Sukses

Tren Minuman Kolagen Dipercaya Bikin Kulit Glowing, tapi Waspadai Efek Sampingnya

Efek samping minuman kolagen yang dipercaya dapat mencerahkan kulit.

Liputan6.com, Jakarta - Minuman kolagen konon katanya dapat menjaga kulit dari dalam dan membantu mencerahkan kulit alias membuat kulit jadi glowing. Tren minuman berkolagen sekarang juga mudah ditemukan di pasaran.

Bahkan banyak influencer mempromosikan berbagai merek minuman mengandung kolagen dengan klaim, bahwa produk tersebut terbukti ampuh menjaga kulit dari dalam.

Dosen Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Medhi Denisa Alinda, menjelaskan, meski memiliki kandungan yang baik terhadap kulit, minuman berkolagen juga memiliki efek jangka panjang terhadap tubuh.

“Konsumsi jangka panjang bisa menyebabkan batu ginjal. Sebaiknya diimbangi dengan minum air putih yang banyak,” terangnya, dikutip dari situs Unair pada Senin, 15 Januari 2024.

Ada Berbagai Zat Lain dalam Minuman Berkolagen

Di dalam minuman berkolagen, tidak hanya terkandung kandungan kolagen saja, namun terdapat berbagai zat lain.

“Benar minuman berkolagen bisa menjaga kulit dari dalam, tapi tergantung dengan berapa dosis kolagen dalam minuman tersebut,” lanjut Medhi Denisa.

“Biasanya dalam minuman kolagen mengandung kombinasi zat seperti gluthation, vitamin A, dan vitamin C yang bisa membantu untuk mencerahkan kulit."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Asupan Kolagen Alami

Sementara itu, Medhi Denisa Alinda menuturkan, asupan kolagen sebenarnya bisa diperoleh dari berbagai bahan alami yang ada di sekitar.

“Yang memiliki kolagen tinggi itu ayam, ikan, putih telur, buah-buahan seperti jeruk dan beri, sayur-sayuran, dan tomat,” paparnya.

3 dari 4 halaman

Minuman Berkolagen Terdapat Tambahan Pengawet

Medhi Denisa Alinda menjelaskan, dibanding mengonsumsi minuman berkolagen, penggunaan bahan-bahan alami lebih disarankan.

“Lebih baik konsumsi bahan alami karena tidak terdapat bahan pengawet. Sedangkan minuman berkolagen biasanya ditambah pengawet,” jelasnya.

Dosis aman dan efektif dari kandungan kolagen adalah tidak lebih dari 2,5 – 15 gram/hari.

“Sebaiknya tidak lebih dari 2,5 – 15 gram/hari agar peptida kolagen bisa terhidrolisis aman dan efektif,” sambung Medhi Denisa.

Peptida kolagen adalah bentuk khusus kolagen di mana seluruh protein kolagen telah dihidrolisis (dipecah) menjadi protein.

Makan Banyak Sayur dan Buah

Jika ingin memiliki kulit yang sehat dan kencang, menurut Medhi Denisa, dapat dilakukan dengan cara hidup sehat.

“Tidur yang cukup, makan yang banyak mengandung sayur dan buah, menggunakan krim perawatan kulit sesuai anjuran dokter seperti sunblock, selalu menggunakan pelembab, dan mencuci wajah setiap hari,” pesannya.

4 dari 4 halaman

Risiko Tinggi Terjadinya Batu Ginjal

Seiring bertambahnya usia, pemecahan kolagen di dalam tubuh terjadi lebih cepat dibanding yang diproduksi. Hal ini dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan akan kolagen demi menjaga kulit, tulang, dan tendon yang kuat serta sehat. 

Di sisi lain, ginjal mengolah dan membuang senyawa limbah dan kelebihan zat dari aliran darah, yang kemudian menjadi urine. Protein dalam jumlah kecil, termasuk kolagen, juga terdapat pada urine. 

Jika seseorang mengonsumsi kolagen terlalu banyak, ginjalnya akan bekerja lebih keras. Hal ini dapat berujung pada masalah kesehatan.

“Sebenarnya kolagen aman-aman saja jika dikonsumsi dalam jumlah wajar. Namun, apabila seseorang berisiko tinggi memiliki batu ginjal, maka konsumsi kolagen sebaiknya dihindari," jelas dokter Arina Heidyana, dikutip dari KlikDokter.

“Sebab, kolagen mengandung hydroxyproline, yang akan diubah menjadi kalsium oksalat di dalam tubuh. Kalsium oksalat ini paling sering menyebabkan batu ginjal."

Batu ginjal dapat menimbulkan gejala antara lain mual, nyeri, dan muntah. Ada beberapa jenis batu ginjal, tapi batu ginjal kalsium oksalat yang paling umum terjadi. 

Sejumlah besar oksalat yang melewati ginjal dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal. Asupan cairan atau kalsium yang tidak memadai juga dapat berkontribusi pada perkembangan batu ginjal dengan meningkatkan penyerapan oksalat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.