Sukses

Penyebab Amandel, Gejala dan Cara Mengatasinya yang Bisa Dilakukan di Rumah

Penyebab amandel adalah infeksi virus atau bakteri.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab Amandel masih jarang diketahui oleh masyarakat. Penyakit yang sering menyerang anak-anak ini membuat penderitanya merasakan kesulitan saat menelan makanan dan merasakan sakit pada tenggorokan.

Amandel merupakan salah satu pertahanan tubuh dari serangan penyakit yang masuk melalui rongga mulut. Namun, apabila kondisi kesehatan kamu sedang menurun, kuman penyakit bisa menyebabkan radang amandel.

Penyebab amandel adalah infeksi virus atau bakteri. Walaupun sering dialami atau menyerang anak kecil, amandel juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa, karena hal ini bergantung pada lingkungan dan gaya hidup seseorang.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (21/7/2019) tentang penyebab amandel. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pengertian Amandel

Amandel sendiri merupakan dua kelenjar kecil yang terdapat di dalam tenggorokan. Organ ini berfungsi sebagai pencegah infeksi. Selain berfungsi melawan infeksi, amandel juga berfungsi untuk membasmi kuman ketika kamu bernapas atau memasukan makanan atau minuman ke dalam mulut. Bila tidak ada amandel, bibit penyakit akan mudah menyerang mulut, tenggorokan, paru-paru serta organ tubuh yang lainnya.

Sedangkan radang amandel atau tonsilitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan akibat infeksi pada tonsil. Amandel atau Tonsil yang berada pada bagian belakang tenggorokan ini merupakan kumpulan kelenjar getah bening yang berfungsi sebagai penyaring untuk menjebak kuman yang masuk ke saluran napas. Amandel juga memproduksi antibodi untuk melawan infeksi, namun, bisa amandel sendiri dapat terinfeksi juga.

Radang amandel biasanya terjadi pada anak-anak dan mudah kambuh. Meski begitu, seiring dengan bertambahnya usia di mana sistem kekebalan tubuh semakin kuat, perlahan tugas amandel untuk melindungi tubuh dari infeksi mulai tergantikan. Saat amandel sudah tidak lagi bertugas, organ ini perlahan akan menyusut.

3 dari 6 halaman

Penyebab Amandel

Penyebab amandel adalah infeksi virus dan bakteri. Namun penyebab amandel yang paling sering terjadi adalah infeksi virus. Beberapa virus yang menyebabkan amandel ini merupakan virus yang juga menyebabkan batuk pilek (rhinovirus) atau flu (influenza type A virus).

Sedangkan penyebab amandel dari bakteri yang pali sering adalah bakteri Streptococcus, yang juga merupakan bakteri penyebab radang tenggorokan. Penyebab amandel lainnya adalah adenovirus, virus influenza, virus Epstein-Barr, virus parainfluenza, enterovirus dan virus herpes simpleks.

Anak-anak yang berinteraksi dengan anak lainnya di sekolah atau tempat bermainnya berisiko terpapar oleh berbagai jenis bakteri serta virus yang membuat mereka sangat rentan terhadap kuman penyebab amandel. Perlu diketahui, anak-anak usia prasekolah hingga yang berusia pertengahan remaja lebih berisiko terkena penyakit amandel. Pada usia tersebut, biasanya interaksi anak dengan virus atau bakteri sangat tinggi.

4 dari 6 halaman

Penularan Amandel Secara Langsung dan Tidak Langsung

Penularan amandel biasanya bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kontak secara langsung dan tidak langsung. Untuk penyebab amandel karena kontak secara langsung biasanya terjadi ketika seseorang yang menderita radang amandel bersin atau batuk, lalu secara tidak sengaja terhirup udara yang telah terkontaminasi.

Sedangkan untuk penyebab amandel kontak tidak langsung terjadi saat seseorang yang menderita penyakit ini mengkontaminasi suatu benda melalui percikan ludah yang keluar ketika orang tersebut bersin atau batuk. Organisme berbahaya yang telah mengkontaminasi benda dapat bertahan selama 2 jam atau lebih. Benda yang telah terkontaminasi kemudian disentuh dengan tangan. Saat tangan menyentuh hidung atau mulut, virus atau bakteri tersebut dapat masuk terhirup ke dalam tubuh.

Pada umumnya radang amandel bukanlah kondisi yang sangat serius dan membahayakan. Penderitanya akan merasakan sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan saat menelan, dan batuk. Meski demikian, jika gejala tak membaik dan menyulitkan anak bernapas, sebaiknya segera temui dokter.

5 dari 6 halaman

Gejala Amandel

Sakit saat menelan

Gejala amandel yang pertama ialah kamu akan mengalami sakit saat sedang menelan makanan atau minuman. Hal ini karena makan dan minuman yang kamu telan mengenai amandel yang sedang terinfeksi.

Sakit pada tenggorokan

Gejala amandel yang cukup umum terjadi ialah nyeri atau pun sakit pada tenggorokan. Hal ini terjadi karena amandel sendiri berada pada area tenggorokan. Oleh sebab itu, saat amandel mengalami pembengkakan akibat infeksi, gejala amandel yang bisa kamu rasakan ialah sakit tenggorokan.

Batuk

Meskipun batuk bukan merupakan gejala amandel secara umum, akan tetapi beberapa orang bisa juga mengalami batuk saat peradangan amandel. Hal ini karena radang amandel tersebut telah menyebar sampai ke paru-paru. Selain itu, batuk kering secara terus menerus pun bisa menyebabkan peradangan pada amandel.

Sakit kepala

Sakit kepala yang diakibatkan oleh radang amandel ini disebabkan karena adanya kenaikan pada suhu tubuh. Apalagi jika asupan makanan pun kurang terpenuhi karena sakit pada tenggorokan yang mengakibatkan susah menelan. Tentu saja energi tubuh pun akan berkurang dan kamu bisa terserang sakit kepala.

Demam

Dikarenakan menurunnya sistem kekebalan pada tubuh, maka kamu pun bisa dengan mudah terkena demam. Demam sendiri bisa menunjukan gejala amandel yang dialami. Apalagi jika kamu demam dan juga sakit tenggorokan selama 1 atau 2 hari. Tentu saja kemungkinan kamu bisa juga mengalami radang amandel.

6 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Radang Amandel

Beberapa hal dapat dilakukan agar membantu mengatasi radang amandel yang bisa dilakukan di rumah, seperti:

1. Istirahat yang cukup

2. Minum air hangat atau yang sangat dingin untuk melegakan nyeri tenggorokan

3. Makan makanan yang halus atau lembut

4. Menggunakan vaporizer atau humidifier di kamar

5. Berkumur dengan air garam hangat

6. Menghisap tablet hisap

7. Mengonsumsi obat nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini