Sukses

Penggunaan Insulin dan Obat Diabetes Berlebih Bisa Picu Hipoglikemia, Dokter Ingatkan 5 Pilar Ini

Penggunaan insulin dan obat diabetes berlebihan dapat memicu hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah.

Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada 14 November, dokter spesialis penyakit dalam M. Ikhsan Mokoagow mengingatkan bahaya soal penggunaan insulin berlebihan. 

Penggunaan insulin dan obat diabetes berlebihan dapat memicu hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah.

“Ketika gula darah terlalu rendah, bisa terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Mulai dari yang sederhana, misalnya pasiennya lapar, keringat dingin, berdebar-debar, gangguan pandangan, atau yang paling berat tidak sadarkan diri bisa juga terjadi kejang,” kata Ikhsan kepada Health Liputan6.com dalam Exclusive Media Interview menyambut Hari Diabetes Sedunia secara daring, Senin (13/11/2023).

Sebelumnya, Ikhsan turut menjelaskan alasan sebagian pasien diabetes perlu menggunakan insulin.

“Kita bicara tipe diabetes dulu, kalau diabetes tipe satu yang terjadi adalah kerusakan sel pita pankreas yang menghasilkan insulin biasanya terjadi pada yang lebih muda karena autoimun. Jadi terjadi pengrusakan pankreas sehingga mau enggak mau dia harus menggunakan insulin.”

Sementara, sebagian besar tipe diabetes adalah tipe 2. Tipe 2 ini awalnya hanya terjadi resistensi insulin atau kerja insulin yang berat.

“Namun, seiring berjalannya waktu, pankreas atau penghasil insulin lama-lama kelelahan dan pada akhirnya semakin turun sehingga kadar gula darahnya tidak terkendali,” kata dokter subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes, RS Pondok Indah – Puri Indah itu.

Pada diabetes tipe dua, umumnya penggunaan obat saja cukup, tapi ketika sudah berlangsung lama maka pankreas atau pabrik insulin mengalami penurunan performa. Sehingga diperlukan suntikan insulin dari luar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

5 Pilar Penanganan Diabetes

Kadar gula darah yang terlalu rendah atau hipoglikemia adalah salah satu efek yang tak diinginkan dari pengobatan diabetes, kata Ikhsan.

“Dan ini tidak hanya terjadi pada insulin saja, karena orang yang menggunakan obat anti diabetes juga bisa mengalami hipoglikemia.”

Maka dari itu, lanjutnya, ada lima pilar penanganan diabetes yang perlu diperhatikan.

“Yang pertama justru bukan obat-obatan, tapi edukasi yang benar mengenai berbagai hal yang terkait dengan diabetes itu merupakan esensi utama dari penatalaksanaan diabetes.”

Pilar kedua adalah terapi nutrisi medis atau yang disebut pula pengaturan pola makan.

“Kemudian yang ketiga adalah latihan fisik atau latihan jasmani, atau yang kita sebut sebagai olahraga.”

3 dari 4 halaman

Terapi Farmakologi

Keempat, obat-obatan atau insulin. Ini disebut pula sebagai terapi farmakologis. Bisa obat, bisa insulin, bisa keduanya tergantung kondisi pasien.

“Yang berikutnya (kelima) adalah pemantauan gula darah mandiri. Sering kali kita memiliki alat tapi kita tidak menggunakan dengan tepat sehingga kita tidak bisa memanfaatkan alat tersebut.”

Jika kelima pilar ini dijalankan dengan tepat, maka obat-obatan dan insulin tidak akan menyebabkan hipoglikemia.

“Dengan pemantauan gula darah mandiri, pola makan yang baik tidak dikurang-kurangi, dengan aktivitas olahraga atau aktivitas jasmani yang tepat, maka obat-obatan ini tidak akan menyebabkan hipoglikemia, begitu pula insulin.”

4 dari 4 halaman

Waspada Komplikasi Diabetes

Dalam kesempatan itu, Ikhsan juga menyampaikan bahwa diabetes bisa memicu komplikasi.

Menurutnya, komplikasi pada pasien diabetes dibagi menjadi dua kelompok besar. Ada yang berhubungan dengan pembuluh darah besar (makroangiopati) dan ada pula yang memengaruhi pembuluh darah kecil (mikroangiopati).

Komplikasi makroangiopati berkaitan dengan pembuluh darah jantung yang jika terjadi dapat pemicu stroke. Dapat pula berkaitan dengan pembuluh darah kaki.

Sedangkan, komplikasi pembuluh darah kecil atau mikroangiopati dapat berkaitan dengan mata, ginjal, dan di saraf tepi kaki.

“Di mata bisa menyebabkan retina bermasalah, di ginjal menyebabkan gangguan ginjal, dan yang di kaki di saraf-saraf tepinya kadang pasien diabetes suka kesemutan dan sebagainya,” kata Ikhsan.

Untuk mencegah komplikasi, ia menyarankan untuk memeriksa diabetes sejak dini. Pemeriksaan diabetes sejak awal menjadi penting lantaran kebanyakan pasien cenderung terlambat terdiagnosis.

“Jadi sebenarnya udah lama diabetes tapi enggak tahu karena enggak ada gejalanya. Ini juga disampaikan International Diabetes Federation, 7 dari 10 orang tidak mengetahui bahwa dia diabetes.”

“Ini sering terjadi di rumah sakit, saat masuk pasien bilang tak memiliki diabetes tapi pas diperiksa rata-rata sudah diabetes tiga bulan lalu,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.