Sukses

Kasus Mpox di Bandung Masih Misterius, Dinkes Jawa Barat Terus Lakukan Pelacakan

Dinkes Jawa Barat terus memantau pelacakan terhadap kasus postif Mpox di Bandung untuk memutus penyebaran virus cacar monyet.

Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan Jawa Barat terus memantau pelacakan (tracing) pemicu kasus seorang warga Kota Bandung positif terinfeksi cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

Pasien pria berusia 36 tahun yang positif Mpox itu dirujuk ke RS Hasan Sadikin pada Selasa, 24 Oktober 2023 dari Puskesmas Pasirlayung, Kota Bandung.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, kemungkinan besar tracing dilakukan di sekitar Puskesmas Pasirlayung.

"Sebetulnya dari Hasan Sadikin mendapat berita dari Kementerian Kesehatan, kami langsung melakukan rapat bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dimana kalau untuk kami sifatnya adalah mengingatkan, menyebarluaskan bahwa (Mpox) sudah masuk ke Jawa Barat kepada seluruh kabupaten/kota," ujar Vini di Bandung, ditulis Rabu, 1 November 2023.

Selanjutnya, Vini menambahkan, Dinkes Kota Bandung melakukan survei epidemiologi terhadap kasus Mpox di Bandung tersebut.

Salah satu langkah survei epidemiologi ini adalah melakukan pelacakan pemicu terjadinya infeksi yang diakibatkan oleh virus Mpox.

Tujuan dari pelacakan tersebut yakni memutus mata rantai penyebaran virus, baik dari lingkungan keluarga, masyarakat ataupun kelompok lain yang pernah memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Mpox.

Hingga kini belum diketahui pemicu warga Kota Bandung positif terinfeksi Mpox. Namun sebut Vini, riwayat pengobatannya dapat diketahui dengan jelas.

"Pasien awalnya berobat ke Klinik Mawar, karena tidak ada perubahan (lalu) berobat ke Puskesmas Pasirlayung. Dan dari Puskesmas Pasirlayung dirujuk ke (RS) Hasan Sadikin, itu awalnya. Pertama kali masuk ke Hasan Sadikin itu pada 23 Oktober," kata Vini. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemeriksaan Spesimen Pasien Mpox

 

Pada tanggal yang sama langsung dilakukan pemeriksaan spesimen pasien tersebut dikirim ke BKPK Prof. Ummi di Jakarta.

Vini menerangkan pengiriman sampel Mpox ke Jakarta ini karena yang diberikan mandat oleh Kementerian Kesehatan hanya satu tempat tersebut.

"Informasi yang saya terima pasien positif Mpox di RS Hasan Sadikin sudah mulai membaik dan stabil kondisinya. Cuman harus dirawat 20 - 28 hari saja di ruang isolasi agar tidak menular ke yang lainnya," ucap Vini.

Vini menjelaskan sebelum diketahui positif terinfeksi Mpox, pasien mengalami gejala demam kemudian timbul bintik merah.

Bintik merah ini kemudian berisi cairan nanah. Kondisi ini diperparah dengan penyakit penyerta yang kini diderita oleh pasien.

 

3 dari 3 halaman

Paseien Positif Mpox Tidak Perlu Antivirus

Sebelumnya, Ketua Tim Penyakit Infeksi Menular Khusus RSHS, Yovita Hartantri, menyebutkan pasien positif Mpox yang saat ini dirawat di ruang isolasi menunjukkan gejala ringan.

Dengan demikian, perawatan pasien positif Mpox ini hanya melibatkan dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin.

Lalu, dokter juga hanya memberikan obat-obatan luar tubuh seperti salep (topikal) dan pereda nyeri (simptomatik) sesuai dengan gejala. Lalu, pasien pertama monkeypox di Bandung ini tidak diberikan antivirus.

"Untuk anti virus akan diberikan kepada pasien dalam kondisi berat mungkin diperlukan. Sekarang ini obat anti virus (Mpox) belum tersedia di rumah sakit kami," ungkap Yovita.

Yovita menerangkan gejala awal Mpox berupa demam, tidak enak badan, nyeri otot, sendi seperti pada infeksi virus pada umumnya.

Disusul pada dua hari kemudian muncul ruam, dimulai dari daerah wajah, badan dan telapak tangan. (Arie Nugraha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini