Sukses

Penghuni Lapas Perempuan Mataram Dapat Pelatihan Bisnis Kecantikan dan Kerajinan

Guna mempersiapkan perempuan warga binaan untuk kembali ke masyarakat, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mendukung adanya pembekalan skill atau keterampilan.

Liputan6.com, Jakarta Perempuan yang tersandung kasus hukum dan telah menjalani masa hukuman sesuai ketentuan berhak untuk kembali ke masyarakat dan membangun kehidupan yang lebih baik.

Guna mempersiapkan perempuan warga binaan untuk kembali ke masyarakat, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendukung adanya pembekalan skill atau keterampilan.

Pembekalan ini berupa pengembangan kapasitas perempuan warga binaan melalui pelatihan seperti yang diberikan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas III Mataram.

Di LPP ini, pelatihan diberikan kepada 52 orang dalam rangka mempersiapkan para warga binaan kembali ke masyarakat pasca keluar dari lapas.

Pelatihannya berupa bimbingan teknis kewirausahaan di bidang perawatan kecantikan dan produksi kerajinan seperti kain. Tujuannya, mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan di lapas dan kelak setelah keluar lapas.

Bimbingan teknis bagi para perempuan penghuni lapas diselenggarakan oleh pemerintah pusat melalui KemenPPPA. Bekerja sama dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung dan LPP Kelas III Mataram.

Upaya ini dilakukan mengingat melanjutkan kehidupan usai menjalani hukum pidana bukanlah hal mudah.

“Melanjutkan masa depan pasca menjalani kehidupan di lapas bukanlah hal yang mudah bagi para perempuan warga binaan. Pendampingan mulai dari hulu dan hilir sangat dibutuhkan bagi mereka,” kata Bintang dalam keterangan resmi dikutip Senin (23/10/2023).

“Karena bagaimanapun masa lalunya, para perempuan warga binaan ini harus bisa bangkit dan mempersiapkan masa depannya setelah keluar dari lapas,” tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Konsep Pendampingan Perempuan Lapas Kelas III Mataram

Konsep pendampingan yang ada di Lapas Kelas III Mataram ini sudah cukup baik, lanjut Bintang. Pasalnya, telah diberikan mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari memberikan pendampingan sampai mempersiapkan pasarnya.

“Ke depan, pendampingan yang diberikan bisa ditingkatkan lagi. Salah satunya melalui asesmen kebutuhan pelatihan sesuai minat, lalu setelah mereka lancar dalam memproduksi karya-karya, maka dipersiapkan pasarnya yang bukan hanya toko offline tapi juga online,” tutur Bintang.

Dia berpendapat, di era digital, pemasaran daring sangat dibutuhkan karena terbukti meningkatkan penjualan bagi UMKM.

Untuk mendukung hal tersebut, KemenPPPA akan berupaya menggandeng berbagai pihak termasuk dunia usaha untuk dapat memberikan peningkatan kapasitas berkaitan dengan pemasaran daring bagi para warga binaan.

3 dari 4 halaman

Bisa Dimanfaatkan dengan Baik oleh Perempuan Warga Binaan

Upaya LPP Kelas III Mataram dalam mensejahterakan perempuan warga binaan mendapat pujian dari Bintang.

“Saya mengapresiasi peran pemerintah daerah provinsi dan seluruh perangkat daerah yang telah memberikan pendampingan bagi para perempuan rentan LPP Kelas III Mataram. Kami sangat senang karena pemerintah daerah setempat serius berkomitmen untuk mempromosikan hasil karya warga binaan.”

Dia berpesan agar para warga binaan bisa memanfaatkan pelatihan ini dengan baik.

“Bagi para perempuan warga binaan, pintu yang sudah dibuka ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Dan untuk Lapas bisa terus ditingkatkan dalam memberikan pendampingan dan motivasinya,” Harap Bintang.

4 dari 4 halaman

Dukung Karya Warga Binaan dengan Program Jumat Belodong

Dalam keterangan yang sama, Pejabat Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi menyampaikan akan mendukung produksi karya perempuan warga binaan dengan menerapkan program Jumat Belondong.

“Kami memiliki program Jumat Belondong atau Jumat Bersarung, dimana kita mendorong pengembangan industri kain.  Produksi lokal yang mewajibkan pemerintah daerah provinsi menggunakan kain khas dari daerah NTB setiap hari Jumat saat turun menyapa masyarakat di desa dan kelurahan,” kata Lalu Gita.

Lebih lanjut, Lalu Gita menyampaikan akan mendorong warga binaan yang telah keluar dari lapas agar dapat mandiri melalui pemberian alat produksi.

“Saat ini di dalam lapas warga binaan diberikan alat untuk produksi dan kalau ordernya terus meningkat kami berharap jangan sampai putus usahanya hingga nanti saat keluar karena tidak memiliki alat.”

“Maka dari itu kita akan memberikan kailnya yakni alat produksi seperti alat tenun untuk tetap menjalankan usaha. Hal itu guna mewujudkan konsistensi untuk mendukung UMKM bisa berkembang,” pungkas Lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.