Sukses

Dikuasai Israel, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tak Beroperasi Selama Masa Genjatan Senjata

Gencatan senjata, Rumah Sakit Indonesia di Gaza tak beroperasi gara-gara Israel.

Liputan6.com, Jakarta - Israel dan Hamas tengah menjalani gencatan senjata dalam empat hari dimulai pada Jumat, 24 November 2023.

Meski situasi sedang gencatan senjata, Rumah Sakit Indonesia di Gaza sudah tidak dapat beroperasi. Sebab, RS tersebut sudah dikuasai oleh Israel.

Hal ini disampaikan oleh salah satu pendiri Rumah Sakit Indonesia di Gaza sekaligus Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Yogi Prabowo.

"Di masa gencatan senjata ini (RS Indonesia) sudah tidak bisa beroperasi karena sudah dikuasai Israel," kata Yogi kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Sabtu, 25 November 2023.

Dokter spesialis ortopedi itu juga menyampaikan kondisi terkini Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

"Kondisi RS Indonesia di Gaza sudah berhenti beroperasi dan mengalami kerusakan akibat serangan Israel, pasien-pasien dievakuasi ke RS lain seperti RS Eropa dan RS di Selatan Gaza," dia menambahkan.

Nasib Kondisi RS Indonesia di Gaza

Sebelumnya, Ketua Presidium MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad, sempat terhubung dengan relawan Indonesia di Gaza yang menyampaikan kondisi Rumah Sakit Indonesia (RSI) per Rabu, 22 November 2023.

Menurut dia, RSI di Gaza saat itu masih dikepung tentara Israel IDF. Namun, tiga relawan Indonesia yang sempat dinyatakan hilang kini sudah dapat dihubungi. Keadaan mereka sehat dan sedang menunggu evakuasi gelombang ketiga bersama 600 warga Gaza.

"Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza sekarang itu sangat memprihatinkan. Kita sedih RS kebanggaan Indonesia tiba-tiba bisa berantakan seperti itu," ujar Sarbini dalam konferensi pers daring, Rabu, 22 November 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berharap Rumah Sakit Indonesia di Gaza Bisa Perbaiki Ulang

Menurut Sarbini, serangan Israel menghancurkan beberapa lantai Rumah Sakit Indonesia.

"Serangan Israel pada Senin pagi tuh betul-betul merusak beberapa lantai rumah sakit, jadi situasinya sangat memilukan, memprihatinkan. Mudah-mudahan perang berhenti dan kita bisa perbaiki ulang," ujarnya.

Dia menambahkan, masyarakat yang tertinggal di RS Indonesia hendak dievakuasi ke wilayah selatan Palestina, meski kondisi di setiap rumah sakit sudah penuh.

"Ya kita belum dapat konfirmasi, tapi memang semua rumah sakit sudah penuh. Yang di selatan tuh RS An-Nasr, RS Eropa, yang di tengah Al-Shifa, yang utara RS Indonesia jadi yang dari Utara ke Selatan, rumah sakit memang crowded semuanya," kata Sarbini.

3 dari 4 halaman

Kesulitan Komunikasi dari Gaza ke Indonesia

Lebih lanjut Sarbini mengatakan, pihak MER-C tidak bisa memprediksi kapan akan ada informasi lanjutan terkait evakuasi dan kondisi terkini di Gaza.

"Ya tunggu episode selanjutnya saja, kita enggak bisa diprediksi, karena kondisi di sana unpredictable. Perubahannya sangat cepat, tunggu saja nanti kami sampaikan," katanya.

Sarbini mengungkap, komunikasi antara MER-C dan relawan Indonesia juga tidak semudah yang dibayangkan. Kedua pihak bisa terhubung karena bantuan alat komunikasi wartawan setempat.

Selain komunikasi yang terbatas, pengiriman file seperti foto pun sama. Sarbini mengaku pihaknya belum mendapat foto terbaru dari Gaza.

4 dari 4 halaman

Hamas Tawarkan Perpanjangan Gencatan Senjata

Evakuasi WNI dan warga Gaza yang berada di RS Indonesia dilakukan saat gencatan senjata berlangsung. Gencatan senjata dilakukan dalam rangka pertukaran tawanan dan tahanan.

Menurut kesepakatan, gencatan senjata akan segera berakhir. Namun, kabar beredar bahwa Hamas siap untuk memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza.

Melansir BBC, Minggu, 26 November 2023, Hamas menawarkan memperpanjang kesepakatan dan menambah jumlah tawanan Israel yang dilepaskan.

Pejabat senior pemerintah Palestina berkata Hamas siap untuk memperpanjang gencatan senjata untuk dua hingga empat hari, dan mereka akan melepas 20 hingga 40 tawanan dari Israel.

Kerangka untuk memungkinkan perpanjangan gencatan senjata juga sudah ada di kesepakatan awal. Saat ini, masih ada lebih dari selusin anak-anak yang ditawan Hamas.

Beberapa jam setelah Hamas memberikan pernyataan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespons positif wacana pelepasan lebih banyak tawanan. Ia berkata pembebasan 10 tawanan lainnya bisa menambah gencatan senjata sehari lagi.

Tetapi, Netanyahu berkata siap menyerang lagi jika sudah selesai.

"Pada akhir kerangka itu, kami akan kembali dengan seluruh kekuatan kami untuk mewujudkan tujuan-tujuan kami," ujar Netanyahu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.