Sukses

Mencuci Tangan Pakai Sabun, Langkah Awal Cegah agar Tak Jatuh Sakit

Dokter mengungkap cuci tangan pakai sabun masih menjadi hal penting untuk mencegah penyakit selain melakukan vaksinasi.

Liputan6.com, Jakarta - Cuci tangan masih menjadi salah satu cara dalam mencegah penyakit dan upaya mengurangi infeksi yang mudah dan murah dilakukan seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan penyakit infeksi dan tropis anak, Hinky Hindra Irawan Satari.

“Kita ini hidup di dunia yang tidak steril. Kuman dapat mengganggu keseimbangan serta menghancurkan dan merusak tubuh seseorang,” kata Hinky.

Salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan cuci tangan misalnya diare. Namun, sayang jumlah kasus diare pada anak tercatat masih sekitar 9,8 persen. Dan, diare menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah pneumonia.

Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara hotspot yang berisiko tinggi terhadap kemunculan penyakit infeksi baru. Sehingga, kata Hinky, kita harus waspada terhadap potensi penyakit menular di masa mendatang.

“Nah oleh karena itu, kuman-kuman yang ada di sekitar dan menempel di tubuh kita, harus dibersihkan dengan mencuci tangan,” terang Hinky jelang Hari Cuci Tangan Sedunia bersama Lifebuoy di Cilandak Town Square Sabtu, 14 Oktober 2023.

Namun, bukan mencuci tangan saja ya, pastikan dengan sabun. Hal ini, kata Hinky sebaiknya sudah menjadi gaya hidup bersih dalam keluarga. 

Selain dengan mencuci tangan dengan sabun, upaya mengurangi infeksi lain dengan vaksinasi, beristirahat, asupan gizi yang cukup dan berolahraga. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Utamakan Cuci Tangan Pakai Sabun

Menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi setelah vaksin.

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), drg.Widyawati, MKM pun mendukung cuci tangan sebagai upaya nyata mengurangi jumlah penyakit.

“Mencuci tangan dengan sabun, tidak mengenal batas dan bersifat global untuk seluruh manusia bersatu dalam upaya nyata mengurangi jumlah penyakit, menghentikan penyebaran wabah, dan memastikan masa depan yang lebih sehat untuk generasi mendatang,” katanya pada kesempatan yang sama.

Namun, hanya 50 persen penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun yang melakukan CTPS di lima momen penting seperti sebelum makan, setelah bermain, sesudah batuk atau bersin, keluar dari toilet, dan pulang bepergian.

Berangkat dari situasi ini, perlu beberapa upaya edukasi kebiasaan CTPS secara berkelanjutan. Mengingat jika dibiarkan hal ini dapat berisiko penyakit menular pada seseorang khususnya anak.

3 dari 4 halaman

Masyarakat Tinggalkan CTPS Pasca COVID-19

Hinky menyinggung soal penyakit menular pada anak yang belum sepenuhnya tertanggulangi di Indonesia.

Hal ini lantaran kebiasaan mencuci tangan pakai sabun telah ditinggalkan masyarakat pasca COVID-19. Padahal cara ini sebaiknya tidak dilakukan saat pandemi saja.

“Kita bisa membuat benteng terhadap kuman yang selalu siaga melindungi dengan mencuci tangan,” tutur Hinky.

Tidak lupa Hinky mengingatkan kepada orangtua untuk terus mengajari anak cuci tangan pakai sabun. Bukan tanpa alasan, cara ini efektif mencegah kemunculan penyakit infeksi baru.

4 dari 4 halaman

Upaya CPTS Berkelanjutan

Sebagai bentuk komitmen dan kontribusi untuk mendukung upaya memutus rantai penularan penyakit, Unilever Indonesia menggelar program berkelanjutan seperti kampanye, penggerakan dan penyediaan sarana prasarana, serta pendukung perilaku cuci tangan pakai sabun kepada masyarakat Indonesia.

Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat mengatakan, pihaknya terus melakukan edukasi kebiasaan CTPS secara berkelanjutan sejak 2004.

“Kita akan berusaha membawakan pesan CTPS yang menarik. Khususnya pada tahun ini mengajak anak belajar sambil bermain,” jelas Erfan.

Kegiatan CPTS yang diselenggarakan Lifebuoy dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Acara tersebut berlangsung pad a 14 - 15 Oktober 2023 di Cilandak Town Square.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini