Sukses

Profil Susanto Dokter Gadungan, 7 Kali Kibuli Institusi dan Pernah Jadi Dirut Rumah Sakit

Profil Susanto dokter gadungan yang menipu banyak institusi termasuk rumah sakit.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi Susanto yang terbongkar selama dua tahun menipu PT Pelindo Husada Citra (PHC) berbuntut panjang.

Susanto rupanya 'pemain lama' yang mengaku-ngaku sebagai dokter dengan memalsukan dokumen sekaligus mencatut identitas dokter lain.

Lantas, siapakah sosok Susanto dokter gadungan yang viral ini?

Profil Susanto Dokter Gadungan

Susanto adalah warga asli Grobogan, Jawa Tengah. Dia pernah bersekolah di SDN Tunggulrejo 1, SMP Negeri Gabus 1, dan SMAN 1 Martoyudan Magelang. Setelah lulus SMA, Susanto tidak berniat untuk kuliah dan memilih untuk langsung bekerja.

Berkaitan dengan kehidupan pribadinya, Susanto dokter gadungan menikah dengan perempuan bernama Siti Masrotun pada 2003. Dari pernikahannya mereka dikaruniai anak perempuan. Sayangnya, pernikahan itu tidak bertahan lama.

Ulah Susanto Ketahuan Saat Perpanjangan Kontrak

Tipuan dokter gadungan Susanto akhirnya terbongkar tatkala PT PHC hendak melakukan perpanjangan kontrak kerja. Namun, pihak manajemen PHC menemukan ketidaksesuaian antara hasil foto dengan Sertifikat Tanda Registrasi (STR) yang dikirimkan Susanto.

Setelah diperiksa, data yang digunakan Susanto sebenarnya adalah milik dr Anggi Yurikno. Seorang dokter di Rumah Sakit Umum Karya Pangalengan Bhakti Sehat, Bandung, Jawa Barat.

Susanto menggunakan data-data dan ijazah milik dr Anggi Yurikno untuk bekerja di klinik milik PT PHC.

Dalam melancarkan aksi memalsukan data, Susanto hanya men-scan ulang data dan foto asli diganti dengan fotonya.

Kemahiran dokter gadungan lulusan SMA yang memalsukan dokumen pun lolos seleksi dokter hingga bekerja sebagai dokter di klinik OHIH PT PHC selama dua tahun.

Susanto mengklaim mendapatkan upah hingga Rp7,5 juta per bulan, termasuk tunjangan lain dari PT PHC.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rekam Jejak Susanto Dokter Gadungan Lulusan SMA

Berikut ini rekam jejak Susanto dokter gadungan:

1. Pernah bekerja di RS Gunung Sawo

Pada 23 Maret 2011, Polres Kutai Timur pernah melakukan pengecekan langsung di RS Gunung Sawo, mengenai status tersangka yang pernah bekerja selama 2 bulan dari Februari hingga April 2008.

2. Jadi Dirut RS di Grobogan

Susanto yang hanya lulusan SMA ini juga pernah bekerja di RS Habibullah di Jalan Raya Tahunan, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah.

AKP Sugeng Subagyo yang memimpin tim penyidik yang membawa tersangka dokter gadungan, Susanto, melakukan penelusuran ke rumah M Abdul Rauf, Ketua Yayasan RS Habibullah.

Diketahui Susanto pernah diangkat sebagai Dirut pada 2008. Setelah itu dia pamit ke Surabaya, dan tidak muncul lagi.

3. Dokter Puskesmas di Grobogan

Saat menjadi Dirut RS Habibullah, Susanto juga merangkap sebagai dokter di Puskesmas Gabus di Jalan Raya Sulursari, Kecamatan Gabus, Grobogan. Pekerjaan itu dilakukan pada tahun 2006, selama sekitar 1 tahun.

4. Kepala UTD PMI

Susanto juga pernah bekerja di di Palang Merah Indonesia (PMI) Grobogan, sebagai Kepala UTD selama 3 tahun dari tahun 2006 sampai 2008. Di tiga tempat di Grobogan, tersangka memakai nama dr Susanto.

5. Pernah jadi dokter Obgyn

Masa kerja di tiga instansi itu berakhir setelah Susanto pergi ke Kalimantan Selatan untuk bekerja sebagai Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi atau dikenal juga Obgyn di RS Pahlawan Medical Center, Kandangan.

Namun, baru lima hari bertugas, kepalsuannya terungkap setelah ketahuan grogi dan hampir salah penanganan saat operasi caesar.

Selanjutnya, Susanto dilaporkan oleh Direktur RS tersebut dan diproses pidana Polsek Kota Kandangan, dan dijatuhi vonis oleh PN Kandangan selama 20 bulan.

Sebelumnya Susanto juga pernah bertugas di RS Gunung Sawo Temanggung.

6. Jadi dokter di 2 RS Sangatta

Setelah mengelabui sejumlah instansi kesehatan di Jawa Tengah, Susanto melakukan aksinya di Kalimantan Timur pada tahun 2011. Dokter gadungan ini berhasil masuk di RS Sangatta Occupational Health Center (SOHC) dan RS Prima Sangatt.

Aksi Susanto ini akhirnya diketahui hingga kasusnya diusut Polres Kutai Timur. Saat itu, polisi juga mengungkap fakta bahwa Susanto juga berencana melakukan aksi serupa di Palangkaraya, karena telah ada KTP setempat atas namanya.

7. Tipu PT PHC

Aksi Susanto menipu PT PHC sebagai dokter selama dua tahun akhirnya terbongkar. Ia diketahui menerima gaji sebesar Rp 7,5 juta per bulan dengan identitas palsu.

Sejumlah dokumen palsu yang ia dapat dari internet, seperti Surat Izin Praktik, Ijazah Kedokteran hingga sertifikasi Hiperkes.

3 dari 3 halaman

Pernah Grogi Saat Operasi

Satu cerita saat Susanto menjadi dokter obgyn di Kalimantan Selatan. Kedoknya terbongkar saat melakukan operasi lantaran dirinya terlihat grogi.

"Pada saat masuk operasi caesar, dokter Susanto gadungan ini grogi dan salah satu perawatnya mengetahui itu kemudian melapor ke direktur," ujar Wakil Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sekaligus mantan Ketua IDI Grobogan, Telogo Wismo, saat 'Press Conference IDI: Kasus Dokter Gadungan' pada Kamis, 14 September 2023.

Setelah mengetahui hal yang tidak beres, direktur rumah sakit di Kalimantan lantas melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

"Dari kejadian itu sempat diproses secara hukum dan mendapatkan hukuman 20 bulan," ujar Telogo.

Telogo mengatakan bahwa insiden tersebut hanya satu dari banyak kasus yang menyebabkan terbongkarnya Susanto sebagai dokter gadungan.

"Itu hanya kasus yang menjadi pemicu terbongkarnya dokter Susanto sebagai dokter gadungan. Yang lain-lain sebetulnya banyak," katanya.

Berkali-kali Memalsukan Ijazah

Selang kabar dari Kalimantan yang terjadi beberapa tahun lalu, Telogo mendengar viralnya Susanto yang bekerja di klinik di jaringan PT PHC.

"Saya mendapat kabar kalau dia mendapat pernah hukuman begitu. Dan sekarang ini viral dan orang itu lagi, jadi dia berkali-kali memalsukan ijazah-ijazah," pungkas Telogo

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.