Sukses

Obat Keracunan Makanan Disesuaikan dengan Gejalanya, Tidak Boleh Asal

Obat keracunan makanan yang disesuaikan dengan gejala, tidak boleh asal dalam pemberiannya.

Liputan6.com, Jakarta Obat keracunan makanan akan dikonsumsi bagi mereka yang sedang mengalami gejala keracunan yang cukup parah. Soalnya, pada kebanyakan kasus, keracunan makanan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Untuk meredakan gejala yang terjadi ini, kamu hanya perlu istirahat yang cukup dan minum banyak cairan. Karena jika kamu mengalami dehidrasi, maka gejala yang terjadi akan bertambah parah dan masa pemulihan akan menjadi makin lama.

Keracunan makanan merupakan suatu gangguan kesehatan yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang tidak higienis dan terkontaminasi. Kuman-kuman infeksius seperti bakteri, virus dan parasit merupakan penyebab tersering terjadinya keracunan makanan. Kontaminasi makanan dapat terjadi mulai dari proses persiapan hingga penyajian makanan.

Bila terindikasi keracunan makanan, maka tubuh akan merespons dengan cepat. Akibatnya, tubuh akan mengeluarkan reaksi yang menyebabkan sakit kepala, gangguan pencernaan, jantung berdetak cepat, atau gangguan lain yang lebih kompleks.

Ada sejumlah gejala khas saat seseorang mengalami keracunan makanan. Nah, untuk membahas lebih jauh seputar keracunan makanan ini, Liputan6.com, Selasa (16/4/2019) telah mengulas beberapa hal terkait. Telah dirangkum dari berbagai sumber, ini ulasannya seputar keracunan makanan yang perlu kamu ketahui. Tentunya, ada juga obat keracunan makanan yang ternyata tidak boleh asal dikonsumsi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab dan Gejala Keracunan Makanan

Penyebab Keracunan Makanan

Tidak hanya terjadi akibat makan sembarangan atau jajan sembarangan, keracunan makanan ini juga dapat disebabkan oleh pengolahan makanan yang tidak tepat. Misalnya saja saat mengolah makanan yang tidak tepat meliputi beberapa hal ini, seperti:

- Proses masak yang tidak sempurna, khususnya daging,

- Makanan tidak disimpan pada suhu yang dianjurkan,

- Makanan dibiarkan terlalu lama di suhu ruang, - Makanan yang sudah dimasak tidak dipanaskan dengan sempurna,

- Masakan tercemar tangan seseorang yang sedang sakit, dan

- Makanan atau minuman yang sudah kadaluwarsa.

Gejala Keracunan Makanan

Gejala pasti dan tingkat keparahan keracunan makanan bervariasi, bergantung pada jenis bakteri, virus, dan parasit yang ada dalam tubuh kamu. Kuat atau tidaknya sistem imunitas tubuh melawan efek keracunan makanan juga berpengaruh.

Meskipun gejala keracunan bisa bervariasi, tapi kebanyakan kasus bakal mengalami gejala seperti diare, mual, dan muntah.

Jika keracunan makanan tergolong ringan, bisa jadi kondisi ini dianggap sakit perut biasa. Tanpa perawatan apa pun, biasanya kondisi ini perlahan menjadi lebih. Meski demikian, ada juga sebagian yang mengalami gejala buruk sehingga perlu dilarikan ke rumah sakit.

Kram perut, diare, lalu muntah, bisa terjadi paling cepat satu jam dan paling lambat sepuluh hari. Gejala keracunan makanan yang lebih parah antara lain:

- Kembung dan selalu ingin buang angin,

- Demam,

- Nyeri otot, dan

- Badan lemas.

3 dari 4 halaman

Mencegah Keracunan Makanan

Untuk mencegah keracunan makanan, pastikan kamu melakukan langkah pengolahan makanan sudah tepat dan terjaga kebersihannya, seperti:

- Mencuci tangan, peralatan dapur, dan bahan masakan dengan seksama menggunakan sabun dan air yang mengalir.

- Simpan bahan makanan mentah terpisah dengan makanan yang sudah matang. Hal ini dilakukan guna menghindari kontaminasi silang.

- Masak bahan makanan, terutama dari sumber hewani, hingga benar-benar matang.

- Segera untuk menyimpan bahan mentah dalam lemari pendingin paling lambat satu jam setelah pembelian.

- Cairkan makanan beku dengan meletakkannya di lemari pendingin atau menggunakan microwave. Mencairkan makanan di suhu ruang berpotensi memberi kesempatan organisme berkembang biak.

Pada kelompok orang tertentu, seperti ibu hamil, anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki penyakit kronis, keracunan makanan dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan mengancam nyawa. Oleh karena itu, kelompok orang ini dianjurkan untk lebih memperhatikan dengan baik kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Sebisa mungkin kamu mengendalikan konsumsi beberapa bahan makanan seperti ini:

- Daging atau ayam mentah,

- Hidangan laut mentah,

- Telur mentah atau setengah matang, termasuk kue atau masakan yang menggunakan telur tersebut,

- Sayuran mentah,

- Susu dan olahannya yang tidak melalui proses pasteurisasi, dan

- Olahan daging seperti sosis atau ham yang tidak dimasak sempurna.

4 dari 4 halaman

Obat Keracunan Makanan

Pada kebanyakan kasus, keracunan makanan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Untuk meredakan gejala yang terjadi, obat keracunan makanan yang kamu perlukan hanyalah istirahat secukupnya dan minum banyak cairan karena jika kamu mengalami dehidrasi, maka gejala yang terjadi akan bertambah parah dan masa pemulihan akan menjadi makin lama.

Obat keracunan makanan bagi orang yang rentan mengalami dehidrasi sebaiknya diberikan cairan rehidrasi oral atau oralit. Oralit berfungsin untuk menggantikan glukosa, garam, dan mineral penting lain yang hilang akibat muntah dan diare.

Untuk sementara itu, obat keracunan makanan lainnya yang perlu kamu lakukan adalah menghindari makanan biasa hingga merasa lebih baik. Kamu bisa mengonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur.

Cara mengatasi keracunan makanan akan disesuaikan dengan penyebabnya, karena beda kuman, beda juga cara pengobatannya. Namun sebagian besar kasus keracunan makanan dapat sembuh sendiri dan tidak memerlukan obat keracunan makanan khusus.

Berikut beberapa prinsip umum bagaimana cara mengatasi keracunan makanan yang dapat kamu lakukan sendiri di rumah sebelum mendapatkan pertolongan medis:

- Istirahat yang cukup,

- Banyaklah minum air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Bisa juga ditambah dengan minum oralit (larutan garam dan gula), - Konsumsi obat antidiare untuk memadatkan feses sekaligus untuk menyerap racun yang ada di dalam usus, seperti alumunium hidroksida atau kaopectate,

- Jangan berikan obat antimuntah. Cukup berikan obat tersebut jika kamu atau penderita mengalami dehidrasi parah,

- Makan makanan yang padat, seperti biskuit, serela kering secara perlahan sampai kamu bisa kembali mengonsumsi makanan seperti biasa. Hal ini berlaku juga untuk anak-anak,

- Terapkan pola hidup yang sehat dan selalu jaga keberishan diri sendiri.

Gejalanya yang Mengharuskan untuk Segera Mendapat Pengobatan

1. Mengalami deman yang tinggi,

2. Gejala yang dialami sangat parah dan tidak membaik hingga beberapa hari,

3. Sakit perut hebat,

4. Mengalami gejala dehidrasi parah, misalnya urine beraroma tidak enak, berwarna gelap, dan sangat sedikit,

5. Bayi kamu juga mengalami keracunan makanan,

6. Terjadi wabah keracunan makanan dan terkait dengan sumber kontaminasi tertentu,

7. Mengalami muntah-muntah lebih dari dua hari,

8. Diare yang berlangsung lebih dari tiga hari atau tinja bercampur darah, dan

9. Mengalami gejala seperti pendangan buram, otot lemas, atau sensasi geli di tangan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini