Sukses

Silogisme adalah Metode Penalaran Deduktif, Ini Peranan, Macam-Macam, dan Contohnya

Metode deduktif dengan silogisme adalah metode untuk menarik kesimpulan dari dua permasalahan atau premis.

Liputan6.com, Jakarta Istilah silogisme adalah berasal dari bahasa Yunani yang artinya konklusi. Silogisme adalah salah satu metode penalaran deduktif, mengutip Narabahasa. Metode deduktif dengan silogisme adalah metode untuk menarik kesimpulan dari dua permasalahan atau premis umum dan khusus.

Sederhananya, silogisme adalah terdiri dari tiga preposisi. Pada preposisi pertama silogisme adalah premis mayor dengan isi generalisasi. Sementara pada preposisi kedua silogisme adalah premis minor dengan si peristiwa atau pernyataan khusus. Preposisi ketiga silogisme adalah kesimpulan.

Penemu pemikiran silogisme adalah Aristoteles. Sesuai penjelasan sebelumnya, menurut Aristoteles silogisme adalah terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Kesimpulan yang ada pada silogisme adalah sangat berhubungan dengan premis pertama dan presmis kedua atau premis-premis (keputusan-keputusan) yang ada.

Berikut Liputan6.com ulas tentang silogisme adalah metode penalaran deduktif lebih dalam, Kamis (25/11/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peranan dan Macam-Macam Silogisme

Peranan Silogisme

Dalam bidang ilmu pengetahuan, silogisme adalah sangat berperan membantu pola pemikiran menjadi lebih tertib, jelas, dan tajam. Ini karena premis-premis dan kesimpulan dalam silogisme adalah secara tidak langsung memainkan peran menggolongan atau merumuskan pemikiran.

Macam-Macam Silogisme

Ahli dalam bidang ini mengungkap ada tiga macam-macam silogisme. Ada silogisme kategorik, silogisme hipotetik, silogisme altenatif, dan silogisme disjungtif. Berikut penjelasan macam-macam silogisme dan penjelasannya, mengutip Narabahasa:

1. Silogisme Kategorik

Silogisme kategoris harus memiliki tiga term, yaitu term subjek (kambing), term predikat (menyusui anaknya), dan term penengah atau middle term (mamalia).

Coba lihat, konklusi di atas tidak dapat ditentukan jika tidak ada term penengah yang menghubungkan premis mayor dengan premis minor.

Contohnya:

- Semua mamalia menyusui anaknya (Premis mayor).

- Semua kambing adalah mamalia (Premis minor).

- Semua kambing menyusui anaknya (Konklusi).

2. Silogisme Hipotesis

Premis mayor dalam silogisme ini adalah sebuah hipotesis. Sementara itu, premis minornya adalah pernyataan kategoris. 

- Jika hari ini hujan, saya tidak akan pergi ke rumah tante (Premis mayor).

- Hari ini hujan (Premis minor).

- Saya tidak akan pergi ke rumah tante (Konklusi).

3. Silogisme Alternatif

Silogisme ini mempunyai premis mayor berupa alternatif. Premis minornya adalah afirmasi atas salah satu alternatif dan konklusinya merupakan penolakan atas alternatif yang lain.

- Budi bersekolah di Jakarta atau Bandung (Premis mayor).

- Budi bersekolah di Bandung (Premis minor).

- Jadi, Budi tidak bersekolah di Jakarta (Konklusi).

4. Silogisme Disjungtif

Silogisme ini, mengutip dari website pendidikan di laman gurupendidikan.co.id dijelaskan di mana premis mayor maupun minor merupakan bagian dari keputusan disjunctive.

- Kamu atau saya yang pergi (Premis Mayor).

- Kamu tidak pergi (Premis Minor).

- Maka sayalah yang pergi (Konklusi).

3 dari 3 halaman

Contoh Kalimat Deduktif

Memahami tentang kalimat deduktif adalah memiliki gagasan utama di awal kalimat dan menjadi bagian dari silogisme bisa disimak dari contohnya. Berikut contoh kalimat deduktif dari website pendidikan di laman gurupendidikan.co.id:

1.  Paragraf Deduktif Tentang Agama

Islam merupakan agama yang cinta damai dan menekankan tentang pentingnya toleransi. Hal tersebut sesuai dengan ajaran Rasulullah yang memiliki sifat penyayang terhadap sesama manusia. Makanya, ketika isu terorisme merebak, sejumlah tokoh Islam menegaskan untuk tidak mengaitkannya dengan Islam. Justru Islam dengan tegas menolak kekerasan dan lebih memilih musyawarah dalam menyelesaikan segala persoalan.

2. Paragraf Deduktif Tentang Ekonomi

Produksi beras organik di sejumlah wilayah mengalami peningkatan yang signifikan. Tercatat, produksi beras organik mengalami kenaikan sekitar 15 persen atau 2500 ton per tahun. Peningkatan produksi ini terutama dipelopori oleh kawasan Bandung Barat. Para petani di wilayah tersebut kompak menolak penggunaan pupuk kimia seperti pestisida dan urea, lantas diganti dengan pupuk organik. Harga jual yang tinggi serta peluang ekspor merupakan penyemangat utama para petani untuk menggunakan cara-cara organik.

3. Paragraf Deduktif Tentang Spiritual

Ragam penyakit fisik yang menyerang tubuh rupanya berawal dari sifat dan perilaku buruk yang dilakukan secara terus-menerus. Misalnya, ketika kita kerap memendam rasa jengkel terhadap salah seorang keluarga dekat, maka peluang mengidap penyakit jantung dan TBC akan semakin tinggi. Begitu pula ketika orang sangat gampang untuk menghardik orang tua kandungnya. Maka orang semacam ini rentan bermasalah di bidang perut dan kulit.

4. Paragraf Deduktif Tentang Lingkungan

Para ibu rumah tangga dianjurkan untuk cerdas dan telaten dalam memilah dan mengolah sampah. Mereka harus dapat memisahkan sampah basah dan sampah kering, lalu melakukan daur ulang sampah secara mandiri. Sampah kering seperti plastik dan bekas kemasan minuman bisa diolah kembali menjadi ragam kerajinan yang bernilai. Sementara itu, sampah basah bisa dijadikan pupuk organik yang bagus untuk tanaman.

5. Paragraf Deduktif Tentang Wisata

Sejumlah kelompok masyarakat meminta pemerintah serius memperbaiki sektor pariwisata daerah. Terutama dari segi akses jalan, pelaksanaan perbaikan jalan rusak menuju kawasan wisata harus segera dimulai. Sebab hingga kini, masih ditemukan jalan yang tak layak pakai sehingga wisatawan pun takut menjangkau lokasi wisata karena jalannya yang memprihatinkan. Selain jalan, fasilitas dan manajemen di lokasi wisata juga tak boleh luput dari perhatian. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.