pembedahan, berupa:

Shunt Shunt adalah tindakan memasukkan kateter (selang kecil) ke dalam otak untuk mengalirkan kelebihan cairan otak ke bagian tubuh yang lain, seperti ke perut atau ke jantung. Biasanya shunt ini akan dipasang seumur hidup, namun seiring bertambahnya usia anak, akan dilakukan penggantian selang kateter yang lebih besar dan panjang.

Ventrikulostomi Operasi ventrikulostomi merupakan tindakan membuat lubang di antara ruangan-ruangan dalam otak. Tujuannya supaya cairan otak dapat tersebar secara merata di seluruh bagian otak, tidak menumpuk di satu lokasi tertentu.

Pencegahan Hidrosefalus

Pencegahan hidrosefalus dimulai sejak dalam kehamilan. Ibu hamil harus melakukan kontrol berkala agar bila ada infeksi virus, dapat diketahui dan ditangani segera. Pastikan bahwa ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai dengan jadwal pemerintah.

Beberapa penyebab hidrosefalus seperti infeksi rubella, radang selaput otak, dan radang otak dapat dicegah dengan imunisasi. Hidrosefalus merupakan kondisi yang sulit dicegah. Namun, risiko hidrosefalus dapat dihindari dengan beberapa langkah berikut:

- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin saat hamil.

- Kenakan sabuk pengaman saat berkendara menggunakan mobil.

- Gunakan helm saat bersepeda atau mengendarai motor.

Itulah beberapa penyebab hidrosefalus pada bayi dalam kandungan, gejala, dan pengobatannya yang perlu kamu ketahui. Oleh karena itu, ibu hamil harus selalu menjaga kesehatan agar janin di dalam kandungannya bisa juga lahir dengan normal dan senantiasa sehat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini