Sukses

12 Peternak Muda Terbang ke Belanda, Belajar Rahasia Memelihara Sapi Perah dari Rekan Senior

Peternak muda belajar langsung soal peternakan sapi perah ke Belanda. Para peternak tinggal beberapa hari di rumah peternak senior di sana untuk bisa menggali ilmu dalam program Young Progressive Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia.

Liputan6.com, Wyns - Peternak muda Indonesia yang punya kemauan kuat dan rencana matang dalam mengembangkan peternakan sapi perah dikirim ke Belanda untuk belajar langsung dari peternak senior di sana.

Terpilih 12 peternak muda dari dari tiga provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk ikut Program Young Progressive Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia.

"Ini bukan keberuntungan tapi kerja keras dari yang selama ini para peternak muda lakukan," kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F Saputro kepada 12 peternak muda sebelum berangkat ke Belanda pada Kamis, 21 September 2023 di Ciracas, Jakarta Timur. 

Setelah menempuh perjalanan nyaris sehari penuh, para peternak muda Indonesia tiba di Belanda untuk belajar dari mereka yang punya peternakan dengan jumlah sapi lebih dari 100 ekor. 

Lebih dari seminggu para peternak sapi perah ini berada di Belanda untuk menggali ilmu soal merawat dan mengelola peternakan sapi perah dari peternak senior di sana. Tak cuma teori, peternak bakal tinggal di rumah peternak Belanda untuk tahu langsung cara mengelola peternakan sapi perah.

"Mereka juga praktik di lapangan, para peternak belajar di kandang juga membuat silase (pakan ternak yang disimpan dengan teknik kedap udara)," kata Project Manager DDP & FDOV PT Frisian Flag Indonesia, Akhmad Sawaldi.

"Di hari terakhir mereka juga akan mendiskusikan dengan peternak di Belanda tentang business plan yang dimiliki. Sehingga bisa dapat input supaya business plan mereka lebih tajam," kata Akhmad saat berada di utara Belanda, Wyns.

Salah satu peternak asal Jawa Barat, Asep Dani Rusdani (36) yang berkesempatan ikut program ini  mengaku mendapat banyak ilmu selama belajar di farm milik Herman Miedema yang ada di Wyns, Belanda. Termasuk pengetahuan membuat sapi senyaman dan semudah mungkin mendapatkan pakan.

"Kalau di Indonesia itu sapi ada sekat-sekatnya jadi mau makan aja susah, tapi di sini dibuat kandang tanpa sekat. Sehingga yang dipelajari adalah sapi jangan dibikin susah, dipermudah saja," kata Asep.

Ketika sapi nyaman dan mendapatkan pakan yang baik serta merasa bebas semau yang hewan berkaki empat itu inginkan, hal tersebut menunjukkan pengaruh positif terhadap produksi susu sapi tersebut.

Pelajaran baru juga didapat Romi Pebrianur (39) asal Jawa Barat.

Pria yang sudah lebih dari lima tahun menjadi peternak dan memiliki lebih dari 20 sapi perah ini mengatakan bahwa pakan sapi yang utama adalah rumput. Sementara selama ini, kebanyakan peternak di Indonesia memberikan konsentrat atau pakan tambahan sebesar 50-60 persen.

"Nah, kalau di sini konsentrat itu hanya pangan tambahan untuk sapi. Sehingga sapi itu sebenarnya hanya lebih banyak makan hijau-hijauan. Sepulangnya ke Indonesia, saya bakal mengubah komposisi pakan," kata Romi optimistis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Belajar Hal Sederhana tapi Penting: Sinyal Sapi

Sarjana peternakan dari Universitas Brawijaya, Muhammad Hilal Ferdiansyah termasuk 1 dari 12 peternak yang dapat kesempatan mengikuti Program Young Progressive Farmer dari PT Frisian Flag Indonesia.

Hilal dapat ilmu langsung dari Herman Miedema, peternak yang punya 200 sapi di Wyns, Belanda.

Herman mengajarkan kepada para peternak sapi perah Indonesia bahwa mengenal sinyal-sinyal sapi adalah hal penting.

Pemilik harus paham sinyal yang sapi berikan, sehingga bisa tahu apakah hewan tersebut sakit, terluka, atau tidak nyaman. Kembali lagi, peternak Belanda mengedepankan kenyamanan sapi sebagai hal utama.

