Sukses

Tengku Dewi Putri Ungkap Sang Suami Andrew Andika Selingkuh Berkali-kali, Begini Kata Penelitian

Kabar tak sedap ini diungkap Tengku Dewi melalui media sosialnya. Dia menulis bahwa sang suami telah berselingkuh berkali-kali dengan wanita berbeda-beda.

Liputan6.com, Jakarta Kasus perselingkuhan tengah menerpa rumah tangga artis Tengku Dewi Putri dan Andrew Andika.

Kabar tak sedap ini diungkap Tengku Dewi melalui akun Instagram-nya. Dia menulis bahwa sang suami telah berselingkuh berkali-kali dengan beberapa wanita berbeda. Padahal, Tengku Dewi tengah mengandung anak kedua dari Andrew Andika.

“Sudah diomongin berkali-kali dan janji nggak akan mengulangi. Semua cuma iseng-iseng, nggak ketemuan, bla, bla, bla! Tapi terulang terus dan terus,” tulis Tengku Dewi dikutip Selasa, 14 Mei 2024.

Tengku Dewi mengungkap, sang suami kerap menyewa pekerja seks komersial (PSK) atau kerap disebut ani-ani.

“Dan ini bukan satu cewek, banyak, mulai dari ani-ani 2 jetian dan lain-lain. Dari sakit ati, (sampai) cuma bisa ketawa saja,” paparnya.

Fenomena perselingkuhan yang berulang tak hanya terjadi di rumah tangga Tengku Dewi dan Andrew Andika. Dalam banyak kasus, tak hanya di kalangan artis, seseorang kerap selingkuh lebih dari satu kali.

Bahkan, ada pepatah mengatakan, “Sekali tukang selingkuh, tetap tetap tukang selingkuh.” Lantas, apakah pepatah ini sekadar ungkapan belaka atau memang benar begitu adanya?

Menurut psikolog di Psychology Today, Ari Tuckman, orang yang melakukan selingkuh pada dasarnya tidak mampu untuk tetap setia.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Archives of Sexual Behavior berjudul “Once a Cheater, Always a Cheater?” dibahas soal seberapa besar kemungkinan orang yang pernah selingkuh untuk selingkuh lagi di hubungan berikutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Temuan Peneliti Soal Potensi Selingkuh Orang Tak Setia

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang tidak setia dalam satu hubungan memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk tidak setia pada hubungan berikutnya, jika dibandingkan dengan mereka yang setia pada hubungan pertama.

Menurut psikolog dari Universitas Denver, Scott M. Stanley Ph.D., penelitian ini dipimpin oleh Kayla Knopp bersama rekannya Shelby Scott, Lane Ritchie, Galena Rhoades, Howard Markman, dan Scott sendiri.

Penelitian ini menggunakan sampel nasional yang terdiri dari individu-individu yang pertama kali direkrut ketika berusia 18 hingga 34 tahun. Mereka belum menikah dan memiliki hubungan romantis yang serius.

Meskipun sebagian besar literatur tentang perselingkuhan berfokus pada pernikahan, penelitian ini berfokus pada mereka yang sebagian besar berada dalam kondisi pranikah.

3 dari 4 halaman

Selingkuh Lebih Banyak Ditemukan dalam Hubungan Pacaran

Ada banyak literatur tentang perselingkuhan dalam hubungan pernikahan, dan semakin banyak literatur tentang apa yang sering disebut keterlibatan seksual dalam hubungan di luar pernikahan.

Literatur tentang perselingkuhan di dalam dan di luar pernikahan dirangkum dengan baik dalam makalah ini.

Salah satunya, walaupun risiko perselingkuhan dalam pernikahan umumnya mencapai sekitar 20 persen, tapi tingkat hubungan seks dengan seseorang di luar hubungan saat ini jauh lebih tinggi di antara mereka yang belum menikah.

Knopp dan rekannya mencatat beberapa faktor risiko perselingkuhan yang paling umum berdasarkan penelitian, termasuk:

  • Komitmen rendah terhadap hubungan saat ini
  • Kepuasan hubungan rendah atau menurun
  • Menerima sikap tentang hubungan seksual di luar hubungan
  • Ketidakamanan keterikatan, baik penghindaran maupun kecemasan
  • Perbedaan tingkat hambatan dan gairah seksual individu.
4 dari 4 halaman

Perselingkuhan Bisa Terjadi dalam Keluarga Bahagia

Dalam keterangan lain, psikolog anak, remaja dan keluarga Jovita Maria Ferliana, M.Psi sempat menjelaskan bahwa perselingkuhan dapat terjadi karena beberapa faktor.

Menurutnya, perselingkuhan sendiri dibagi dalam dua jenis kondisi keluarga. Pertama, dalam keluarga yang bermasalah, dan kedua dalam keluarga yang sebenarnya tidak ada masalah apapun bahkan bisa disebut keluarga bahagia. Pelaku perselingkuhan pun bisa dari pihak suami maupun istri.

Dalam kasus keluarga bermasalah, ada beberapa faktor yang menyebabkan salah satu dari pasangan melakukan perselingkuhan. Faktor-faktor tersebut antara lain menghindari konflik, komitmen lemah, gangguan kepribadian, dan pengalaman di masa lalu.

Sementara, dalam kasus perselingkuhan di keluarga bahagia ada faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya hal itu. Mulai dari cinta lokasi, kepribadian orang yang memang suka tantangan, dan dapat dipicu juga karena sosial media tertentu.

“Perselingkuhan akibat cinta lokasi terjadi karena seringnya terjadi pertemuan dengan orang lain di luar pasangan. Awalnya tidak ada niat berselingkuh, namun interaksi yang intens atau bahkan menjadi teman curhat bisa menggiring seseorang ke arah yang lebih jauh,” kata Jovita kepada Health Liputan6.com melalui telepon, 15 Juli 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.