Sukses

Makna Aroma Mulut Orang Puasa dalam Hadits, Lebih Harum dari Misik

Makna dari aroma mulut orang puasa dalam hadis ibarat kalimat majaz yang menggunakan bau mulut sebagai perumpamaan.

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadhan mengharuskan umat Muslim untuk menahan makan dan minum selama lebih dari 12 jam mulai dari Subuh hingga Magrib. Hal ini membuat produksi air liur di mulut akan berkurang dan mengakibatkan menjadi kering, sehingga menimbulkan bau mulut yang tak sedap.

Meski begitu, bau mulut orang berpuasa memiliki keistimewaan tersendiri di mata Allah SWT. Hal ini banyak dijelaskan dalam hadis terkait tentang aroma mulut orang puasa. Seperti dalam hadis yang disebutkan oleh Rasulullah saw,

“Demi Dzat yang mengurusi diriku, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada minyak misik.”

Dari hadis tersebut ada makna dibalik aroma mulut orang puasa yang dikatakan lebih harum dari minyak misik dan minyak kasturi. Berikut Liputan6.com ulas mengenai makna aroma mulut orang puasa dalam hadis yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

1. Makna Aroma Mulut Orang Puasa dalam Hadis

Makna aroma mulut orang puasa dalam hadis memang dikatakan lebih harum dari minyak kasturi dan minyak misik bagi Allah SWT. Sebagaimana yang dijelaskan dalam suatu hadis sebagai berikut:

وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْك

"Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Hal yang sama juga disampaikan oleh hadis Muttafaq ‘Alaih, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Muahammad SAW,

“Puasa itu untukKu dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi.” (Hadis Muttafaq ‘Alaih)

Sedangkan menurut dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misik.” (HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151)

Makna aroma mulut orang puasa dalam hadis di atas, bukan berarti bau mulut orang berpuasa lebih wangi dari minyak kasturi maupun minyak misik. Maksud dari kalimat tersebut adalah kiasan majaz, sehingga membaca hadis di atas tidak bisa secara tekstual. Artinya, aroma mulut orang puasa akan tercium oleh Allah SWT pada hari pembalasan nanti. Bau mulut yang harum di hari kiamat timbul dari ketaatan yang dilakukan di dunia. Bau mulut harum tersebut membuat orang lain makin mencintainya di akhirat kelak. 

3 dari 3 halaman

2. Pengertian Dibalik Bau Mulut Orang Puasa

Dikutip dari laman NU Online, makna aroma mulut orang puasa dikemukakan oleh Kiai Ali Mustafa Yaqub dalam karyanya yang berjudul At-Thuruqus Shahihah fi Fahmi Sunnatin Nabawiyyah, dalam hadis tersebut ada beberapa yang ditekankan, yakni:

Pertama, bahwa yang dimaksud wangi menurut Allah bukan berarti wangi berdasarkan penciuman Allah. Karena mencium merupakan suatu hal yang mustahil bagi Allah SWT. Apabila Allah SWT mencium atau melakukan pengindraan yang lain, maka secara otomatis menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Padahal Allah tidak seperti makhluk-Nya. Makna aroma mulut orang puasa adalah pahalanya lebih banyak menurut Allah SWT daripada pahala orang yang memakai minyak misik pada sholat Jumat, Idul Fitri, maupun Idul Adha.

Di sisi lain, makna aroma mulut orang puasa tersebut dijelaskan lebih detail oleh Al-Bujairimi dalam Tuhfatul Habib ala Syarhil Khatib, yang memiliki arti:

“Yang dimaksud dalam qaul ‘lebih wangi menurut Allah’ adalah lebih wangi daripada bau minyak misik yang diperintahkan untuk memakainya ketika hari Jumat dan dua shalat Id, atau maksudnya adalah pahalanya lebih banyak daripada pahala menggunakan minyak misik pada hari Jumat atau dua hari raya. Sungguh, mencium adalah hal yang mustahil bagi Allah SWT sehingga yang dimaksud dengan ‘lebih wangi menurut Allah’ adalah pujian dan ridha-Nya terhadap orang yang berpuasa.”

Kedua, pendapat lain mengatakan bahwa keadaan wangi atas bau mulut orang berpuasa tersebut terjadi di akhirat karena saat itu adalah hari pembalasan. Menurut Al-Qadhi Iyadh mengatakan bahwa di akhirat kelak Allah SWT akan membalas orang yang berpuasa dengan bau wangi di mulutnya yang mengalahkan wanginya minyak misik. Oleh karena itu, ulama mengatakan bahwa balasan wangi bau mulut untuk orang berpuasa berlaku di akhirat bukan ketika masih di dunia.

Allah SWT berfirman dalam QS. Maryam ayat 96 yang artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang."

Meskipun maknanya terkesan tersirat, makna aroma mulut orang puasa memberikan pemahaman kepada umat Muslim bahwa puasa yang mengakibatkan bau mulut ibarat sebuah ibadah yang akan mendatangkan banyak keberkahan.

Hal ini bukan berarti anda sebagai umat Muslim bermalas-malasan untuk tidak menjaga kebersihan mulut dan gigi. Justru makna aroma mulut orang puasa itu mengharuskan kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta mulut agar dapat menjalankan ibadah dengan optimal.

Ketiga, makna aroma mulut orang puasa yang dijelaskan pada buku Tuntunan Ibadah di Bulan Ramadhan (2019) karya TONI YUNANTO, S.Pd, M.M, menjelaskan ucapan yang keluar darinya selalu bermanfaat dan baik, demikian pula dengan amal perbuatannya. Ia laksana wangi minyak kesturi, yang tercium oleh orang yang bergaul dengan pembawa minyak tersebut. Itulah metafor atau perumpamaan bergaul dengan orang berpuasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.