"Herman mengajarkan hal sederhana tapi sangat penting yakni cow signal untuk mengetahui sinyal sapi yang diberikan ke kita. Sehingga kita tahu sapi sakit, luka atau pincang dan kita juga harus tahu harus melakukan apa," kata Hilal.

"Cow signal itu sangat penting," tutur Hilal lagi yang baru tiga tahun menjadi peternak. Awalnya dia punya 4 ekor, kini sudah sapi perahnya sudah berjumlah 13.

3 dari 5 halaman

Sapi Bahagia = Peternak Bahagia

Tak cuma peternak pria, empat dari 12 peternak muda program ini adalah perempuan. Salah satunya Rumini (34). Peternak yang punya 40 sapi perah asal Lembang ini dapat kesempatan belajar dari peternakan sapi perah milik Jos Knoef (63) yang berada di Geesteren, Belanda.

Kepada para peternak Indonesia, Jos menekankan bahwa salah satu aspek penting dalam berternak sapi perah adalah kebahagiaan sapi. Hal tersebut amat diingat Rumini dan bakal diterapkannya nanti seusai dari Belanda.

"Untuk bisa menghasilkan susu itu sapi yang penting bahagia/ Kalau sapi bahagia, produks (susu)-inya banyak. Hal yang bikin saya terngiang-ngiang terus: happy cow, happy farmer," tuturnya.

Aspek yang bisa membuat sapi bahagia diantaranya adalah pakan yang tepat, alas yang baik, merasa hidup natural dan bebas.

4 dari 5 halaman

Ada 3 Aspek yang Bisa Diaplikasikan di Indonesia

Dokter hewan yang juga peternak sapi, Deddy F Kurniawan mengatakan dari studi banding ke Belanda, ada beberapa hal yang bisa dilakukan peternak muda saat kembali di Indonesia. Paling tidak ada tiga hal yakni soal kebersihan (hygiene), melihat tanda sapi dan kesejahteraan sapi.

"Bagaimana perhatian akan hygiene kepada ternak. Kedua, melihat tanda sapi atau cow signal, itu adalah cara kita melihat pada sapi untuk mengevaluasi manajemen pemeliharaan sapi," kata Deddy yang juga ikut ke Belanda.

"Ketiga, mempelajari animal welfare, sapi itu ingin diperlakukan ingin bebas, cukup makan, cukup minum itu untuk bisa produktif," jelas Deddy. 

Hadir juga di kesempatan yang sama, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian RI, Tri Melasari yang melihat bahwa peternak di Belanda memang lebih banyak menggunakan pemanfaatan teknologi lantaran sumber daya manusia di sana terbatas dan mahal. Lalu, ia juga melihat para peternak di Belanda berani dalam mengembangkan usahanya.

"Keberanian untuk mengakses pembiayaan, mengembangkan usaha dan memanfaatkan teknologi," kata Tri, melihat para peternak di Negeri Kincir Angin. 

Di Belanda, para peternak memiliki sapi perah di atas 100 ekor, sementara di Indonesia kebanyakan masih peternak tradisional yang hanya memiliki 5 ekor sapi ke atas. Menurut wanita yang karib disapa Mela itu, untuk mengembangkan peternakan, pemerintah memiliki program kredit usaha tani dengan bunga yang sebagian disubsidi pemerintah.

5 dari 5 halaman

Daftar 12 Peternak yang Belajar ke Belanda

Berikut daftar 12 peternak muda yang belajar langsung dari peternak Belanda dalam Program Young Progressive Farmer Academy yang digagas PT Frisian Flag Indonesia.

  1. Muhammad Hilal Ferdiansyah dari KPSP Setia Kawan Jawa Timur
  2. Heni Astiti dari Koperasi Bangun Lestari Jawa Timur
  3. Kristianti dari KPSBU Lembang Jawa Barat
  4. Yahdi Nur Haqqi dari Kopersi Produksi dan Usaha Susu Bogor
  5. Rusmini dari KPSBU Lembang
  6. Misbah Munir dari KAN Jabung Syariah
  7. Sulistiani dari Koptan Tani Jasa Tirta
  8. Romi Pebrianur dari KPSP Saluyu
  9. Asep Dani KPSBU Lembang
  10. Bagus Wahyu Putra dari Koperasi Bangun Lestari
  11. Tatok Harianto dari Koperasi SAE Pujon
  12. Mirza Azmi dari Kopersi Rukun Santoso.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini