Sukses

Ihram adalah Seseorang yang Berniat Haji, Ini Sunnah dan Larangannya

Ihram adalah sebuah istilah yang merujuk pada seseorang yang berniat melaksanakan ibadah haji atau umrah.

Liputan6.com, Jakarta Ihram adalah sebuah istilah yang merujuk pada seseorang yang berniat melaksanakan ibadah haji atau umrah. Ihram adalah keadaan di mana seseorang telah berniat untuk melakukan ibadah haji atau umrah.

Ihram dilakukan pada tempat dan waktu tertentu yang disebut dengan istilah miqat. Miqat sendiri adalah tempat atau waktu yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pintu masuk untuk memulai haji atau umrah.

Pada saat miqat inilah, muslim mulai berniat untuk melakukan ibadah haji atau umrah, serta mengenakan pakaian ihram. Pada saat inilah, mulai berlaku larangan-larangan haji.

Untuk lebih memahami apa itu ihram, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (15/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Ihram adalah

Secara etimologi, ihram artinya adalah melarang atau menahan. Sedangkan secara syar'i, pengertian ihram adalah niat untuk pelaksanaan rangkaian ibadah haji yang ditandai dengan beberapa amalan haji. Selain itu dapat dipahami pula bahwa ihram adalah kondisi ketika seseorang berniat untuk melakukan ibadah haji atau umrah.

Niat ini sangat penting dalam berbagai bentuk ibadah dalam ajaran agama Islam. Sebab, niat yang membedakan suatu perbuatan bernilai ibadah atau tidak. Niat juga membedakan ibadah yang satu dengan ibadah lainnya.

Ihram harus dilakukan sebelum pergi ke miqat dan diakhiri dengan tahallul (kegiatan mencukur rambut, minimal 3 helai). Ketika seseorang sudah melakukan ihram, maka ia harus mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku ketika sedang pergi umroh atau naik haji.

3 dari 6 halaman

Sunnah sebelum Ihram

Ihram adalah keadaan ketika seseorang telah berniat untuk menetapkan ibadah haji atau umroh. Ketika melakukan ihram pun ada beberapa hal yang disunnahkan untuk dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mandi

Mandi merupakan salah satu sunnah dalam ihram. Tujuan mandi tentu saja agar dalam menjalankan ibadah haji, badan dalam keadaan bersih. Mandi yang menjadi sunnah dalam ihram didasarkan pada hadits yang artinya,

Dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu, dari ayahnya berkata, “Ia pernah melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam menjauh dari keluarganya lalu beliau mandi.” [HR. Tirmidzi]

2. Membersihkan Diri

Untuk membersihkan diri hingga tuntas, maka setelah mandi perlu membersihkan diri lebih lanjut mulai dari mencabut bulu ketiak dan bulu kemaluan, memotong kumis dan memotong kuku.

3. Memakai Wewangian atau Parfum

Memakai wewangian tentu sangat bagus. Selain membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, wewangian juga akan membuat jemaah haji yang lain akan merasa lebih nyaman ketika berada di dekat kita. Makan tidak mengherankan bahwa salah satu sunnah ihram adalah memakai wewangian atau parfum. Hal itu pun didasarkan pada hadits yang artinya,

Berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, “Aku pernah memakaikan parfum pada badan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam saat beliau berihram“ [Muttafaq ‘Alaih].

Hanya saja dalam menggunakan parfum diupayakan agar parfum tidak mengenai pakaian ihram, sebagaimana sabda sabda Rasulullah, “Dan janganlah kalian mengenakan pakaian yang terkena za’faran atau wewangian [Al-Waras sejenis tumbuhan yang berbau harum].” [Muttafaqun Alaih]

4 dari 6 halaman

Larangan setelah Ihram

Setelah melakukan ihram maka berlakulah semua larangan ihram. Adapun larangan ihram antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan pakaian yang ada jahitannya

Oleh karena itu, setelah melakukan ihram penting untuk segera menyimpan pakaian berjahit seperti kemeja, celana, dan sebagainya.

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam, “Jika salah seorang Di antara kalian berihram maka ia cukup memakai selendang dan sarung serta sepasang sandal, jika tidak punya sandal maka ia boleh mengenakan khuf yang dipotong bagian atas sehingga menampakkan kedua mata kaki.” [HR. Ahmad]

2. Menggunakan penutup kepala untuk laki-laki dan menutu wajah untuk perempuan

Larangan lain ketika ihram adalah mengenakan penutup kepala untuk pria dan mengenakan penutup wajah untuk wanita. Hal ini didasarkan pada hadits Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, ada seorang pria yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Baju seperti apa yang digunakan orang yang berihram?” Rasulullah menjawab, “Jangan kalian memakai kemeja, imamah (kain penutup kepala), celana panjang [Yaitu celana panjang] ataupun jubbah [Al-Burnus jubah atau jenis pakaian yang penutup kepalanya bersambung dengan kemeja].” [HR. Muttafaqun Alaih]

3. Menikah dan bersetubuh.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Utsman bin Affan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda, “Dan orang yang berihram dilarang menikah atau menikahkan ataupun melamar.” [ HR. Muslim]

Selain itu, ketika seseorang telah melakukan ihram, maka dia juga dilarang untuk bersetubuh atau melakukan hubungan suami istri.

Allah SWt berfirman, “Dan barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak boleh rafats.” (Al-Baqarah: 197).

4. Memotong kuku atau rambut selain pada saat tahallul

Larangan ini didasarkan pada firma Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 196, yang artinya,

“Dan janganlah kamu mencukur kepalamu sebelum hewan kurban sampai di tempat penyembelihannya.” (Al-Baqarah:196).

5. Memburu dan Membunuh Hewan Darat

Larangan lainnya ketika ihram adalah memburu dan membunuh hewan darat. Adapun binatang piaraan maka tidak termasuk binatang buruan, sehingga dihalalkan bagi orang berihram untuk menyembelih ayam atau hewan ternak lainnya. Sedangkan binatang buruan laut dihalalkan.

Allah SWt berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 95 yang artinya,

“Dan janganlah kamu membunuh binatang buruan ketika kamu sedang ihram.” (Al-Maidah: 95).

Selain itu, ada sejumlah larangan lain ketika ihram antara lain adalah mengucapkan kata-kata kotor, menggunakan parfum baik di badan maupun di pakaian, dan bercumbu meskipun tidak melakukan senggama.

5 dari 6 halaman

Ketentuan Pakaian Ihram

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ihram adalah keadaan ketika seorang muslim berniat untuk melakukan ibadah haji atau umrah. Pada saat itulah jamaah haji juga mengenakan pakaian ihram. Pakaian ihram adalah pakaian yang wajib digunakan oleh jemaah haji baik laki-laki maupun perempuan.

Meski demikian, ketentuan pakaian ihram untuk laki-laki dan perempuan berbeda. adapun ketentuan pakaian ihram antara lain adalah sebagai berikut.

Pakaian Ihram untuk Laki-Laki

Pakaian Ihram adalah pakaian putih yang yang disebut juga pakaian suci, pakaian ini tidak boleh dijahit. Cara mengenakan pakaian ihram adalah dengan melilitkan di sekeliling tubuh jamaah haji.

Pakaian ihram terdiri atas dua lembar kain putih yang tidak berjahit. Satu lembar digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah, dikenakan seperti menggunakan sarung. Sedangkan satu lembar lainnya digunakan untuk menutupi tubuh bagian atas.

Pakaian Ihram untuk Wanita

Untuk wanita atau perempuan, pakaian ihram bisa menggunakan pakaian biasa yang sesuai dengan syariat, yang dapat menututpi seluruh tubuhnya. Namun tidak dibenarkan memakai cadar/niqab (penutup wajahnya) dan tidak dibolehkan memakai sarung tangan.

6 dari 6 halaman

Cara Mengenakan Pakaian Ihram

Berikut adalah cara menggunakan pakaian ihram:

1. pilih kain yang lebih panjang untuk digunakan menutupi tubuh bagian bawah.

2. bentangkan kaki dan mulai sarungkan kain yang lebih panjang tadi ke badan

3. rentangkan tangan kanan sambil menggenggam dua ujung kain ihram yang disatukan,

4. tangan kiri diletakkan dibawah ketiak kanan untuk menahan lipatan kain

5. ujung kain ihram yang disatukan ditarik ke arah kiri,

6. sedangkan tangan kanan bergantian menahan lipatan dibawah ketiak,

7. ujung kain ihram yang disatukan dilipat kedalam sehingga tidak kelihatan dari depan dan tampak rapi,

8. lipatan kain ihram digulung ke bawah seperti saat hendak mengenakan sarung untuk sholat

9. gunakan kain satunya lagi untuk digunakan sebagai selendang di bagian atas tubuh,

10. posisikan kain ihram bagian atas dengan cara diselempangkan di bawah ketiak kanan dan dilampirkan di bahu kiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.