Sukses

Setelah Setahun Ditutup, Jejak Seperti Macan Ditemukan di Ranu Kumbolo

Setahun ditutup diduga banyak satwa liar berkeliaran di sekitar Ranu Kumbolo.

Liputan6.com, Jakarta Setelah setahun ditutup untuk pendakian sejak September 2019 silam, Gunung Semeru direncanakan akan dibuka kembali pada 1 Oktober mendatang. Menghadapi hal tersebut para petugas melakukan persiapan berupa pembersihan jalur pendakian Gunung Semeru.

Namun ada hal-hal menarik dan mengejutkan didapati oleh petugas ketika melakukan pembersihan di jalur pendakian tersebut. Petugas menemukan beberapa jejak kaki hewan liar seperti milik seekor macan. Sejumlah jejak kaki tersebut ditemukan di tepi Danau Ranu Kumbolo dan beberapa jalur pendakian.

Seperti yang terlihat pada sebuah video yang diunggah oleh pengguna Twitter dengan akun @superbagonk ini. Pada video tersebut menunjukkan beberapa jejak kaki hewan liar di tanah yang terlihat cukup jelas. Jejak kaki tersebut terlihat seperti milik seekor kucing besar.

"Setahun penuh Ranu Kombolo tak terjamah manusia, Walhasil ketika bersih-bersih jalur sebelum pendakian kembali dibuka, ditemukan banyak jejak hewan famili falidae alias kucing besar," tulis pengguna Twitter tersebut pada uanggahan videonya seperti dikutip oleh Liputan6.com dari akun Twitter @superbagonk, Sabtu (26/9/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Setahun Ditutup Diduga Banyak Satwa Liar Berkeliaran di Sekitar Ranu Kumbolo

Gunung Semeru ditutup selama setahun penuh dan jauh dari aktivitas manusia. Hal itu akibat kebakaran hebat yang melanda lokasi tersebut pada September 2019 silam. Ditambah lagi dengan merebaknya virus Corona Covid-19 dari awal tahun sehingga memperpanjang penutupan jalur pendakian tersebut.

Diduga karena jalur pendakian Gunung Semeru ditutup dalam waktu yang cukup lama, hewan-hewan liar dapat lebih leluasa berkeliaran di sekitar Ranu Kumbolo. Mengingat danau tersebut merupakan sumber air yang dapat digunakan untuk minum oleh para satwa liar.

Video yang dibagikan pada tanggal 25 September tersebut sontak mendapat berbagai tanggapan dari warganet. Hingga kini video itu telah mendapat lebih dari 2.800 kali retweet dan ditonton oleh lebih dari 69 ribu pengguna Twitter.

"No offense, tapi lebih baik begini adanya, yang mendaki hanya pengawas lingkungannya dari yang benar-benar ahli lingkungan oleh 'pecinta alam' bukan oleh 'penikmat alam' sekali lagi no offense," komentar seorang warganet.

"Lebih tepatnya adalah bahwa ranu kumbolo adalah salah satu sumber minum mereka di kawasan yg minim air seperti di Semeru. Selama musim pendakian mungkin mereka malu kesitu krn pasti ketemu pendaki," komentar warganet lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.