Sukses

5 Teknik yang Terbukti Ampuh Atasi Stres dalam Hitungan Menit

Berikut 5 teknik untuk menghilangkan stres dan dapat mengurangi beban pikiran.

Direview oleh:
dr Ainni saat ini adalah dokter umum di Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

Liputan6.com, Jakarta - Ahli saraf Carolyn Leaf, PhD, menjelaskan bahwa pembuluh darah di sekitar jantung membesar saat kita stres, sehingga meningkatkan aliran darah dan oksigen ke korteks prefrontal. Hal ini, memengaruhi manusia dalam membuat keputusan.

Maka dari itu penting untuk membantu melepaskan stres. Dengan mengurangi bukan menghilangkan stres dapat membuat pikiran lebih tenang. 

Nah, ada beberapa teknik sebenarnya yang bisa dilakukan untuk mengurangi stres. Berikut diantaranya seperti mengutip TODAY Kamis, (23/11/2023).

1. Butterfly Hug

Butterfly hug adalah latihan terapeutik yang dapat membantu mengatasi kecemasan, stres, dan perasaan yang sedih. 

“Mulailah dengan mengambil napas dalam-dalam beberapa kali. Gunakan lengan untuk menyilangkan dada, pastikan ujung jari tengah menyentuh tepat di bawah tulang selangka," saran Hillary Schoninger, LCSW.

Saat berada dalam posisi ini, pejamkan mata dan fokus pada pernapasan. Kemudian, tirulah visualisasi kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya di dada," 

“Melakukan butterfly hug akan membantu seseorang terhubung ke sisi sistem saraf yang lebih tenang, yang dikenal sebagai sistem parasimpatis,” jelas Schoninger. 

“Saat berada di zona ini, kita lebih rileks secara fisik dan emosional. Selain itu, kita menurunkan kortisol, yang merupakan hormon stres utama yang kita produksi.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Berteriak Tanpa Suara

Jika seseorang mengalami emosi yang intens, menyalurkan energi tersebut ke dalam respons fisik yang terfokus dapat membantu mengatur ulang. 

Teriakan senyap menirukan gerakan wajah saat berteriak tanpa benar-benar mengeluarkan suara. Sebaliknya, pikirkan untuk memaksa udara keluar melalui tenggorokan untuk mengeluarkan "jeritan".

Dalam istilah awam, seseorang menyalurkan kembali perasaan dan energi yang intens, yang dapat mengarah pada tindakan impulsif ke dalam respons fisik yang netral. 

Setelahnya, tubuh akan mampu berpikir, merasakan, merespons, dan bertindak dengan lebih jernih.

 

3 dari 4 halaman

3. Mindfulness Walk

Mindfulness walk adalah praktik sederhana yang dengan lembut mendorong kita ke berjalan kaki dalam kesadaran yang lebih besar akan masa kini. Hal ini dapat dilakukan di mana saja di sekitar rumah, di halaman belakang, atau di taman kompleks.

“Saat berjalan, perhatikan bagaimana tubuh bergerak dan merasakan, dan gunakan indra untuk memperhatikan sekeliling. Apa yang didengar, cium, rasakan, dan lihat?” kata Andrea T. J. Ross, PhD, asisten direktur klinis di Fakultas Ilmu Sosial dan Perilaku di University of Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. 

“Praktik ini memungkinkan pikiran untuk menyadari apa yang terjadi saat ini dan mengurangi kekhawatiran tentang masa depan atau masa lalu, sehingga mengurangi gejala stres.”

 

4 dari 4 halaman

4. Rainbow Breathing

Rainbow breathing merupakan alternatif bagi orang-orang yang kesulitan memfokuskan pikiran mereka.  Mulailah dengan membuat gambar pelangi sendiri dengan spidol, pensil warna, atau cat. Jika seseorang tidak memilikinya, gambar hasil cetakan bisa digunakan.

“Selanjutnya, duduklah dengan nyaman dengan gambar pelangi di lantai, letakkan jari di sisi kiri, dan gerakkan jari di sepanjang pelangi sambil menarik napas dalam-dalam melalui hidung hingga mencapai bagian tengah,” kata Reena. B. Patel, seorang psikolog dan analis perilaku bersertifikat.

5. Melamun

Pejamkan mata dan biarkan pikiran mengembara dan melamun selama beberapa menit saat merasa stres. 

Mungkin seseorang sedang berjalan-jalan di taman yang indah, kota yang indah, atau mengenang pengalaman yang membahagiakan. 

"Tindakan mengingat pikiran bahagia dapat membantu menghasilkan frekuensi di otak yang mengesampingkan frekuensi negatif yang disebabkan oleh respons stres toksik," kata Leaf

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.