Sukses

Ketua IDAI: Keterlibatan Ulama Jadi Hal Penting dalam Kampanye Imunisasi

Selain ulama, kelompok guru dan masyarakat lain juga memiliki peran penting dalam kampanye imunisasi

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa keterlibatan berbagai pihak termasuk ulama dalam kampanye imunisasi anak menjadi hal penting.

“Saya kira keterlibatan para ulama terhadap vaksinasi sangat penting sekali, keyakinan akan keharusan imunisasi itu kan ada di fatwa majelis ulama ya,” kata Piprim dalam acara National Immunization Champion Workshop, Jumat (8/3/2024).

Piprim menambahkan, dalam workshop ini, salah satu hal yang dibahas adalah terkait halal haram vaksin.

“Ini menjadi isu yang terus-menerus, enggak selesai-selesai. Kita akan membahas masalah itu, bagaimana menjelaskan ke masyarakat sebetulnya pandangan dari sudut agama, enggak hanya Islam, dari sudut agama-agama lain juga seperti apa tentang imunisasi ini.”

“Dan tidak ada satu agama pun yang menolak dilakukannya imunisasi ini,” jelasnya.

Selain ulama, kelompok guru dan masyarakat lain juga memiliki peran penting dalam kampanye imunisasi. Dengan kata lain, edukasi soal imunisasi tak hanya bisa disebarkan oleh dokter atau tenaga kesehatan saja, tapi juga oleh berbagai lapisan masyarakat lain.

“Ini supaya imunisasi itu bukan hanya miliknya dokter tapi awareness-nya itu juga dibantu penyebarannya oleh kelompok masyarakat. Saya kira ini akan sangat efektif kalau menyebarkan (edukasi) imunisasi dengan bahasa mereka,” ujar Piprim.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jika Guru-Guru Ikut Dilibatkan Kampanye Imunisasi

Piprim menilai, jika guru-guru ikut terlibat dalam kampanye imunisasi di sekolah maka hasilnya akan jauh lebih efektif.

“Apalagi (imunisasi) HPV ini nanti di usia sekolah ya, nanti akan jauh lebih efektif dibanding dokter aja (yang kampanye). Jadi dokternya, guru-gurunya, orangtuanya, perkumpulan orangtua muridnya itu saya kira perlu dilibatkan semua.”

Partisipasi semua pihak di berbagai sektor pada gilirannya dapat membuat semua masyarakat menerima imunisasi tanpa ragu-ragu.

3 dari 4 halaman

Didorong Menkes Budi

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut mendorong pelaksanaan imunisasi untuk anak-anak. Baginya, imunisasi dapat menjaga anak-anak tetap sehat dan merupakan cara mencegah timbulnya penyakit.

“Lebih baik promotif preventif daripada kuratif, lebih baik beresin masalahnya di hulu maupun di hilir, lebih baik sekarang daripada telat gitu kan. Nah program yang promotif preventif itu buat anak-anak kalau saya ngeliatnya satu itu mesti diedukasi keluarganya,” kata Budi.

Selain imunisasi, Budi juga mendorong masyarakat untuk rajin melakukan skrining untuk mengetahui apakah ada penyakit atau tidak.

4 dari 4 halaman

Cegah Infeksi Pada Anak

Budi juga menjelaskan soal jenis-jenis vaksin yang digunakan dalam imunisasi anak.

“Imunisasi sendiri di Indonesia tadinya 11 antigen, waktu saya masuk atas rekomendasi teman-teman ahli dinaikin jadi 14 antigen, kita tambahnya tiga.”

“Satu PCV itu buat pneumonia, kemudian rotavirus itu buat diare, kemudian HPV itu untuk kanker serviks. Nah dua dari tiga yaitu PCV dan rotavirus kita berikan karena kita lihat nih anak-anak kita paling banyak meninggalnya gara-gara apa? Balita kita kematiannya tinggi, itu lagi mau nurunin.”

Salah satu penyebab utama kematian tinggi pada balita adalah infeksi. Salah satu infeksi yang tinggi adalah pneumonia dan diare. Sementara kedua hal ini ada vaksinasinya.

“Jadi balik lagi untuk bisa anak-anak kita sehat intervensinya itu harus preventif. Preventif itu salah satunya adalah imunisasi. Nah, imunisasi itu harus diberikan secara lengkap untuk melindungi anak-anak kita supaya nanti daya tahan tubuhnya lebih siap,” ucap Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.