Sukses

Hipospadia adalah Kelainan pada Alat Kelamin Laki-Laki, Kenali Penyebab dan Pengobatannya

Hipospadia adalah kelainan bawaan sejak lahir yang perlu ditangani dengan tepat.

Liputan6.com, Jakarta Hipospadia adalah kelainan yang terjadi pada alat kelamin laki-laki. Kelainan ini terjadi pada saluran kemih dan penis, ditandai dengan lubang uretra berada di bagian bawah penis, bukan di ujung seperti pada umumnya. 

Hipospadia adalah kelainan bawaan sejak lahir yang perlu ditangani dengan tepat. Jika tidak ditangani, penderita hipospadia bisa kesulitan buang air kecil atau berhubungan seksual saat dewasa. Sampai sekarang belum ada faktor tunggal yang dipastikan sebagai penyebab kelainan ini.

Penderita hipospadia memiliki bentuk penis yang berbeda dari biasanya. Terkadang kondisi ini disertai dengan adanya penumpukan kulit berlebih di bagian atas penis. Kelainan ini cukup jarang terjadi dan pada beberapa kasus sulit dikenali.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (13/7/2022) tentang hipospadia adalah kelainan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Hipospadia adalah Kelainan pada Alat Kelamin Laki-Laki

Hipospadia adalah kelainan yang terjadi karena perkembangan saluran lubang kencing (uretra) dan kulup penis saat di dalam kandungan terganggu. Hipospadia adalah kelainan pada organ reproduksi laki-laki. Kelainan ini terjadi sejak bayi laki-laki ada dalam kandungan dan hanya bisa didiagnosis ketika bayi tersebut dilahirkan.

Hipospadia adalah kelainan lubang kencing laki-laki, di mana saluran kencingnya tertetak di bawah kepala penis. Beberapa ada yang di bawah batang penis dan berada di area skrotum (buah zakar). Pada kondisi normal, seharusnya lubang uretra berada tepat di ujung penis. Hal inilah yang membuat penderita hipospadia disangka perempuan, karena bentuk penisnya berbeda dari biasanya. Ketika hal ini terjadi, ada penumpukan kulit yang berlebihan di bagian atas penis.

Secara fisik, penderita hipospadia adalah laki-laki, tetapi lubang kencingnya membuat penderita hipospadia disangka perempuan. Bila tidak segera mendapat pemeriksaan dan penanganan, orang dengan hipospadia akan kesulitan buang air kecil dan berhubungan seksual saat sudah dewasa.

Penyebab Hipospadia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Para pakar menduga bahwa penyebab hipospadia bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Jika seseorang memiliki keluarga yang pernah mengalami hipospadia dan kemungkinan anak terlahir prematur, hal ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami hipospadia.

Penyebab hipospadia juga berkaitan dengan kehamilan sang ibu. Salah satu penyebab hipospadia adalah hamil di atas 40 tahun. Selain itu, menderita obesitas dan diabetes saat hamil juga bisa menjadi faktor penyebab hipospadia pada bayi. Tidak hanya itu, paparan terhadap asap rokok juga disinyalir dapat meningkatkan risiko hipospadia.

Menghindari faktor risiko penyebab hipospadia adalah langkah awal meminimalisir risikonya. Hal ini mengingat hipospadia adalah kelainan pada alat kelamin laki-laki yang tidak bisa dicegah karena penyebab tunggal dan belum diketahui.

3 dari 5 halaman

Gejala Hipospadia

Setelah mengetahui penyebab hipospadia, kamu juga perlu mengenali gejala-gejalanya. Hipospadia adalah kelainan dengan gejala sebagai berikut:

- Terlihatnya saluran kencing di bawah penis.

- Bentuk penis yang melengkung ke bawah.

- Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis.

- Ketika berkemih, urine akan menetes dan tidak memancar.

Jika kamu menemukan kelainan letak dan bentuk penis pada anak, segeralah membawanya ke dokter untuk diperiksa. Apalagi, hipospadia yang tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi yang menurunkan kualitas hidup penderitanya. Semakin dini penanganan, semakin baik pula hasil yang bisa dicapai.

4 dari 5 halaman

Pemeriksaan Hipospadia

Hipospadia adalah kelainan yang sebenarnya cukup mudah dikenali. Hipospadia bisa kamu kenali dengan pemeriksaan fisik setelah bayi dilahirkan. Jadi, tidak perlu dilakukan pemeriksaan penunjang. Namun, pada hipospadia yang berat, yaitu saat saluran kencing berada di dekat perut, diperlukan pemeriksaan kromosom untuk menentukan jenis kelamin bayi yang sebenarnya.

Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan ginjal dengan USG dan rontgen, mengingat hipospadia sering disertai dengan kelainan ginjal. Apalagi, jika tidak diterapi dengan baik, hipospadia adalah kelainan yang bisa mengakibatkan bentuk penis yang abnormal, kesulitan dalam pelatihan penggunaan toilet, penis bengkok saat ereksi, hingga gangguan ejakulasi pada orang yang mengalaminya.

5 dari 5 halaman

Pengobatan Hipospadia

Hipospadia adalah kelainan pada alat kelamin laki-laki yang harus ditangani dengan tepat. Pengobatan hipospadia diperlukan saat posisi lubang kencing jauh dari posisi seharusnya dan bentuk penis melengkung. Jika posisi kencing sangat dekat dengan posisi seharusnya dan bentuk penis tidak melengkung, mungkin tidak diperlukan tindakan penanganan.

Pengobatan hipospadia dilakukan dengan operasi yang idealnya dilakukan saat bayi berusia 6 sampai 12 bulan. Tindakan operasi biasanya dilakukan untuk memperbaiki bentuk penis, agar pasien dapat buang air kecil dengan normal dan memiliki fungsi seksual yang normal pula. Saluran kencing juga dipindahkan ke ujung penis.

Kulup penis sangat penting sebagai bahan penutup bagi operasi ini, karena itu pasien dianjurkan untuk tidak disunat dulu sebelum operasi. Penyunatan dapat dilakukan bersamaan dengan operasi hipospadia. Operasi ini umumnya berlangsung selama 1-3 jam, dan dilakukan dengan bius umum.

Biasanya, fungsi penis anak akan menjadi normal setelah operasi. Namun, kontrol secara rutin setelah operasi harus dilakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.