Sukses

Mengenal Fetus in Fetu, Kondisi Langka yang Bikin Bayi Laki-Laki Hamil di Sumbar

Heboh di media sosial soal bayi laki-laki berusia lima bulan hamil asal Sumbar. Dokter menyebutkan bayi AA alami fetus in fetu.

Liputan6.com, Jakarta - Heboh di media sosial soal bayi laki-laki berusia lima bulan hamil. Kejadian tidak biasa tersebut kini jadi perbincangan warganet termasuk di media sosial X dan Tiktok. Terlihat dari video yang beredar, bayi laki-laki itu dengan perut yang besar.

Bayi berinisial AA merupakan anak dari Hendi (27) dan Usmaina (25), warga Kampung Limau Sundai, Kenagarian IV Koto Hilir, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan Sumbar.

Menurut keterangan Kasubsi Humas Polres Pesisir Selatan, Aiptu Doni Santoso bayi tersebut sudah menjalani pemeriksaan medis di RSUD M. Zein Painan. Ternyata di dalam perutnya tersebut ada janin sehingga seperti bayi hamil. 

"Dari keterangan dokter yang memeriksanya, terdapat bentuk janin di dalam perut bayi seperti orang hamil pada umumnya," kata Doni Santoso pada Selasa (24/10/2023) mengutip Regional Liputan6.com.

Menurut keterangan Wali Nagari Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas Nagari IV Koto, Hilie Roza Adelina, janin yang ada di perut AA merupakan kembarannya tapi tidak berkembang.

"Informasi yang didapat dari dokter janin yang di dalam perut bayi itu merupakan kembarannya yang tidak berkembang," ujarnya.

Saat ini, AA sudah berada di RSUP M Djamil Padang untuk melakukan tindakan lanjutan. Dari keterangan dokter, AA mengalami fetus in fetu.

Dokter Radiologi RSUP M Djamil Padang, dr. Tuti handayani menyampaikan, fetus in fetu terjadi saat masa kehamilan si ibu, dimana bayi ini sebenarnya kembar dua.

"Namun bayi kembar itu tidak terpisah lalu menempel dan akhirnya tumbuh pada badan bayi yang satunya," kata Tuti, Rabu (25/10/2023).

Tentang Fetus in Fetu

Menurut laman National Institutes of Health (NCBI), fetus in fetu adalah kelainan bawaan langka di mana janin tumbuh di dalam tubuh kembarannya.

Kasus FIF pertama kali diidentifikasi dalam literatur oleh ahli anatomi Jerman Johann Friedrich Meckel pada abad 19. Disebut-sebut bahwa hingga saat ini hanya terdapat 100 kasus fetus in fetu, dan kebanyakan kasus terjadi pada bayi pria. 

Sementara itu, mengutip laman WebMD, kejadian fetus in fetu terjadi pada 1 dari 500 ribu kelahiran. Kondisi ini biasanya diketahui usai anak lahir sebelum berusia 18 bulan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Janin Tumbuh di Tubuh Kembaran

Mengutip laman Arizona State University, fetus in fetu diperkirakan merupakan hasil dari pembagian massa sel dalam totipoten yang tidak merata. Totipoten adalah masa sel awal tubuh.

Pembelahan sel yang tidak seimbang diperkirakan terjadi pada saat pembentukan blastokista yang dapat menyebabkan terjadinya kembar siam dan fetus in fetu. 

Untuk bisa mengklasifikasikan bahwa seorang anak mengalami fetus in fetu ada beberapa karakterisitik yang mesti ada. Harus ada bukti bahwa ada pengorganisasian bentuk tubuh termasuk tulang belakang, cikal anggota tubuh dan jaringan organ.

Untuk menentukan diagnosis kondisi tersebut FIF atau bukan dokter memerlukan pemeriksaan radiografi perut, CT Scan dan USG.

3 dari 4 halaman

Paling Sering Ditemukan di Area Sekitar Perut

Biasanya massa fetus in fetu paling sering terdapat di perut bagian retroperitoneal yaitu rongga di abdomen yang mengelilingi organ-organ perut seperti ginjal, hati, pankreas, dan kandung kemih.

Namun, ada juga beberapa kasus yang melaporkan janin pada lokasi lain, seperti kepala, rongga paru, skrotum bahkan mulut. 

4 dari 4 halaman

Tindakan

Pada bayi atau anak yang mengalami fetus in fetu, ia bisa mengalami nyeri atau tekanan di bagian tubuh tertentu. Terutama jika janin menekan organ tubuh di daerah tersebut.

Pada kondisi tersebut, biasanya dilakukan operasi pengangkatan. Usai pengakatan biasanya bakal tetap dilakukan pemeriksaan berkala lewat scan untuk mengevaluasi kondisi pasien. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini