Sukses

Kisah Suku Vadi di India Wajibkan Balita Berani Pegang Ular Kobra, Bikin Takjub

Tradisi unik jadikan ular kobra teman anak-anak balita.

Liputan6.com, Jakarta Mainan anak-anak di Suku Vadi India beda dari bocah pada umumnya. Di usianya yang masih belia, bocah pria dan wanita berumur kurang dari lima tahun tampak asyik menyentuh ular kobra. Meski mematikan, para bocah ini wajib melakukannya sesuai dengan adat yang berlaku. 

Mendengar kata ular pasti membayangkan bentuknya yang menakutkan. Meski sudah banyak pawang ular, namun penyebaran ular kerap mengagetkan manusia jika berjumpa dengan reptil ini. Bahkan manusia dewasa sekalipun, bakal ketar-ketir jika berhadapan dengan ular, apalagi berbisa.

India memang sudah tak asing lagi dengan pawang ular kobra. Begitu pula dengan Suku Vadi yang tinggal di Gujarat, negara bagian di sepanjang pantai barat India. Mereka punya tradisi tersendiri mendidik anak untuk bisa menguasai dan mengenal ular berbisa sedari dini. Bahkan mereka kerap dijuluki sebagai “anak utusan ular”.

Nantinya, para anak-anak Suku Vadi lak-laki diharapkan bisa menjadi pawang ular. Sedangkan kaum wanita menjadi perawat ular yang tak takut sama sekali dengan ular berbisa sekalipun sewaktu-waktu bisa mematok dengan bisanya yang mematikan. 

Lantas seperti apa hubungan anak-anak Vrindavan dengan ular berbisa sejak dini ini terbentuk? Berikut Liputan6.com merangkum keunikan Suku Vadi India melansir dari The Telegraph, Rabu (18/1/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peluk dan elus kobra dewasa dengan santai

Duduk kurang dari satu meter dari kobra berbisa, anak-anak Suku Vadi tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Mereka terlihat santai saat berhadapan dengan salah satu ular mematikan itu.

Anak-anak di Suku Vadi India memang diwajibkan pertama kali diperkenalkan dengan ular pada usia dua tahun. Masih seumur jagung, mengingat ular kobra yang berbisa bisa saja menyerang saat balita yang melakukan sebuah kesalahan. Namun hal ini sudah turun temurun dilakukan 1.000 tahun yang lalu oleh masyarakat Suku Vadi di Gujarat. 

Semua anak Vadi menyelesaikan ritual inisiasi sepuluh tahun yang berpuncak pada anak laki-laki menjadi pawang ular yang sempurna. Ingat pawang ular India dengan seruling uniknya? Itulah peran anak-anak Suku Vadi ketika dewasa. 

Sementara para perempuan Vadi merawat ular dan memegangnya saat suami atau saudara laki-lakinya tidak ada. Di mata Suku Vadi, ular jadi peliharaan seperti kucing dan anjing. 

3 dari 4 halaman

Mengenalkan ular bagian dari edukasi anak di Suku Vadi

Layaknya parenting, orang tua Suku Vadi lebih dulu menguasai ular. Mereka menggelar upacara pengenalan anak-anak kepada ular kobra. 

“Pelatihan dimulai pada pukul dua, anak-anak kemudian diajari cara-cara kuno untuk memikat ular sampai mereka siap untuk mengambil peran mereka di komunitas kami,” kata kepala pawang ular Babanath Mithunath Madari.

Di usia dua belas tahun, anak-anak akan mengetahui segala sesuatu yang dapat mereka ketahui tentang ular. Mereka kemudian siap untuk melanjutkan tradisi suku Vadi yang dapat ditarik kembali lebih dari 1.000 tahun ke Rajas (raja) India yang agung.

Suku pengembara Vadi, yang tinggal di selatan negara bagian Gujarat, India, sangat bangga dengan hubungan mereka dengan ular mematikan itu.

Mereka tak sepenuhnya berdampingan dengan ular. Suku Vadi punya aturan tersendiri mengambil ular dari alam. Setelah berada di sekitar manusia selama 6 bulan, ular bakal dilepaskan dan berpisah dari ikatan fisik pawang. 

"Pada malam hari, saat kami duduk di sekitar gubuk kami di gurun terbuka dan menjelaskan perjanjian yang dibuat oleh keturunan kami dengan Naga, dewa ular," kata Madari.

"Kami menjelaskan kepada anak-anak bagaimana kami hanya mengambil ular dari habitat aslinya selama maksimal tujuh bulan. Apa pun yang lebih dari itu tidak menghormati ular dan terutama setelah pawang dan ular bekerja sama begitu erat dan begitu intim. Keduanya saling percaya. hidup mereka kepada yang lain,” tambah Mandari. 

4 dari 4 halaman

Memotong taring kobra simbol kekejaman

Ternyata, Suku Vadi punya trik tersendiri agar ular kobra tak memakan korban. Kobra diberi makan campuran herbal yang menurut Madari membuat racun mematikan ular itu tidak berguna. Berbeda dengan belakangan ini kerap terjadi ular berbisa dipangkas taringnya agar tak mengeluarkan bisa. 

"Kami tidak memotong taring ular karena itu kejam," kata kepala suku. "Kami tidak menyakiti mereka karena mereka seperti anak-anak bagi kami. Selama bertahun-tahun bersama ular, dari masa kanak-kanak hingga sekarang, saya hanya mendengar satu orang yang digigit ular.

"Ini karena dia memelihara ular itu lebih dari tujuh bulan."

Sejak pemikat ular dibuat ilegal pada tahun 1991, Vadi mendapat tekanan besar dari pemerintah negara bagian dan nasional India.

"Polisi secara rutin menggeledah kami dan menelanjangi ular kami setiap kali kami berpapasan dengan mereka," jelas Madari.

"Kami tinggal 25 km dari kota Rajkot saat ini, dan setiap kali kami mencoba memasuki desa untuk makan atau bahkan sebotol air, penduduk desa mengusir kami.

"Ini sangat membuatku kesal karena desa ini adalah tempat kelahiran bapak bangsa kita Gandhi. Apakah dia akan menghentikan kita untuk melanjutkan tradisi kita? Orang kaya India tidak punya waktu untuk orang miskin,” ungkap kisah dari pawang ular Babanath Mithunath Madari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.