Sukses

Sedapnya Opor Ayam Bakar Sunggingan Khas Kudus, Penyajian dengan Daun Pisang

Opor ayam bakar Sunggingan merupakan kuliner khas Kudus yang masih banyak digemari oleh orang Kudus dan para artis Ibukota.

Liputan6.com, Jakarta Kota Kudus selain terkenal dengan soto dan satai kerbaunya, masih ada makanan legendaris yang namanya sudah eksis dari dahulu. Kuliner khas tersebut adalah opor ayam bakar Sunggingan. 

Kuliner istimewa ini sudah bertahan selama 68 tahun lamanya. Rasa yang lezat dan racikan bumbu yang meresap pada ayamnya membuat opor ayam bakar Sunggingan menjadi salah satu opor putih yang banyak disukai orang Kudus dan pecinta kuliner dari berbagai kota di Indonesia.  

Dari penampilannya, sekilas opor ayam bakar sunggingan memiliki warna yang berbeda dengan opor pada umumnya. Bahkan penyajian dari makanan ini terbilang unik, yakni menggunakan piring yang dilapisi oleh daun pisang dan suru (sendok dari daun pisang).

Lantas seperti apa serunya mencicipi opor ayam bakar Sunggingan? Berikut Liputan6.com ulas mengenai opor ayam bakar Sunggingan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kuliner yang Menjadi Kegemaran Sunan Kudus

Pemilik rumah makan Opor Ayam Bakar Sunggingan, Rosa Arlina mengatakan sesuai ceritanya, Sunan Kudus dahulu menyukai kuliner ini. Hal ini karena proses masak yang masih memegang cara tradisional dan daging ayam kampung yang dibakar.

“Yang bikin Sunan Kudus suka dengan opor ayam bakar Sunggingan adalah daging ayamnya dibakar, kalo opor kuning kan tanpa dibakar.” kata Rosa pada Liputan6.com

Setiap ada acara di bulan Suro, Menara Kudus selalu memesan opor Sunggingan sebagai menu andalannya. Tak tanggung-tanggung sekali ada acara, rumah makan opor Sunggingan bisa menghabiskan ayam kampung sebanyak 50-70 ekor.

Nama Sunggingan sendiri diambil dari nama desa yang dulu menjadi tempat pertama opor tersebut berdiri. Rosa membeberkan awal mula buyutnya Sugadi dan istrinya Ngadilah berjualan opor Sunggingan.

“Nama sunggingan berasal dari nama desa. Dulu opor ini jualan di desa sunggingan. Waktu itu, mbah jualannya tidak hanya opor saja, namun juga ada nasi rames. Lalu ada pelanggan yang bilang ke mbah saya ‘Pak kalo bisa jualannya satu aja jangan banyak-banyak, mana yang dimantepin itu yang dijual.’ Akhirnya mbah memutuskan untuk jualan opor sunggingan saja,” ujar Rosa.

3 dari 4 halaman

Proses Masak Opor Sunggingan

Warung opor ayam bakar Sunggingan tersebut telah berdiri sejak tahun 1957 hingga sekarang. Bahkan warung makan tersebut sudah memiliki pelanggan tetap dan banyak para artis Ibukota yang mencicipi makanan yang dipercaya sebagai kegemaran Sunan Kudus tersebut.

“Banyak pelanggan tetap yang sering makan opor sunggingan seperti atlet bulu tangkis Liem Swie King, Oka Pernolius, Ivan Gunawan, Tantri Kotak, Duta Sheila On 7, Kiki Amalia, dan masih banyak lagi,” sebut Rosa.

Opor Sunggingan menjadi salah satu kuliner istimewa karena proses masaknya yang terbilang rumit dan masih menggunakan cara tradisional. Proses masak seperti ini tetap dilestarikan oleh Rosa sebagai generasi ketiga agar cita rasanya tidak berubah.

Daging ayam dibakar terlebih dahulu dalam bentuk utuh dan tidak dipotong-potong. Bahkan ayam yang digunakan haruslah berumur 1-2 tahun dan tidak dalam fase bertelur. 

“Proses pembuatannya ayam betina kemudian di rebus selama 4 jam kemudian ditiriskan. Setelah itu, di bakar lagi untuk mendapatkan rasa sedap,” ungkap pemilik warung makan Opor Sunggingan.

“Ayam yang digunakan untuk opor sunggingan dicari yang tua, ini berpengaruh di tekstur ayamnya. Tidak bisa menggunakan ayam muda karena teksturnya berbeda. Ayam yang tua akan menghasilkan tekstur daging kering sedangkan ayam yang muda menghasilkan tekstur daging basah,” tambahnya.

Untuk mendapatkan cita rasa yang lezat dan sedap, ayam dibakar dengan sumber api yang berasal dari arang kayu karet. Nyaris tak ada yang berubah dalam penyajian nasi opor ayam bakar Sunggingan ini. Daging ayam utuh dipotong-potong dengan gunting khusus, lalu disiram dengan kuah opor putih dan sambal goreng tahu. Uniknya, rasa pedas yang diciptakan ayam itu bukan berasal dari sambal, melainkan dari cabai rebus yang utuh. 

4 dari 4 halaman

Perbedaan Opor Sunggingan dengan Opor Biasa

Menurut Rosa, opor Sunggingan berbeda dengan opor kuning pada umumnya. Perbedaan tersebut terlihat secara signifikan mulai dari kuah opor dan cita rasa ayam kampung bakarnya.

“Opor biasanya yang kuning itu menggunakan rempah-rempah seperti kunyit, kalo opor ini enggak. Karena hanya menggunakan gula dan jinten. Selain itu, ayam kampungnya juga berbeda. Jika opor sunggingan ayamya dibakar terlebih dahulu, sedangkan opor kuning ayamnya direbus biasa,” jelas Rosa.

Selain itu, cara penyajiannya juga berbeda. Jika opor biasa ayamnya masih utuh dimasukkan ke kuah opor kuning, sedangkan opor Sunggingan ayamnya di bakar terlebih dahulu kemudian di gunting-gunting menggunakan gunting khusus serta kuahnya disiramkan di atas nasi dan ayam.

Bagi anda yang ingin mencicipi opor ayam bakar Sunggingan khas Kudus, anda bisa mampir ke warung makan Opor Sunggingan yang terletak di Jl. Niti Semito No.9, Plosokrajan, Ploso, Kec. Jati, Kabupaten Kudus.

Warung makan tersebut buka mulai pukul 06.30 hingga 14.00 WIB. Namun jika ada pesanan dadakan pada jam tersebut, maka akan dimasakkan lagi. Untuk harganya sendiri sangatlah terjangkau, opor Sunggingan dibandrol dengan harga Rp 18.000 per porsinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.