Sukses

Penurunan Kualitas dan Durasi Tidur Diduga Picu Peningkatan Angka Kanker Dini

Kanker dini didefinisikan sebagai kanker yang didiagnosis pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun.

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Angka kejadian kanker dini telah meningkat pesat selama beberapa dekade terakhir menurut tinjauan di 44 negara. Kanker dini didefinisikan sebagai kanker yang didiagnosis pada orang dewasa di bawah usia 50 tahun.

Hal ini berlaku untuk 14 jenis kanker yang sebagian besar menyerang negara-negara di dunia, yakni:

  • Kanker payudara
  • Kolorektal
  • endometrium
  • Kerongkongan
  • Saluran empedu ekstrahepatik
  • Kantong empedu
  • Kepala dan leher
  • Ginjal
  • Hati
  • Sumsum tulang
  • Pankreas
  • Prostat
  • Perut
  • Tiroid.

Temuan yang mengkhawatirkan ini membuat para dokter dan ilmuwan kebingungan mencari tahu mengapa hal ini bisa terjadi dan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya.

Melansir Verywell Health, salah satu faktor yang mungkin terjadi menurut penelitian adalah penurunan kualitas dan durasi tidur di kalangan masyarakat umum.

“Ada penelitian yang menunjukkan adanya hubungan potensial antara gangguan ritme sirkadian kita – jam internal tubuh – dan perkembangan kanker,” kata Misagh Karimi, MD, ahli onkologi medis yang berspesialisasi dalam kanker gastrointestinal di Pusat Kanker Lennar Foundation City of Hope di Newport Beach, California, kepada Verywell dikutip Rabu (1/3/2023).

“Kurang tidur berdampak buruk bagi tubuh, dan kita tahu bahwa tidur teratur sangat penting untuk melawan infeksi, menjaga kesehatan kognitif, dan menurunkan tekanan darah,” tambahnya.

Namun, penelitian yang ada saat ini relatif terbatas dan tidak meyakinkan. Dan Karimi mengatakan bahwa peran tidur dalam perkembangan kanker masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Angka Kaum Muda yang Kurang Tidur Alami Peningkatan

Penelitian menunjukkan bahwa angka kaum muda yang kurang tidur mengalami peningkatan.

Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa 73 persen siswa sekolah menengah atas di 30 negara bagian tidak mendapatkan cukup tidur. Angka ini naik dari 69 persen pada tahun 2009.

Dampak dari kurang tidur bisa berlangsung bertahun-tahun. Sebuah artikel ulasan dari tahun 2017 menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk pada remaja dan dewasa muda dapat mengakibatkan masalah tidur jangka panjang. Ini sering kali berdampak pada individu hingga dewasa.

Salah satu penelitian dari tinjauan tersebut menunjukkan bahwa gangguan tidur di usia remaja dapat berlanjut hingga usia dewasa.

Sepertiga peserta yang mengalami masalah tidur pada usia 16 tahun masih mengalami masalah tersebut pada usia 23 tahun, meskipun hanya 10 persen yang mengalami masalah tersebut pada usia 42 tahun.

3 dari 4 halaman

Hubungan Kurang Tidur dengan Kanker Usus Besar

Sebuah penelitian pada 2011 menunjukkan bahwa tidur yang lebih pendek, terutama kurang dari enam jam per malam, dapat meningkatkan risiko pengembangan polip usus besar. Polip pada usus besar dapat meningkatkan resiko kejadian kanker usus besar.

Sebuah studi kasus-kontrol berbasis populasi yang lebih baru menemukan bahwa risiko kanker kolorektal pada pasien dengan gangguan tidur jauh lebih tinggi. Risiko ini terutama terlihat pada pasien dengan gangguan tidur dan depresi.

Namun, tinjauan sistematis dan meta-analisis terhadap 65 penelitian tentang durasi tidur dan risiko kanker menemukan ketidakkonsistenan dalam korelasinya. Sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

4 dari 4 halaman

Penelitian Masih Lemah

Ilmuwan utama penelitian epidemiologi di American Cancer Society, Charlie Zhong, PhD, MPH, mengatakan bahwa terdapat keterbatasan pada penelitian soal hubungan durasi tidur pendek dengan polip usus besar.

“Penelitian ini tidak dapat mengetahui apakah tidur singkat menyebabkan polip, atau polip menyebabkan gangguan tidur,” katanya.

Keterbatasan lain mengacaukan teori tentang kaitan masalah tidur dengan kanker pada orang muda, karena sebagian besar penelitian berlaku untuk orang dewasa yang lebih tua.

“Temuan yang dipublikasikan mengenai kurang tidur dan kanker menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, tapi lemah. Namun, sebagian besar penelitian ini dilakukan pada populasi yang lebih tua,” kata Zhong.

“Kanker lebih jarang terjadi pada populasi usia muda, sehingga membuat penelitian terhadap faktor-faktor risiko tersebut menjadi lebih sulit. Gangguan tidur mungkin berperan, namun hal ini juga bisa menjadi tanda dari hal lain yang mungkin berkontribusi terhadap risiko kanker, seperti peningkatan obesitas.”

Inilah sebabnya mengapa penelitian tambahan sangat penting untuk lebih memahami tidur dan bagaimana tidur berinteraksi dengan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kanker, pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.