Sukses

Alasan Kucing Galak dengan Teman Baru, Salah Satunya Pertahankan Wilayah

Bagi pecinta kucing, memiliki satu ekor saja tentu tidak cukup. Namun, tak jarang ketika membawa pulang kucing baru, si penghuni lama malah marah dan menyerang teman barunya. Kenapa, ya?

Liputan6.com, Jakarta - Kucing memang manis dan menggemaskan, sehingga rasanya kurang jika hanya memeliharanya satu ekor saja. Mengadopsi satu kucing tambahan tentu tidak menjadi masalah bagi Anda, tetapi siapa sangka bahwa kawan satu spesiesnya malah tak terima dan terus menyerangnya.

"Jika Anda beruntung, mereka dapat saling mencintai dan menjadi teman baik," ucap Ashlie Saffire, DVM, seorang dokter hewan di Dublin, Ohio kepada Reader's Digest. "Namun, terkadang tidak demikian."

Tak jarang, anabul engan menyambut teman barunya dengan hangat. Sebaliknya, ia akan menggeram dan menyerang si pendatang baru karena menganggapnya musuh yang menginvasi tempat tinggalnya.

"Kemarahan kucing yang mem-bully lahir dari rasa takut," jelas Saffire. "Dia berusaha melindungi wilayahnya. Dan kucing yang diganggu juga takut. Keduanya mendesis dan menjerit dan membuat semua suara karena takut dan berusaha untuk terlihat besar dan menakutkan demi melindungi dirinya sendiri."

Berikut sejumlah alasan yang dapat membuat kucing bertengkar dan mem-bully teman barunya, yaitu:

1. Melindungi Sesuatu

Kucing adalah hewan yang mudah bergaul tetapi hanya jika ia merasa ada sumber daya yang cukup untuk semua orang. Bagi kucing, sumber daya berarti akses mudah ke makanan, air, hingga kotak pasir.

"Itulah masalah nomor satu yang saya lihat dalam keluarga yang memelihara lebih dari satu kucing di mana mereka memanggil saya karena mengaku memiliki kucing yang suka membully atau berkelahi," ucap ahli perilaku kucing bersertifikat Pam Johnson-Bennett kepada Reader's Digest.

"Jika jalur kucing ke kotak pasir diblokir oleh kucing lain, atau satu-satunya cara bagi kucing untuk sampai ke mangkuk makanan atau air adalah dengan melewati garis musuh, ini dapat berakhir dengan pertengkaran."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Kepribadian yang Bertolak Belakang

Sama seperti manusia, masing-masing kucing memiliki kepribadian yang berbeda, dan salah satu kucing mungkin secara alami lebih dominan daripada yang lain. "Jika Anda memiliki satu kucing yang sangat ramah serta satu kucing yang pendiam dan penakut, ini akan menjadi faktor penyebab pertengkaran," jelas Saffire.

Kucing yang tidak dibesarkan bersama mungkin juga memiliki keterampilan sosial yang berbeda.

"Salah satu kucing mungkin melakukan gerakan untuk mengajak bermain tetapi kucing lainnya salah membacanya dan merasa terancam," tutur Johnson-Bennett. "Dan ada beberapa kucing, sama seperti manusia, yang jelas lebih nyaman jika tidak memiliki teman sekamar."

3. Tidak Pernah Diperkenalkan dengan Benar

Ketika Anda membawa kucing baru ke rumah yang sudah ada kucingnya, bagaimana cara Anda memperkenalkan mereka akan berpengaruh terhadap perilaku mereka ke depannya.

"Kesalahan terbesar yang saya lihat adalah terburu-buru memperkenalkannya dan berharap kucing dapat beradaptasi sendiri," kata Johnson-Bennett.

"Anda harus mengambil langkah-langkah kecil dan melakukannya secara bertahap, membantu semua kucing merasa nyaman dan aman. Perkenalan yang terburu-buru membuat semua kucing mengaktifkan mode bertahan hidup karena merasa terancam."

3 dari 4 halaman

4. Mempertahankan Wilayahnya

Kucing memiliki area tidur dan area bersantai yang dianggap sebagai miliknya sendiri, terkadang termasuk pangkuan pemiliknya. Ketika ia melihat kucing lain berada dalam wilayahnya, itu dianggap sebagai serangan.

"Kucing bersifat teritorial," kata Saffire. "Itu ada dalam DNA-nya. Di alam liar, kucing akan mengklaim wilayah yang sangat luas. Jadi, apa yang terjadi ketika kita membawanya ke rumah dan memaksanya untuk hidup bersama di ruang yang sangat kecil? Ini tentu bisa menjadi pemicu bullying."

"Apa yang orang sebut sebagai 'mem-bully' sebenarnya adalah tindakan yang dilakukan oleh kucing yang merasa terancam," kata Johnson-Bennett.

Cara Mengatasi Kucing yang Bertengkar

Adapun cara untuk menangani pertengkaran kucing, antara lain:

1. Singkirkan Kemungkinan Adanya Gangguan Medis

Terkadang kucing menyerang karena merasa tidak nyaman, jadi sebaiknya pastikan bahwa emosinya tidak disebabkan oleh masalah medis tertentu.

2. Nilai Situasi

Gambar denah rumah Anda dan tandai di mana letak makanan, air, kotak pasir, dan area bersantai favorit kucing, serta tempat-tempat di mana pertempuran kecilnya biasanya terjadi. Zona masalah kemungkinan berhubungan dengan aktivitas salah satu kucing yang melewati ke apa yang dianggap kucing lain sebagai wilayahnya.

4 dari 4 halaman

3. Tempatkan Kebutuhan Kucing di Berbagai Titik

Tempatkan mangkuk makanan dan air di berbagai area di rumah Anda.

Ini bukan perkara memiliki banyak mangkuk makanan, melainkan di mana Anda menempatkannya.

"Jika semua mangkuk ada di dapur, Anda memaksa kucing untuk makan bersama atau salah satunya melewati wilayah kucing lain untuk mendapatkan makanan. Sebaliknya, jika Anda menempatkan sumber makanan di berbagai titik, tidak ada alasan untuk bertengkar," ujar Saffire.

4. Beri Waktu untuk Sendiri

"Anda bisa memisahkan kucing di malam hari dengan meninggalkannya di berbagai bagian rumah guna memberi mereka waktu untuk tidak perlu khawatir akan kemungkinan kucing lain akan menerkamnya atau kehilangan akses ke makanan," tutur Saffire.

5. Selesaikan sebelum Masalah Menjadi-jadi

Jika masalah mulai muncul, solusi terbaik adalah menghentikannya sedini mungkin. "Jika Anda dapat cepat menyadarinya, mengalihkan perhatian keduanya adalah hal yang paling penting," kata Saffire.

"Makanan, camilan, mainan—apa pun. Cobalah untuk mengalihkan perhatian mereka berdua sehingga tidak terpaku satu sama lain. Akan tetapi, Anda tetap harus mencari tahu apa alasan mereka hendak bertengkar sehingga dapat mencegahnya terjadi lagi di masa depan.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini