Sukses

Pelaku Penusukan yang Tewaskan Pengunjung Mal Sydney Punya Gangguan Mental

Polisi New South Wales menduga bahwa serangan yang dilakukan pria tersebut tidak terkait dengan terorisme. Namun, pria 40 tahun itu punya gangguan mental.

Liputan6.com, Jakarta Polisi New South Wales (NSW), Australia, mengatakan pria bernama Joel Cauchi berusia 40 tahun bertanggung jawab atas serangan pada Sabtu, 13 April di Westfield Shopping Centre yang terletak di Bondi Junction, di timur Sydney.

Asisten Komisaris Polisi New South Wales Anthony Cooke mengatakan kepada wartawan pada konferensi media pada hari Minggu, 14 April 2024 bahwa apa yang Cauchi lakukan tidak terkait dengan terorisme. Namun, Cauchi memiliki gangguan mental yang belum bisa dijelaskan secara spesifik.

“Kami terus berupaya untuk mengetahui profil pelaku, tetapi jelas bagi kami pada tahap ini, tampaknya hal ini terkait dengan kesehatan mental individu yang terlibat,” kata Cooke mengutip AP, Senin, 15 April 2024.

Cooke juga mengatakan belum memiliki informasi terkait alasan Couchi melakukan serangan yang menewaskan enam orang itu. Namun diduga tindakan tersebut atas ideologi atau motivasi tertentu.

"Sampai saat ini, masih belum ada informasi yang kami terima, tidak ada bukti yang kami temukan, tidak ada informasi intelijen yang kami kumpulkan yang menunjukkan bahwa hal ini didorong oleh motivasi tertentu – ideologi atau lainnya,” kata Cooke.

Cauchi Punya Masalah Mental Sejak Remaja

Keluarga Cauchi merilis pernyataan lewat Kepolisian Queensland. Keluarga pelaku mengatakan benar-benar terpukul atas peristiwa traumatis yang terjadi di Sydney. 

“Pikiran dan doa kami bersama keluarga dan teman-teman korban serta mereka yang masih menjalani perawatan saat ini."

Keluarga pun masih berusaha memahami apa yang terjadi mengingat hal yang dilakukan Cauchi benar-benar mengerikan.

Keluarga pun mengatakan bahwa Cauchi memiliki masalah mental sejak remaja.

"Dia telah berjuang melawan masalah kesehatan mental sejak dia masih remaja," kata pihak keluarga mengutip Sky News.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korban Mayoritas Perempuan

Couchi melakukan serangan menggunakan pisau di pusat perbelanjaan terkenal tersebut pada Sabtu sore. Rekaman video yang beredar menunjukkan banyak orang melarikan diri ketika Cauchi yang membawa pisau sambil berjalan dan menerjang orang-orang.

Serangan tersebut menyebabkan enam orang tewas. Terdiri dari lima perempuan dan satu pria yang merupakan penjaga keamanan tewas dalam serangan itu.

Lalu, ada 12 orang lain terluka. Di antara korban luka adalah seorang bayi berusia 9 bulan, yang ibunya yakni Ashley Good (38) meninggal dalam serangan itu untuk melindungi sang anak. 

Melihat komposisi yang diserang, polisi tengah mencari tahu alasan serangan yang menargetkan pada perempuan. 

 

3 dari 4 halaman

Pelaku Ditembak di Tempat

Saat kejadian, seorang inspektur polisi yang berada di dekat Cauchi yang langsung mengarahkan pisau. 

"Dia menghadapi pelaku, yang telah naik ke level lima pada tahap ini, sambil terus berjalan cepat di belakangnya untuk mengejarnya. Dia berbalik menghadapnya, mengangkat pisau,” kata Asisten Komisaris Cooke.

"Dia mengeluarkan senjata api dan orang itu sekarang sudah meninggal."

"Dia menunjukkan keberanian dan keberanian yang luar biasa… kami baru saja berbicara [dan] dia baik-baik saja, keluarganya baik-baik saja. Dia mendapatkan semua yang dia butuhkan untuk saat ini."

4 dari 4 halaman

Tidak Ada WNI dalam Insiden Penikaman

Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI merespons insiden penikaman tersebut.

"Insiden penusukan terjadi di Westfield Bondi Junction shopping centre Sydney pada 13 April 2024 sekitar pukul 16.00 waktu setempat.," kata pihak Kemlu RI dalam pernyataan tertulis mengutip Global Liputan6.com.

"Hingga saat ini tidak ada informasi korban WNI dalam serangan tersebut," jelas pihak Kemlu RI.

Adapun jumlah WNI di kota Sydney sekitar 10.000 orang dan mayoritas adalah pelajar/mahasiswa serta pekerja migran.  Pihak Kemlu RI kemudian membagikan Hotline KJRI Sydney: +61 4034 544 478.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini