Sukses

Ketahui Gejala dan Penyebab Demam Tifoid Pada Anak, Usia 5 Lebih Rentan

Anak berusia di atas lima tahun, kemudian demam lebih dari satu minggu secara perlahan dipastikan mengalami tifus atau tifoid.

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak sangat rentan terinfeksi bakteri melalui makanan serta minuman. Biasanya penyakit yang muncul setelah anak terinfeksi bakteri ialah gangguan pencernaan seperti diare. Namun jika gangguan pencernaan pada anak disertai demam, bisa jadi anak mengalami demam tifoid.

Demam tifoid atau tifus adalah penyakit endemis di Indonesia yang umumnya menyerang anak-anak berusia di atas lima tahun. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Salmonella typhi yang dapat menular dari mulut melalui makanan yang tercemar.

Gejala utama tifus sendiri ialah demam yang disertai sakit kepala, batuk kering, badan lemas, kehilangan nafsu makan, mual, nyeri pada perut dan otot, lalu lidah yang berselaput.

“Lidah berselaput ini pinggirannya merah, tengahnya putih dan tebal. Lalu muncul gejala pembesaran hati dan limpah,” jelas Dokter Spesialis Anak juga Ketua Pencegahan Infeksi dan Kontrol, RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Ari Prayitno, Sp.A(K).

Namun gejala di atas menurut Ari belum tentu diderita oleh anak yang sedang tifus. Ia menegaskan, bahwa gejala anak yang tifus atau demam tifoid ini secara pasti mengalami demam lebih dari satu minggu.

“Anak berusia di atas lima tahun, kemudian demam lebih dari satu minggu secara perlahan, dan disertai gejala saluran cerna, sangat mungkin bahwa ini suatu demam tifoid,” lanjut Ari melalui diskusi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang digelar secara daring di Jakarta pada Kamis, 26 Oktober 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Waspada Muncul Kejang di Minggu Pertama Demam

Ari mengimbau para orangtua memperhatikan demam yang terjadi pada anak. Menurutnya, demam di minggu-minggu pertama dan awal minggu ke dua perlu diwaspadai. Sebab, beberapa anak mengalami kejang.

“Demam yang timbulnya mendadak dan langsung tinggi biasanya beberapa anak otaknya tidak siap. Sehingga sering terjadi kejang,” jelasnya.

Ketika demam tinggi, orangtua perlu memastikan cairan anak terpenuhi agar tidak dehidrasi.

Ari pun menambahkan, meski minggu-minggu awal anak perlu diwaspadai, bahwa demam yang kurang dari satu minggu sulit dikatakan sebagai tifus. Akan lebih mudah didiagnosa ketika anak demam lebih dari satu minggu.

“Tidak mudah memang pada anak yang demam kurang dari satu minggu, dokter perlu cara khusus untuk memastikannya. Tetapi kalau di atas satu minggu itu jauh lebih mudah, karena kemungkinan penyakit lain tersingkirkan,” jelas Ari.

3 dari 4 halaman

Demam Tifoid Jarang Dialami Anak di Bawah Usia 5 Tahun

Anak yang berusia lima tahun ke atas biasanya yang paling rentan terkena demam tifoid. Hal ini dikarenakan anak sudah keluar rumah dan jajan sembarangan. Sehingga lebih mungkin terkena bakteri Salmonella typhi dari makanan.

Sedangkan anak di bawah usia lima tahun jarang dan dikatakan kecil kemungkinannya terkena demam tiroid. Sebab mereka mengonsumsi makanan di dalam rumah yang biasanya bersih.

“Penularannya melalui mulut atau lewat makanan terkontaminasi, tetapi umumnya di rumah itu bersih karena orangtua sendiri yang masak,” jelas Ari.

Namun bagi anak yang tinggal di rumah yang kurang bersih, lebih mungkin terkena tifus atau demam tifoid.

“Apalagi kalau ada pencemaran lewat septic tank, sangat mungkin anak-anaknya terkontaminasi,” lanjut Ari.

4 dari 4 halaman

Penanganan Anak yang Mengalami Demam Tifoid

Pada anak yang menderita demam 26 hari dengan gejala ke arah demam tifoid, disarankan segera dapat melakukan pemeriksaan serologis antibodi terhadap antibody Salmonella typhi.

Lalu untuk penanganan di rumah, Ari menyarankan orang tua bisa melakukan cara-cara berikut ini :

1. Tirah baring

Istirahat dengan cara berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu tertentu untuk penyembuhan bertujuan agar Salmonella typhi tidak merajalela ke darah dan saluran empedu.

2. Nutrisi yang seimbang

Mengonsumsi gizi seimbang tanpa serat sangat dianjurkan. Hal ini dikarenakan jaringan usus mengalami peradangan. Sehingga dengan adanya serat, maka akan ada risiko stunting atau kontraksi usus yang lebih sering.

3. Pemberian antibiotik

4. Pemberian cairan dengan obat-obatan intravena atau langsung ke pembuluh darah.

Itu tadi adalah sejumlah gejala, penyebab, hingga penanganan anak yang terkena demam tifoid atau tifus. Perlu diingat, bahwa kebersihan adalah nomor satu untuk mencegah risiko terjangkitnya bakteri Salmonella typhi pada anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.