Sukses

Polusi Udara Bisa Bikin Kulit Jadi Kering, Lama-lama Cepat Keriput

Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat membuat kulit cepat keriput.

Liputan6.com, Jakarta - Paparan polusi udara dalam jangka panjang ternyata dapat berujung membuat kulit cepat keriput. Kondisi ini dapat dikatakan merupakan salah satu tanda penuaan dini.

Dokter spesialis kulit dan kelamin Maylita Sari menerangkan, dampak polusi udara terhadap kesehatan kulit bisa mengganggu struktur jaringan kulit. Ini karena adanya paparan partikel polutan yang menempel di kulit maupun yang terhirup lewat saluran napas.

"Iya, jadi selain matahari, bahan-bahan polusi, radiasi itu bisa mengakibatkan penuaan dini. Karena kan otomatis mengganggu struktur kulit dan juga sel-sel kulitnya," terang Sari saat berbincang dengan Health Liputan6.com usai media briefing 'Pentingnya Pencegahan Cedera Kulit Akibat Perekat Medis (MARSI)' di Veranda Hotel Pakubuwono, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

"Yang tadinya, misalnya terus ketika ada polusi, sel-sel imunnya bangun gitu ya. Nah itu terus sel-sel imun lama-lama akan akan bekerja lebih keras daripada orang yang tidak kena polusi."

Permudah Kulit Jadi Keriput

Awal mula keriput, lanjut Sari, dimulai dari kulit menjadi kering dulu.

"Tentunya akan memudahkan jadi keriput. Kan tadinya kering ya kalau kulit kering itu memang jangka lama jadi keriput," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tergantung Kadar Polutan

Ketika ditanya, berapa lama dampak polusi udara bisa sampai mengakibatkan kulit kering dan keriput?

Maylita Sari menjawab, hal itu tergantung kadar polutan di udara.

"Nah, itu tergantung dosisnya (kadar polutan). Kalau dia terus-terusan di luar, terus di lokasinya kadarnya tinggi ya tentu bisa lebih cepat (dampak dirasakan). Tergantung masing-masing tempat," imbuh Sari yang juga Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI).

"Kalau dia sehat-sehat aja, ya lebih lama gitu kena dampaknya. Kemudian kondisi kulit juga berpengaruh. Kalau sudah ada kelainan gitu juga mempercepat keluhan. Bisa jerawatan juga."

3 dari 4 halaman

Hambat Produksi Kolagen

Polusi udara dipercaya ampuh membuat kulit mengalami penuaan dini. Kulit menjadi lebih cepat tua dan keriput. Lantas, mengapa bisa demikian?

Dokter spesialis kulit dan kelamin Dhelya Widasmara menjelaskan, bahwa polusi udara mengandung radikal bebas yang bisa menghadang kolagen untuk diproduksi oleh kulit manusia.

"Polusi menghasilkan radikal bebas. Sedangkan kulit kita butuh kolagen untuk supaya kulit kita bisa tetap bagus atau tetap tidak berkerut, kolagennya tetap ada, hidrasinya juga tetap," ujar Dhelya dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ditulis Sabtu, (29/7/2023).

"Nah, si radikal bebas kalau masuk ke kulit, dia itu seperti menghambat produksi kolagen. Jadi kulit kita tidak bisa memproduksi kolagen kalau misalnya ada polusi."

Kulit Alami Penuaan Dini

Dhelya mengungkapkan, polusi udara itulah yang akan menghambat terjadinya produksi alami kolagen. Alhasil, kulit bisa mengalami penuaan dini karena produksi kolagennya terhambat polusi udara.

"Polusi masuk ke pori-pori wajah, pori-pori kulit, dan sebagainya. Kemudian dia menangkap rantai-rantainya si kolagen sehingga tidak bisa diproduksi lagi," katanya.

4 dari 4 halaman

Kekencangan Kulit Turun

Setelah rantai kolagen ditangkap oleh polusi, yang terjadi selanjutnya adalah kulit perlahan akan menghasilkan kerutan dan menurun kekencangannya.

"Kalau kolagen gak bisa berproduksi, otomatis kulit kita nanti akan jadi berkerut. Enggak bisa lagi kencang. Fungsi kolagen di sini kan untuk mengencangkan kulit," sambung Dhelya Widasmara.

Lebih lanjut, Dhelya mengatakan, selain berfungsi untuk menjaga hidrasi dan kekencangan kulit, kolagen turut berperan dalam memperkuat struktur kulit.

"Kolagen memperkuat struktur kulit, yang tadi saya bilang kenapa polusi bisa bikin tua. Orang kan sering (kulitnya) turun, nah fungsinya kolagen itu dia memperkuat struktur kulit, dia bisa mempertahankan kulit, hidrasi," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini