Sukses

Laparoskopi Jadi Metode Bedah Andalan untuk Tangani Masalah Kandungan

Untuk meminimalkan rasa sakit hingga percepat pemulihan, Dokter RS EMC Pulomas menyarankan memilih teknik bedah Laparoskopi.

Liputan6.com, Jakarta Gaya hidup yang kurang sehat maupun faktor genetik dapat memengaruhi kondisi kesehatan rahim atau kandungan. Dalam dunia medis, ada beberapa penyakit yang menjadi masalah kandungan yaitu endometriosis, fibroid uterus, prolaps uterus, hingga tuberkulosis uterus.

Pada tingkatan tertentu saat masalah kandungan tidak bisa disembuhkan dengan cara alami dan terapi obat-obatan, maka prosedur pembedahan menjadi pilihan. Kalau tindakan bedah jadi pilihan, lantas sebaiknya memilih dengan cara Bedah Invasif Minimal yang dikenal Laparoskopi ataukah dengan Pembedahan Terbuka, Laparotomi?

Untuk meminimalkan rasa sakit, menekan risiko komplikasi, dan penyembuhan lebih cepat, Dokter Spesialis Kandungan RS EMC Pulomas, dr. Aries Joe, Sp.OG, DMAS menyarankan memilih teknik bedah Laparoskopi.

Laparoskopi kandungan adalah prosedur tindakan untuk mendiagnosis dan mengobati kelainan atau gangguan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita, terutama gangguan yang melibatkan rahim dan sel indung telur. 

dr. Aries Joe menyampaikan bahwa bedah Laparoskopi umumnya dikenal sebagai Bedah Invasif Minimal atau Minimally Invasive Surgery, merupakan prosedur pembedahan yang telah digunakan secara luas dalam bidang medis sejak tahun 1975.

“Bedah Invasif Minimal atau Operasi Lubang Kunci / Keyhole Surgery mengurangi trauma pada tubuh yang disebabkan oleh Operasi Terbuka Konvensional / Laparotomy, karena sayatan yang dibuat jauh lebih kecil (0,5 cm – 1,5 cm),” jelas dr. Aries Joe dikutip dari emc.id

dr. Aries menyebut Laparoskopi menjadi prosedur yang efisien karena dilakukan dengan menggunakan instrumen laparoskopi canggih yang dimasukkan melalui 3 - 4 sayatan kecil di permukaan perut.

“Dokter bedah akan dapat melihat organ dalam secara detail und menjalankan prosedur operasi dengan baik karena visualisasi yang optimal. Setelah prosedur selesai, sayatan kecil dijahit, meninggalkan bekas luka yang sedikit terlihat,” sebutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tujuan Pembedahan Laparoskopi

Pembedahan invasif minimal seperti Laparoskopi dapat digunakan untuk tujuan diagnostik dan berbagai jenis pembedahan dan prosedur di berbagai disiplin ilmu seperti Bedah, Urologi, Ginekologi. 

dr, Aries menyebut Laparoskopi bahkan menjadi “Gold Standard” untuk berbagai prosedur ginekologi. Seperti ligasi tuba, pengangkatan kista ovarium, pengangkatan indung telur, pengobatan kehamilan ektopik, ruptur hemorrhagic pada kista, eksplorasi nyeri panggul kronis, kemandulan. Bukan itu saja, termasuk juga untuk pengobatan endometriosis, pengangkatan miom sampai  pengangkatan rahim / histerektomi, selain dari itu untuk pengobatan prolaps organ panggul, inkontinensia urin dan bahkan pada kanker ginekologi.

Lebih lanjut, dr, Aries meringkas sejumlah keunggulan dari teknik bedah Laparoskopi dalam menangani masalah yang terjadi pada rahim dan sistem reproduksi wanita.

  1. Risiko komplikasi yang kecil jumlahnya
  2. Waktu pemulihan yang lebih cepat
  3. Meminimalkan rasa sakit
  4. Memperpendek waktu rawat inap
  5. Hasil estetika yang lebih baik. Pada laparoskopi, ahli bedah biasanya hanya memerlukan empat sayatan kecil. Sayatan kecil ini memastikan pasien tidak merasakan banyak rasa sakit selama operasi dan sesudahnya, sehingga lebih sedikit analgesia (obat penahan sakit) yang diperlukan.
  6. Jaringan parut pasca operasi yang lebih sedikit
  7. Laparoskopi memastikan lebih sedikit keluarnya darah, mis. mengurangi pendarahan
  8. Berkurangnya angka kejadian Anemia dan kebutuhan transfusi darah selama dan sesudah pembedahan
  9. Berkurangnya efek samping dari analgesik yang tidak diinginkan.
  10. Risiko infeksi pada laparoskopi minimal karena organ dalam tidak banyak terpapar ke lingkungan luar.

“Dengan keunggulan di atas maka pasien tidak perlu lagi khawatir untuk penanganan ligasi tuba, pengangkatan kista ovarium, pengangkatan indung telur, pengobatan kehamilan ektopik, ruptur hemorrhagic pada kista, eksplorasi nyeri panggul kronis, kemandulan, pengobatan endometriosis, pengangkatan miom sampai  pengangkatan rahim / histerektomi,” kata dr. Aries.

Sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan operasi atau bedah, pastikan telah berkonsultasi dengan dokter spesialis secara mendetail mengenai kesehatan organ reproduksi dan masalah kandungan yang dihadapi. 

Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut, Anda dapat langsung membuat janji temu dengan dr. Aries Joe, Sp.OG, DMAS yang berpraktek di RS EMC Pulomas.

Hubungi Pusat Kontak Layanan RS EMC di no. telp: 150-789 atau melalui WhatsApp pada no. 02129779977. Ikuti juga media sosial RS EMC untuk mendapatkan informasi kesehatan bermanfaat lainnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.